Duduk di depan cermin, sesosok wanita yang sudah tidak muda lagi mengusap lembut pipinya yang sudah terlihat keriput dan tidak kencang lagi, lalu dia mengoleskan beberapa lotion dan disapunya dengan bedak untuk mempercantik diri. Tidak bisa dipungkiri di usianya yang sudah tidak muda lagi, gurat kec
Tawa bahagia terdengar menggema di ruang keluarga. Lega, itulah yang kini di rasakan oleh Nadia, karena kedua orang tuanya akan kembali bersatu. Kecemasan yang semula Nadia rasakan kini sudah raib entah kemana, kala dia menyaksikan dengan mata kepala sendiri senyum bahagia terukir indah di bibir ked
Sebagai bukti atas baktinya kepada kedua orang tua, Nadia hanya bisa menuruti segala keinginan kedua orang tuanya tersebut. Termasuk rencana mereka untuk pulang ke desa dan tinggal menetap di sana setelah pernikahan Diandra dengan Alta. Tetapi satu rencana Permadi dan Noorma yang harus berubah, yait
Bumi bukanlah sosok yang baru bagi Rio maupun Bia. Selain dekat dengan keluarga Oetama, keluarga Argawinata selama ini juga dekat dengan keluarga Wibowo. Selain dekat dengan Rio, sejak kecil Ishana juga dekat dengan Bumi, anak dari seorang bodyguard kepercayaan keluarga Argawinata. Bahkan orang-oran
"Rio!" Suara yang hampir bersamaan memanggil Rio terdengar seperti sedang terjadi sebuah kericuhan, tak ayal membuat perhatian orang-orang berada di sana pun tertuju kepada sumber suara, termasuk pasangan pengantin yang berbahagia, yang saat ini sedang berbincang dengan beberapa teman. Tidak ingin
"Kak Bumi, layar ponselnya kenapa tidak dinyalakan? Bagaimana kita bisa mengikuti Kak Rio dan Isha?" tanya Bia dengan memberanikan diri. "Tadi hanya untuk memastikan saja," jawab Bumi seadanya, sambil tetap fokus mengemudi karena jalan terasa mulai ramai. "Kakakmu dan temanmu itu bukan orang yang k
Mungkin pantai memang merupakan tempat terfavorit bagi Rio, entah di kala suka, duka atau pun di saat dirinya sedang sedih, sulung dari tiga bersaudara itu akan datang ke tempat tersebut. Sepertinya hal saat ini, saat dia dipertemukan kembali dengan Ishana, pantai kembali menjadi tempat yang dia tuj
Rio berusaha untuk mengendalikan dirinya, dia tidak ingin melakukan kesalahan yang sama untuk kedua kalinya, karena jika hal itu sampai terjadi, Rio yakin Ishana tidak akan memaafkannya lagi. "Isha! Mengapa kau berbicara seperti itu? Apa kau memang sudah tidak ingin bersamaku lagi? Apakah sudah ada