Share

Bab 497

Claude tidak menjawab, melainkan membuka penutup kopi, lalu merobek aluminium yang menutupi celah di atas sebelum menyesapnya.

“Rasanya biasa saja. Aku masih lebih suka kopi yang kamu buat sendiri,” kata Claude sambil menggoyang botol kopi di tangannya dengan nada yang terdengar agak mencela.

“Itu memang cuma kopi biasa kok. Ternyata kamu memang pemilih,” jawab Lillia dengan agak kesal.

Setelah mengobrol sejenak, Louis pun berjalan keluar. Mata dan bibirnya terlihat agak merah. Seharusnya, Moonela menciumnya dengan cukup bergairah.

Lillia bertanya dengan agak canggung, “Sudah selesai bicaranya?”

“Emm. Untuk sementara, aku akan tinggal di sini dan membiarkannya kembali ke Kota Pinang untuk memulihkan suasana hatinya,” jawab Louis dengan nada hangat.

Lillia hanya mengangguk tanpa menjawab.

“Kamu mau pulang bersamaku?” tanya Louis pada Claude.

Claude menjawab dengan ekspresi acuh tak acuh, “Nggak deh, aku masih ada urusan lain. Tapi, aku mau mengingatkanmu lagi. Moonela begitu marah karen
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status