Hari ini Lisa dan juga Gilang pergi ke pasar untuk membeli di pan baru, karena di pan di rumah sudah rusak, gilang memutuskan untuk mengajak Lisa dan juga yang lainnya berkeliling di pasar sambil berjalan jalan bersama keluarga.Saat di pasar siapa sangka jika Lisa harus bertemu dengan mantan suaminya yaitu Tomi, Tomi tertegun ketika melihat wajah Lisa yang sekarang, cantik, bersih, dan juga wangi bahkan berpenampilan modis.Tidak seperti waktu bersama Tomi, kucel dan dekil bagikan orang yang tidak terurus."Lisa," ucap Tomi ketika Lisa dan Tomi tak sengaja bertabrakan.Lisa hanya diam karena Lisa tidak ingin Gilang marah padanya dan menuduh yang tidak tidak, Lisa langsung mendekati Gilang tak menghiraukan Tomi.Mata Tomi membulat ketika melihat lisa yang seperti orang yang tak kenal dengannya."Mas, mari kita jalan sekarang," ucap Lisa mengajak suaminya pergi."Kenapa tidak melihat ke sana saja sayang, sepertinya di pan di sana bagus," kata Gilang."Tidak mas, di tempat lain pasti ad
Berapa terkejutnya mendengar bahwa Gilang diam diam tak sengaja mendengar ucapan mereka berdua, pak Usman dan juga Lisa membulatkan matanya.Berjalan perlahan mendekati Lisa dan juga pak Usman."Sayang, siapa itu Tomi? kenapa kamu tidak menjawab pertanyaan dariku?""Nak Gilang, Tomi itu tidak penting, sudah jangan di bahas lagi?" jawab pak Usman."Tapi pak, kenapa sejak tadi bapak dan Lisa membahas pria itu? lantas siapa dia? apakah dia ada hubungannya dengan istriku?" tanya Gilang pada pak Usman."Iya, dia adalah pria yang jahat, tidak punya perikemanusiaan dan juga ia adalah seorang ayah yang tidak bertanggung jawab terhadap anaknya sendiri, Mas, aku mohon jangan bahas soal dia, aku tidak ingin membahasnya, jika membahasnya hanya mengingatkan aku dalam kejadian di mana bersama orang itu, di hina, di siksa dan caci." Jawab Lisa."Maafkan aku, jika pertanyaanku membuat kamu menjadi teringat akan kejadian keji itu, lain kali mas tidak akan menanyakannya lagi sayang." Kata Gilang yang m
Pagi itu Lisa yang seperti biasa, aktivitas kesehariannya mencuci baju, membereskan rumah, masak dan juga menyiram bunga.Walau di rumah Bu Ranti ada asisten rumah tangga, namun Lisa selalu membantunya, tanpa sungkan dan berat tangan.Pagi itu Lisa menyiram tanaman bunga milik Bu Ranti, semua bunga bermekaran indah di pandang, air yang segar membasahi tanaman itu agar menjadi segar tak lagi layu."Ehem," suara deheman milik pria di belakang Lisa yang berhasil membuat Lisa terkejut setengah mati."Astaghfirullah," ucap Lisa seketika saat kaget."Maaf Nona, jika aku mengangetkan mu.""Mas, Aldo, ada apa?" tanya Lisa saya menoleh ke belakang ternyata itu Aldo yang sedang berdiri tepat di belakangnya."Tidak ada, aku hanya ingin melihat kamu, Hmm, maksudku, aku hanya ingin melihat kamu menyiram bunga itu saja tidak lebih." Jawabnya dengan menatap Lisa."Oh," Lisa hanya memberi Oh saja."Apa kamu tidak keberatan untuk aku berada di sini?"Lisa menggeleng, namun sebenarnya ia tak enak jika
Lisa yang sedang memasak tiba tiba saja di hampiri oleh Aldo. Pria tampan dengan berbadan sedikit kekar itu tidak pernah putus asa untuk mendekati istri dari saudaranya sendiri.Lisa yang sedang memasak pun bingung harus melakukan apa, sebenarnya hati Lisa tak enak jika Aldo selalu berada di rumah itu, ia benar benar bingung."Lisa, tolong buatkan saya kopi hitam ya? dan saya minta tolong kamu antarkan ke kamar saya," titahnya kepada Lisa."Tapi mas, kenapa tidak di minum di ruang tamu saja?""Aku lagi malas sekali untuk duduk di ruang tamu, kamu tidak keberatan bukan?"Lisa menggeleng lalu kemudian aldo pergi dengan tersenyum, Lisa segera membuatkan segelas kopi hitam untuk Aldo.tidak lama setelah itu, Galang datang dan Lisa sangat lega, Gilang yang melihat istrinya tersenyum pun terheran."Ada apa sayang?"Lisa tersenyum manis menatap suaminya itu, "wahai suamiku, boleh kah aku meminta tolong sesuatu padamu?""Tentu sayang, mau minta tolong apa?""Sayang, tolong antarkan kopi ini p
Hingga pada akhirnya Lisa dan juga Gilang telah menikah sudah satu tahun, bisa pun hamil dan kehamilannya memasuki usia 5 bulan.Lisa mengandung anak dari pernikahannya bahkan Lisa juga tak menyangka jika dirinya bisa mengandung anak dari Gilang.Gilang mengadakan syukuran atas kehamilan Lisa yang ke 5 bulan dan bilang juga akan melaksanakan syukuran kembali di saat usia 7 bulan. karena Gilang begitu bahagia atas kehamilan istrinya ia akan mengadakan syukuran dari usia 5 bulan dan juga 7 bulan.Lisa juga diajak oleh gilang untuk melakukan USG. dan mereka mendapatkan hasil USG menunjukkan bahwa jenis kelamin anak Lisa dan juga Gilang adalah laki-laki.Gilang begitu sangat bahagia karena anak pertamanya adalah perempuan dan anak kedua adalah laki-laki. Menurut Gilang kini hidupnya begitu sempurna Kiki juga sudah mulai belajar berbicara dan Lisa telah mengandung anaknya."sayang mas ngadain syukuran ini untuk mengucap rasa bahagia mas karena kamu sudah hamil dan Kiki akan mendapatkan adik
"Yaelah kayaknya kagak ada sasaran empuk nih buat ngisi kantong. Mana gue haus banget lagi, duit juga kagak ada, gue lupa, nasib banget kalau jadi orang pelupa, gini amat yaelah," gerutuk Kiki saat sampai di kampus.Saat Kiki duduk dimejanya, tiba tiba ia melihat teman sekelasnya itu hendak membeli minuman namun dia malas untuk keluar."Kiki, Lo mau beliin gue makanan sama minuman kagak?""Pucuk dicinta duitpun tiba! Yaelah kalau beginikan gue bisa ngisi kantong. Hehe," gumam Kiki dengan peringas peringis."Lu mau kagak? Ngapain lu cengengesan? Kesambet Lo ya?""Iya iya Des gue mau. Mana duitnya?" kila mengulurkan tangannya meminta uang dari temannya untuk berbelanja."Nih. Itu upah lu lima ribu, dan sisanya Lo balikin ke gue""Iya beres""Tapi ingat ya?""Apa lagi sih Des?""Jangan Lo korupsi. Lima ribu aja buat Lo. Itu masih ada kembalian dua puluh entar Lo ambil lima ribu berarti masih lima belas di gue""Iya iya. Bawel amat lu. Kagak percayaan sama gue""Ya udah Sono lu, ngapain m
Lisa menatap ke arah Gilang dan juga Kiki."Kenapa malah pada ketawa?""Tidak, tidak ada, hanya lucu saja." Jawab Gilang dengan terkekeh."Mas pasti sama kan ngatain Lisa sama seperti Kiki?""Tidak jangan suuzon dong sayang," jawab Gilang."Iya itu Ibu mah sok tahu," jawab Kiki dengan terkekeh."Udah diem kamu Kiki, hati ibu sedang tidak baik baik saja, mana kejutannya? Sini ibu mau lihat apa coba?""Yaelah. Kagak mau ditebak tebak dulu gitu ya? Biar kesannya menegangkan gitu.""Alah udah kagak usah. Jantungan yang ada kalau tegang, udah mana sini kasih ke ibu, apaan kejutannya Ki?"Kiki memperlihatkan amplop yang ia pegang ditangannya lalu memberikan kepada ibunya."Tara.....!!! Nih buat Ibu, diambil aja jangan malu malu kayak sama anak tiri aja. Hehe""Apa ini maksudnya ya? kok ayah tersungging." Kata Gilang menyipitkan mata namun tersenyum."Iih ayah, baperan deh, kayak yang Sono noh," kata Kiki lalu terkekeh."Siapa?""Itu tuh."Lalu Kiki dan juga Gilang terkekeh bersama, ayah dan
Tak lama Kiki pun keluar dari dalam ruangan tempat baju itu. Saat dia keluar ia menabrak pria yang tadi mengajaknya kemall untuk pergi beli baju."Aduh...!!" Ucap mereka bersamaan saat tak sengaja bertabrakan.Mata pria itu membulat sempurna saat menatap Kiki dan Kiki memegang keningnya yang terhentuk tubuh pria itu."Astaga!!! Lo ngapain masih pakek baju butut itu. Lo kagak denger apa yang gue bilang sama Lo!"Kiki menantap pria itu. Mata kiki membulat sempurna dan mengepalkan tangannya.Plak!!!Sebuah tamparan berhasil mendarat di pipi mulus pria itu."Heh cowok kaya. Gue tahu Lo itu kaya raya, tapi Lo gak bisa hina baju gue sembarangan. Gini gini gue beli baju hasil keringet gue sendiri, gak pakek keringet bapak Lo ya!" Tunjuk Kiki memaki pada pria itu."Sialan ni cewek. Lo kira tangan Lo itu kagak sakit apa nampar gue? Wajah gue ini berharga dan perawatannya mahal. Lebih mahal dari baju murahan Lo itu." "Apa Lo bilang!!! Murahan. Sialan Lo!"Plak!!Kiki kembali menampar pria itu.