Share

[Epilog]

Kala membawa setumpuk pupuk pada Didi yang sudah menunggu di sudut area tempat bibit sawi mulai disemai. Sudah dua hari sejak ia tiba di rumahnya, Kala menyibukkan diri di sini. Mungkin, area ini akan menjadi favoritnya menghabiskan waktu.

Sejak tahu mobil Civic milik Erwin masuk garasi, Kala menyingkir. Masa bodo dengan kedatangannya. 

Sementara di ruang tamu, Erwin disambut senyum ramah milik Nita. Rianto yang duduk sembari membaca koran lama, menyapanya hangat. Seperti kawan lama.

"Gimana Nak Erwin, bisnisnya lancar?" Rianto berbasa basi sejenak. 

Erwin mengulum senyum manis dengan sedikit bangga. "Minggu lalu baru deal. Akhirnya setelah negosiasi alot, bos besarnya mau juga untuk realisasi."

"Proyek apa kalau boleh tau, Nak?"

"Franchise kafe kopi yang terkenal itu, Pak. Soalnya pemilik nama enggak mau design kafenya dimodif. Susah sekali negonya."

Rianto menepuk bahunya sekilas. "Bagus berarti kamu kerja sama dengan orang seperti itu.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status