Share

Pendekatan

Sebenarnya kehidupan baru Valerie yidak sepenuhnya buruk, atau bisa di bilang lebih baik dari kehidupanya sebelumnya. Elvano, walapun dia dingin, tapi ternyata ia telah mengatur para pelayanya dengan baik.

Mereka memiliki tugas masing-masing untuk membantu Valerie, mereka tidak membiarkan Valerie mengerjakan apapun seperti ibu yirinya yang kejam.

Mereka semua sangat menghormati Valerie layaknya seorang nyonya, walaupun usia Valerie memang jauh pebih muda dati mereka.

Jika di katakan bahagia, tentu saja bahagia, tapi di sisi lain ia juga ingin mendekatkan diri dengan suaminya. Tapi Valerie yang pemalu tidak tahu bagaimana cara melakukanya.

Seperti pagi inu, Valerie audah bangun sejak bermenit-menit lalu, ia juga sudah mandi dan siap memulai satapan. Tapi Elvano masih terlelap nyaman di atas ranjang, Ia ingin membangunkanya tapi bingung dan takut.

Mereka benar-benar tidak pernah bicara, Valerie bahkan baru tahu Elvano tidur bersamanya selama ini. Tentu hal itu karena saat Valerie tidur Elvano baru akan masuk kamar, sedangkan saat Valerie bangun Elvano pasti sudah sibuk dengan kegiatanya.

"bagaimana aku memanggilnya?" Gumam Valerie yang saat ini hanya bisa berdiri kaku di sisi ranjang tempat Elvano berbaring.

"Tu-Tuan.." Akhirnya Valerie memilih panghilan asing tersebut.

Tangan kecil Valerie mulai bergerak untuk mengguncang tubuh Elvano. "Tuan, Ay..." Valerie yang hendak kembali memanggil Elvano seketika bungkam ketika pria itu tiba-tiba membuka matanya dan langsung menatap Valerie.

Valerie jadi gugup dan salah tingkah, ia bingung harus bagaimana.

"ada apa?" tanya Elvano seraya bangkit dari pembaringanya.

"a-apa kau tidak bekerja? Ini... Ini s-susah pagi" Dengan wajah memrah Valerie berujar, ia berdiri tegak dan berusaha untuk menatap Elvano yang sedang duduk bersandar pada kepala ranjang.

Elvano diam, dia menatap sekelilingnya dengan mata tajam dan mengintimidasi. Valerie sampai merinding, Elvano seperti sedang mencari penyusup.

"Hm, pergilah lebih dulu" Kata Elvano setelah membuat Valerie terdiam dengan rasa takut.

Valerie dengan cepat mengangguk dan segera pergi dari sana, ia takut pada suaminya sendiri.

"Valerie"

Gadis itu baru saja menyentuh knpo pintu, tapi seketika berhenti dengan tubuh menegang ketika suaminya memanggilnya dengan suara berat dan serak.

"i-iya?" sahut Valerie tanpa berbalik badan.

"Terimakasih"

Valerie hanya mengangguk samar dan setelah itu segera pergi dari sana.

Ia bahkan melewatkan kesempatan langka, dimana saat itu Elvano sedang tersenyum karena merasa lucu melihat tingkah istri kecilnya.

.

Seperti yang Valerie katakan tadi, pagi ini adalah pertama kalinya mereka berbicara. Valerie merasa sedikit cangung, gugup, takut dan bahagia di saat yang bersamaan.

Tapi ia berusaha untuk fokus pada kebahagianya saja, jadi dia terus tersenyum di sepanjang pagi ini. Para pelayan yang melihatnya juga ikut tersenyum, itu adalah senyuman Valerie yang paling tulus, tidak terpaksa seperti biasanya.

Tiba-tiba di tengah kehiatan sarapanya, Valerie di kejutkan oleh kehadiran Elvano yang ikut duduk disana. Mereka jarang berinteraksi, mengobrol saja tidak, apalagi makan bersama, itu tidak pernah.

Tapi sepertinya hari ini berbeda, mereka akan makan bersama selaykanya seorang pasangan.

"Tuan mau makan?" Valerie bodoh karena telah menanyakan itu.

Elvano hanya mengangguk dan akan segera menyiapkan makananya sendiri.

Tapi di saat seperti ini Valerie akan bersikap selayaknya seorang istri, ia akan melayani suaminya dengan ikhlas dan patuh.

Valerie mengambil alih piring milik Elvano, lalu dengan telaten mengisinya dengan makanan. Valerie juga tidak lupa menanyakan apa yang Elvano sukai.

ini tidak buruk, secuek apapun Elvano tapi jika dia tidak melakukan kekerasan pada Valerie, maka di mata Valerie dia adalah orang yang baik.

Mungkin di mulai dari pagi ini, Valerie akan sedikit lebih berani mendekati Elvano.Elvano adalah suaminya, Valerie berhak mendekatinya.

Kini untuk pertama kalinya, sepasang auami istri itu menikmati sarapan pagi mereka bersama. Dengan damai dan hikmat.

Sekali lagi, di pagi yang cerah ini, Elvano kembali menunjukan senyuman tipisnya yang tidak di sadari oleh siapapun.

itu senyuman tipis yang manis dan menggoda, dia lebih manusiawi saat tersenyum ketimbang ketika murung.

Valerie juga sesekali curi-curi pandang dengan melirik Elvano.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status