Bu Kok Ling hanya tertawa mendengar ancaman Ryu Zhen. "Aku tidak takut terhadap ancamanmu, Pendekar Naga Emas! Pedang Naga Emas tidak pantas berada di tanganmu! Serahkan saja sekarang padaku maka Kau boleh pergi! Urusanku hanya dengan Zhou Shen!" Mendengar Pendekar Neraka ini menyebut Zhou Shen membuat Ryu Zhen penasaran dengan alasan wanita bertopeng merah ini mencari Pendekar Pedang Naga Emas yang juga dibencinya ini."Ada urusan apa kamu mencari si pengecut Zhou Shen?' tanya Ryu Zhen.Bu Kok Ling malahan heran dengan Ryu Zhen yang menyebut Zhou Shen sebagai pengecut padahal dia memegang Pedang Naga Emas milik Zhou Shen. "Kamu mencuri pedang ini ya?" tanya Pendekar Topeng Merah ini.Ryu Zhen mendengus kesal dengan tuduhan Bu Kok Ling ini. "Pedang Naga Emas ini milikku, si pengecut Zhou itu yang mencurinya dariku!" serunya. Matanya menatap Bu Kok Ling dengan tajam, seakan hendak menelan hidup-hidup Pendekar Topeng Merah yang meremehkan kemampuannya ini."Apa buktinya kalau Pedang Na
Pesona kecantikan Bu Kok Ling tidak serta merta membuat Ryu Zhen hanyut ke dalam asmara dan romantisme yang berlebihan. Wajah Ryu Zhen yang tadinya mulai ceria, menjadi sedingin es kembali saat Bu Kok Ling menanyakan alasan dia begitu membenci Zhou Shen. "Dia telah menghianatiku! Aku membantunya menjadi pendekar terkenal, tapi dia malahan ingin menyingkirkanku!"Ryu Zhen terlihat berapi-api saat mengeluarkan kata-kata pedas tentang Zhou Shen. Entah apa maksudnya dengan Zhou Shen menghianatinya, padahal dia tersegel di dalam tubuh Naga Emas.Melihat wajah Ryu Zhen yang begitu menyeramkan dan memancarkan aura pembunuh yang tinggi, Bu Kok Ling memutuskan tidak akan menanyakan masalah Zhou Shen lagi terhadap Pendekar Naga Emas ini. Mencari permusuhan dengan Ryu Zhen merupakan tindkan bodoh yang akan disesalinya karena diam-diam dia sudah menaruh hati terhaadap pemuda yang hatinya sedingin es, yang tidak mempan dan tertarik sedikit pun terhadap kecantikannya yang khas negeri Kayli. Negeri
Wu Shian memandang kepergian sahabatnya. "Setelah sekian lama, kamu memiliki teman lain juga, Ryu Zhen ... jangan-jangan temannya ini perempuan? Aiiish ... hebat sekali kalau begitu! Pendekar Sadis menemukan wanita idaman setelah sekian lama bisa melumerkan hatinya yang sedingin es! Hahaha!"Ahli Pedang ini tertawa terbahak-bahak yang menggetarkan seluruh perguruan Wu Tang. Bisa dibayangkan seberapa besar kekuatan seorang Wu Shian yang mungkin saja tingkat kependekarannya sudah melampaui ketua Wu Tang Pay, atau jangan-jangan Wu Shian juga Kultivator hebat seperti Ryu Zhen?*****"Kamu kemana saja? Sudah tiga jam aku menunggumu!" ucap Qin Feng sambil memasang wajah cemberutnya, saat Pendekar Naga Emas ini tiba di Kedai Mi yang terdapat di dekat pelabuhan.Ryu Zhen yang diserang oleh Qin Feng tampak tenang-tenang saja. Tidak ada permintaan maaf yang keluar dari dalam mulutnya melainkan sindiran tajam terhadap putri Kerajaan Assassin. "Baru tunggu tiga jam saja sudah cerewet begini! Baga
"Hufh!" Bunyi helaan nafas dari Putri Qin Feng disertai langkahnya yang terhenti oleh ucapan Ryu Zhen.Putri Qin Feng yang sudah beranjak pergi dari Kedai Mi ini kemudian kembali lagi dengan wajah cemberut."Kirain sudah tidak mau ajak aku ke Negeri Assassin?" ujar Ryu Zhen dengan pandangan yang biasa saja. Tidak ada rasa sesal di dalam ucapannya yang membuat Putri Qin Feng semakin kesal terhadap Pendekar Naga Emas ini."Kamu tidak ke penginapan untuk bersih-bersih?" tanya Putri Qin Feng saat Ryu Zhen sudah hendak beranjak pergi dari kedai mi.Pendekar Naga Emas ini mencium aroma kurang sedap dari pakaian yang dikenakannya. "Baiklah! Aku ikuti keinginanmu! Kita kembali ke penginapan saja dahulu untuk bersih-bersih dan ganti pakaian!"Putri Qin Feng tersenyum senang karena baru kali ini Ryu Zhen menuruti sarannya. "Kita beli pakaian buatmu dahulu! Jangan terus menerus memakai pakaian jubah emasmu ini ... terlalu menyolok di kota besar ini. Aku akan mencucinya untukmu biar bisa kamu pak
PLAAAK!Sebuah tamparan keras dari Ryu Zhen membuat Bandit Kultivator Shanxi ini terkejut karena gerakan Pendekar Naga Emas ini sangat cepat. Bahkan pukulan darinya tidak sempat menyentuh Ryu Zhen sama sekali, malahan wajahnya ditampar sampai merah."Kurang ajar! Beraninya kamu menamparku!" Bandit Kultivator yang bertubuh pendek ini langsung maju dengan cepatnya.PLAAAK!Tamparan keras kembali mengenai pipi kirinya setelah pipi kanannya merah dan bengkak oleh tamparan Ryu Zhen.Gerakan Ryu Zhen cepat sekali dan melampau gerakan Bandit Kultivator Shanxi ini. Bahkan terlihat kalau Bandit Kultivator Shanxi ini belum bergeraak sama sekali saat pipinya ditampar oleh Ryu Zhen.Kali ini wajahnya bertambah bengkak dan tidak karuan disertai darah yang mengucur dari wajahnya.Bukannya kapok dan mundur, Bandit Kultivator Shanxi ini semakin menjadi-jadi ... bahkan dia melarang kawanannya untuk maju membantunya."Bangsat! Kamu harus mati hari ini!" ujarnya sambil mengayunkan pedang besarnya yang m
Kembalinya Zhou Shen ke Kota Ming Yin disambut meriah oleh seluruh penduduk kota ini, yang memang sangat mengharapkan sosok Pendekar Zhou untuk menetap di kota mereka ini sehingga mereka merasa aman dari gangguan bandit ataupun kabut putih yang sewaktu-waktu bisa muncul kembali untuk meneror kota ini seperti dahulu.Gadis yang paling senang dengan kepulangan Zhou Shen adalah putri walikota Xin Yin yang memang sangat tertarik kepada Pendekar Pedang Naga Emas, yang sekarang dikenal sebagai Pendekar Naga Putih."Pendekar Zhou! Selamat datang!" sambut Xin Yin dengan senyum manis menggodanya.Zhou Shen masih tidak enak hati terhadap Xin Yin atas perlakuannya dahulu terhadap gadis ini."Aku sudah janji akan menikahi Xin Yin karena aku telah membuat gadis ini sengsara akibat perbuatanku dulu. Nanti saja aku bicarakan dengan Xiu Juan, semoga saja dia tidak marah padaku," gumam Zhou Shen dalam hati."Pendekar Zhou kenapa?" tanya Xin Yin sambil memegang tangan Zhou Shen.Dewi Naga Emas yang mel
"Kenapa kamu harus mengurusi Kota Ming Yin ini, Zhou Shen? Bukannya ini tugas walikota Mao?" tanya Xiu Juan dengan sedikit kesal. "Seharusnya kita sedang beristirahat di rumah besarmu sekarang!""Aku khawatir kabut putih misterius ini mengikutiku, Xiu Juan! Apa kamu tidak aneh kalau kabut putih ini baru muncul setelah aku kembali ke Kota Ming Yin?" tanya Zhou Shen."Tetap saja bukan urusanmu, Zhou Shen! Aku mengikutimu ke Kota Ming Yin ini untuk bersenang-senang denganmu sebelum aku kembali lagi ke Lembah Naga Emas!" ujar Xiu Juan."Kamu akan kembali lagi ke sana? Bukannya kamu akan tinggal di Kota Ming Yin ini bersamaku?" tanya Zhou Shen."Aku tidak pernah bilang akan selamanya tinggal di Kota Ming Yin! Kamu tahu aku membangun Lembah Naga Emas dengan susah payah, jadi tidak mungkin aku tinggalkan begitu saja. Kamu lupa kalau Pedang Naga Emas juga disimpan di Lembah Naga Emas?"Dewi Naga Emas ini terlihat tidak senang dengan Zhou Shen yang langsung saat itu juga berangkat ke pegununga
Danau Yin Nan masih saja sama seperti terakhir Zhou Shen mengunjunginya yaitu saat dia mendapatkan Pedang Naga Emas di dasar danau ini.“Jadi di sini kamu mendapatkan Pedang Naga Emas, Zhou Shen? Kenapa pedang ini bisa sampai di danau yang sangat terpencil ini ya?” tanya Xiu Juan penasaran. Gadis ini mendekati danau yang tampak tenang ini.“Hati-hati, Xiu Juan! Jangan tertipu oleh tenangnya danau Yin Nan ini!”Zhou Shen menyelidiki daerah sekitar danau yang belum pernah dimasukinya selama dia tinggal di kaki pegunungan Huashan ini.“Memangnya ada apa di dalam danau ini?” tanya Dewi Naga Emas yang mencelupkan kaKinya ke dalam danau.“Masih banyak makhluk buas yang konon tinggal di dalam danau Yin Nan ini, jadi ada baiknya kita berhati-hati!”“Kamu sudah tahu asal kabut putih ini? Apa benar ada kabut putih? Jangan-jangan pria terluka tadi sedang berhalusinasi!’ ujar Xiu Juan.“Kamu juga tidak percaya adanya kabut putih ini, Xiu Juan?’ tanya Zhou Shen.“Tidak ada tanda-tanda adanya kabut