"Kerja sama apaan nih? Kagak ngerampok kan??" Jawab Kiki ngasal."Yaampun sumpah ya, isi otak Lo itu kriminal terus. Kagak ada apa ya yang waras isi otak Lu??" Ujar Reza dengan menatap kesal ke arah Kiki.Lalu Kiki hanya mengedipkan matanya dan memanyunkan bibirnya dengan menyilangkan kedua tangannya kedada."Udah deh, Lo gak usah banyak mikir. Mending Lo ikut aja rencana gue, dan Lo bisa dapat duit!""Kalau gua dapat duit dari dia, bisa untuk nambahin tabungan gue nantinya, dan gue kan emang lagi butuh banget itu duit." Batin Kiki dalam hatinya."Mau kagak Lo? malah bengong!" Ucap reza."Berapa Lo akan gaji gue?"Reza membisikkan kepada Kiki, seketika Mata kiki membulat sempurna saat mendengar bisikan nominal yang akan di bayar oleh Reza pada Kiki."Gimana, Lo setuju?""Gua kagak denger Lo ngomong apa? telinga gue geli doang. Seperti ditiup Lo?' kata Kiki dengan tersenyum."Astaga!" Jawab Reza."Lo ngomong yang bener dong, kenapa harus bisik bisikkan segala sih?" kata Kiki, yang sebe
"Awas aja Lo, kalau nafsu sama gue. Gue gak akan tinggal diam!" Ancam Kiki menatap ke arah Reza."Iya iya. Kita itu hanya nikah kontrak dan gak akan saling jatuh cinta. Faham!" Tegas Reza."Tapi Lo harus bener bener janji sama gue. Setelah pernikahan lima bulan, Lo akan ceraikan gue!""Iya udah beres itu. Lo kagak usah khawatir. Lagi pula cerai Lo sama gue, Lo masih utuh kok. Kaki tangan Lo masih dijamin lengkap, bahkan Lo juga bakalan dapat duit. Kurang baik apa coba gue sama Lo??""Gue cuma takut, gue dilecehkan sama Lo!" Tunjuk Kiki pada Reza."Lo gak usah berfikir jelek deh tentang gue, gue gak serendah itu, dan gue bukan tipe cewek yang ingkar janji.""Bagus deh kalau gitu, soalnya gini gini gue laki laki baik, ya." Sambung Reza."Baguslah kalau begitu!" kata Kiki."Jadi Lo mau kan? ini deal!""Iya deal. Martabak gue ambil, dan uang jangan lupa Lo siapkan!""Tenang aja Lo, soal duit pasti gue siapkan. Orang kaya ni!""Mana gue tahu, Lo kaya atau gaknya!""Udah deh. Besok orang tua
Saat selesai pertunangan beberapa hari yang lalu, kemudian Reza dan juga Kiki melakukan resepsi pernikahan.Kiki keluar dari dalam kamar semua mata tertuju kepadanya.Dengan riasan wajah yang begitu cantik, anggun menjadi satu. Tampak semua mata terpesona memandang Kiki ketika ia keluar dan melangkah menghampiri calon pengantin pria yaitu Reza."Wow, cantik banget ya, pengantin wanitanya!" Ucap para tamu undangan memuji kecantikan Kiki ketika melihat Kiki."Nggak sia sia Reza cari istri!" Ucap para tamu undangan yang lainnya saat melihat kedatangan Kiki.Reza menghampiri Kiki dan meraih tangannya lalu mengajaknya duduk di depan penghulu untuk melakukan ijab Kabul."Lo, kalau di depan umum senyum dong, jangan begitu kenapa sih?" Lirih reza pada Kiki."Lo, kagak tahu rasanya dimake-upin begini. Wajah gue rasanya kaku banget yaampun!""Santai aja kenapa sih, jangan norak. Lihat mata umum memandang Lo, dengan kekaguman dan penuh ketakjuban!" Lirih reza lagi."Bawel Lo!" bantah Kiki pada R
Pukul tiga malam, Kiki belum bisa terpejam oleh tidurnya, ia pun menatap Reza di atas sofa.Sedang terbaring tidur di sana tanpa selimut yang menghangatkan tubuhnya.Kiki yang menatap kasihan terhadap suaminya itu, Kiki meraih selimut miliknya dan lalu memberikannya untuk Reza, di selimuti Reza oleh Kiki dan lalu sesaat menatap ke arah wajah tampan suaminya, Reza."Sebenarnya kamu itu pria tampan, tapi kamu itu menyebalkan, bahkan sifat mu yang kaya dan juga angkuh membuat aku terkadang ingin sekali mencekik leher mu." Batin Kiki dalam hatinya ketika menatap Reza, lalu kemudian Kiki pun kembali ke ranjang kasur miliknya dan kembali merebahkan tubuhnya di sana hingga matanya pun kemudian terlelap.Keesokan paginya, Reza terbangun, mengerjapkan matanya karena silau oleh pantulan cahaya matahari menyinari seluruh ruangan kamar miliknya.Pantulan sinar matahari itu masuk lewat celah celah jendela yang telah di buka tabirnya oleh Kiki di pagi itu.Reza membuka matanya dan menatap ranjang k
Saat Kiki pulang bekerja, dirinya tidak langsung pulang ke rumah Reza melainkan Kiki pulang ke rumah orang tuanya, entah kenapa dirinya begitu merindukan kedua orang tuanya. padahal satu hari menikah tidak boleh ke mana pun namun Kiki sudah pergi bekerja dan juga pergi menemui orang tuanya.drrrtt.... drrrtt....suara telfon berdering."Reza," lirih Kiki melihat nama yang tertera di layar ponselnya itu."Hallo zaa, ada apa??" kata Kiki dengan mengangkat telpon."Lo di mana?""Gue lagi otw nih." Jawabnya."Otw ke mana Lo?""ke rumah orang tua gue," jawabnya enteng."Ya elah, Lo ngapain balik lagi ke sono? Lo mau buat gue terlibat masalah di rumah ni?""Ya gak zaa.""Terus, Lo ngapain ke sana?""gue ke sana karena gue rindu orang tuaku gue, emang apa salahnya gue bertemu dengan orang tua gue kan nggak ada salahnya ya?""Lo itu nggak ada izin gue, tiba-tiba lu pergi, terus kalau orang tua gue nanyain lo gue harus jawab apa?""ya bilang aja, gue pulang, udah beres kan!""Gila Lo, ya kali
Kiki terdiam di dalam kamarnya, Kiki memikirkan sesuatu bagaimana agar pernikahan Reza dan juga dirinya itu segera berakhir, agar Kiki segera mendapatkan bayaran yang telah Reza janjikan padanya itu."Aku harus mencari cara agar aku dan juga Reza segera berpisah." Kata Kiki berkata sendirian.Tak lama sebuah ketukan pintu terdengar di telinga Kiki, Kiki menoleh ke arah suara ketukan itu dan tak lama orang tua Reza masuk ke dalam kamar Kiki.Terlihat senyuman yang terpancar dari raut wajah orang tua Reza dengan menatap ke arah Kiki yang sedang duduk di atas ranjang kasur milik Reza itu."Maaf nak, jika mama menganggu waktu istirahat kamu," kata mama Reza dengan menemui Kiki di dalam kamar."Tidak ma, tidak apa apa, ayo masuk ma," kata Kiki mengajak orang tua Reza segera masuk ke dalam.Orang tua Reza pun masuk ke dalam kamar dan kemudian duduk di atas sofa yang ada di dalam kamar itu."Kiki, tadi kamu ke mana?""Tadi, tadi kapan ya Ma?""Tadi siang, kata bik Jum kamu pergi?""Oh itu, i
"Kerja!" sahut Reza yang tiba tiba saja datang dari entah arah mana, mata Kiki menatap ke arah Reza dengan tatapan kesal."Sialan! ngapain dia pakek nongol segala." Batin Kiki saat menatap Reza datang."Apa benar itu Kiki?" tanga Bu Elen pada Kiki dengan menatapnya penuh tanda tanya."Iya ma, Kiki mau bekerja," jawab Kiki pada Bu Elen."Kenapa kamu harus kerja Kiki, nanti apa kata ibu dan ayahmu jika mereka tahu kamu masih bekerja, kamu itu sekarang sudah menjadi seorang istri dan tugasmu itu hanya di rumah, kenapa kamu malah masih bekerja?""Reza, apa kamu tidak memberikan uang kepada istrimu? kenapa dia masih bekerja?"Mata Reza membulat sempurna, "Ya Tuhan, kenapa mama menyalahkan Reza?""Ya habisnya bagaimana? ini istri kamu berangkat terus bekerja, sementara menjadi istri kamu saja baru dua hari.""Ya mana Reza tahu? Mama tanya saja dengan Kiki,"***Setelah drama rumah tangga yang heboh dengan adanya Kiki bekerja, akhirnya Kiki memutuskan untuk hari ini libur bekerja, Kiki kemba
Betapa terkejutnya Kiki setelah mendengar ucapan wanita itu, ternyata wanita cantik yang ada di hadapannya saat ini itu ternyata bunga, bunga wanita yang telah meninggal Reza di kala itu dan memilih pergi bersama pria lain."Maaf bunga, jika sekiranya aku membuat kamu tersinggung atau apa, tapi bukankah kamu bilang sendiri waktu itu, bahwa aku bukanlah pria yang kamu mau, tapi pria yang bersamamu adalah kekasih idamanmu sejak lama.""Tidak, aku hanya berbohong padamu, sebenarnya itu adalah perjodohan, aku tidak mencintainya. Aku benar benar terpaksa melakukan itu, sekarang Papa dan mama ku menyesal atas keputusannya waktu itu, karena Julio bukan pria baik baik Zaa.""Aku berharap kita bisa seperti dulu lagi, aku ingin kita balikan lagi zaa, kamu mau kan?"Tangan bunga meriah tangan Reza dan menggenggamnya tanpa menyadari ataupun menghiraukan Kiki yang ada di samping mereka berdua."Sialan! mereka bermesraan di depan gue, benar benar tidak erotis, tidak menghargai orang lain," Gumam Ki