Share

Kehancuran

“Mas Andi, terima kasih. Mas ‘kan yang mendonorkan darah buat aku? Anak mas juga, kenapa mas pasti sayang banget ya sama aku? Aku terharu mas,” ucap Tiara tidak tahu malu.

“Lihat Dek, perempuan tidak tahu malu seperti dia bahkan berani datang ke kandang musuh. Seharusnya kamu membiarkan dia mati saja kemarin,” ucapku.

Setiap melihat Tiara aku tidak bisa menahan emosi, hingga kata-kata yang keluar dari mulutku terlampau pedas dan menyakitkan untuk didengar.

Berkali-kali Ayu menyuruhku beristigfar, supaya aku lebih tenang. Untuk sesat mungkin bisa tetapi kalau terus-terusan berhadapan dengan Tiara aku bisa darah tinggi.

“Jangan panggil aku Mas kamu itu seumuran dengan anakku! Asal kamu tahu kalau bukan karena Ayu. Aku tidak sudi darahku mengalir di tubuhmu, belum puas kamu menghancurkan hidupku? Apa salahku, hah? Aku tidak pernah menyentuhmu! Kenapa kamu bersih keras menjadikanku ayah dari anakmu? Pergi dari rumahku! Jangan pernah datang lagi!”

Ayu tiba-tiba memelukku sangat erat, dia b
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status