Begitu pulang ke Kediaman Jaspal, Kelly langsung tidak berhenti menangis di ruang tamu.Edward oun buru-buru turun ke lantai bawah. Setelah melihat tampang Kelly yang begitu sedih, dia segera bertanya, “Sayang, ada apa?”“Mantan istrinya Claude itu Lillia. Apa kalian tahu, tapi nggak memberitahuku?” tanya Kelly pada Edward dengan berlinang air mata.Edward duduk di sisi Kelly dan hendak menjawab. Namun, begitu melihat pipi Kelly yang merah dan bengkak, dia segera bertanya, “Siapa yang memukulmu?”Kelly menjawab sambil menangis, “Lillia melihat aku dan Claude makan di restoran, lalu juga sengaja membawa beberapa pria makan di sana dan menggoda mereka untuk membuat Claude marah. Waktu aku berdebat dengan Lillia, Claude menamparku deminya.”Seusai berbicara, Kelly menangis makin kencang.Edward pun berdiri dengan marah, lalu segera mencari ponselnya dan hendak menelepon Claude untuk memakinya. Begitu melihat Kelly yang menangis tersedu-sedu, Imelda yang baru turun juga buru-buru memelukny
Ohara memegang sapunya erat-erat, lalu memelototi Edward dan Imelda sambil berseru, “Suatu hari nanti, kalian pasti akan menyesal!”Edward hanya mendengus. Dia mengira Ohara sedang berbicara tentang opini publik. Dia pun menjawab dengan tampang mengejek, “Aku nggak akan menyesal. Biarpun Kelly berbuat salah, kami akan tetap mendukungnya!”Imelda menatap Lillia dan berkata, “Kamu memang berbakat, tapi karaktermu malah begitu buruk. Kelly sudah berulang kali menyanjungmu, tapi kamu bukan hanya nggak menanggapinya, malah bekerja sama dengan Claude untuk mempermalukannya. Sebenarnya, kamu sudah tahu dari awal kalau kamu tetap nggak akan kalah meski Claude menyetujui perjanjian pernikahan dengan Keluarga Jaspal, ‘kan?”“Kamu tahu Claude menyukaimu, makanya kamu bisa membiarkannya tunangan sama Kelly dengan tenang. Selain bisa menyelesaikan krisis LMOON, kamu juga bisa menertawakan Kelly!”Lillia sama sekali tidak ingin menjelaskan apa-apa. Saat ini, pipinya sudah bengkak. Sangat jelas bahwa
Claude menatap Lillia dan berkata, “Kalau mereka datang mencari masalah lagi, teleponlah aku. Untung saja hari ini asistenmu juga sedang lembur dan meneleponku tepat waktu. Kalau nggak, aku nggak tahu akan sekacau apa tempat ini sekarang.”Bagaimanapun juga, Edward benar-benar akan menghancurkan Perusahaan LMOON.Lillia menggigit bibirnya tanpa mengatakan apa-apa. Malam ini, dia memang merasa marah. Namun, dia sebenarnya juga merasakan kesedihan yang tidak dapat dimengerti.“Kamu pulang saja dulu. Aku mau istirahat,” kata Lillia dengan nada yang agak dingin.Claude meliriknya, lalu bertanya, “Kamu sedih?”“Nggak,” jawab Lillia dengan ekspresi cemberut.“Kalau begitu, istirahatlah yang baik. Ingat, kalau mereka datang untuk mempersulitmu lagi, kamu harus meneleponku,” hibur Claude dengan nada lembut.Claude tahu dari mana datangnya kesedihan Lillia. Bagaimanapun juga, Edward dan Imelda adalah orang tua kandung Lillia. Namun, mereka malah datang untuk menindas Lillia. Mana mungkin Lillia
[ Suamimu selingkuh. ]Di saat Lillia Sentana menerima pesan dari sahabatnya, dia baru saja menyelesaikan suntikan ovidrel untuk merangsang sel telur. Sambil menahan rasa sakit di perutnya, dia bersandar di bangku klinik untuk beristirahat.Rambutnya hitam legam dan kulitnya putih mulus. Meski wajahnya terlihat pucat, kecantikannya tidak berkurang sama sekali. Semua orang yang berjalan melewatinya, tak kuasa untuk berpaling meliriknya sekilas.Lillia menarik napas dalam-dalam, jarinya menyentuh layar ponsel untuk membuka foto yang dikirimkan sahabatnya. Ternyata itu adalah foto Claude yang sedang memeluk seorang wanita berpakaian merah muda keluar dari hotel.Wajah pria itu yang awalnya dingin, kini terlihat sangat lembut saat menundukkan kepalanya. Lillia juga mengenal wanita itu. Dia adalah cinta pertama Claude, Nikita Mawardi.Begitu tersadar dari lamunannya, Lillia langsung menelepon Claude. Setelah terdengar nada sambung yang lama, pria itu akhirnya menjawab, "Ada apa?""Apa kamu
Nada bicara Lillia sangat dingin, tetapi tatapannya sangat yakin. Namun, ketika baru saja ucapan itu dilontarkan, ponsel Claude telah berdering. Dia mengeluarkan ponselnya dan melihat nama peneleponnya sekilas. Kemudian, Claude menerima panggilan itu sambil mengernyit, "Ada apa?"Entah apa yang dibicarakan oleh orang di ujung telepon, Claude hanya menanggapinya dengan singkat, "Aku akan ke sana sekarang."Setelah itu, dia langsung keluar dari kamar tanpa menoleh pada Lillia sama sekali. Lillia hanya mendengus tanpa mengatakan apa pun. Malam itu, Lillia tidak bisa tidur. Dia membereskan koper dan menandatangani surat perceraian, lalu meletakkannya di atas meja kopi di ruang tamu dengan beberapa lembar kartu. Setelah itu, barulah dia meninggalkan rumah pernikahannya dengan Claude.Moonela menyilangkan kakinya dan duduk dengan santai di kursi sopir. Melihat Lillia keluar sambil menenteng koper kecil, dia langsung terduduk dan memelototi Lillia dengan kaget. "Kamu nggak salah? Hanya ini ba
Lillia berusaha membangkitkan semangat. "Tunggu sebentar, aku akan segera ke sana." Setelah itu, dia buru-buru berdandan tipis untuk menutupi lingkaran hitam di bawah matanya. Setelah mengganti pakaian kerja dan memakai sepatu hak tingginya, Lillia langsung turun ke lantai bawah.Dari kejauhan, dia melihat dua sosok yang familier sedang duduk di sofa. Langkah kakinya langsung terhenti, senyuman di wajahnya juga langsung sirna. Lillia bahkan tidak sempat lagi kabur sekarang. Saat melihatnya, Claude mengerutkan alis dan langsung berdiri. Dia menarik lengan Lillia dan membentak, "Lillia! Berani sekali kamu membuntutiku sampai ke sini!"Lillia mengatupkan bibirnya dan mengernyit. Lantaran sudah mau bercerai, Lillia juga sudah malas menjelaskan lagi. Dia menyingkirkan tangan Claude, lalu tersenyum sopan, "Pak Claude, aku sedang bekerja. Mohon jaga sikapmu."Claude mengernyit dan menyindirnya dengan tak sabaran, "Kamu kekurangan uang sekali sampai harus menyajikan teh untuk tamu?"Lillia ter
Harga ini sudah cukup untuk membeli gaun rancangan desainer internasional. Jelas sekali harganya agak mahal, tetapi jika dinilai dari segi desain, gaun ini tidak kalah dari merek terkenal mana pun. Konon, gaun ini telah didesain sejak 3 tahun lalu. Namun sampai sekarang pun masih tetap terlihat menawan.Claude melirik Lillia sekilas. Dengan kedua tangan yang masih tetap di sakunya, dia berkata dengan santai, "Ambil saja, asalkan kamu suka." Setelah itu, dia menyerahkan kartu banknya kepada pelayan toko dan berkata, "Gesek saja, nggak ada kode sandinya."Nikita langsung memeluk Claude dengan kegirangan. "Claude, aku cinta sekali padamu!"Lillia mengalihkan pandangannya, hatinya merasa sangat frustrasi. Ternyata belasan miliar tidak berarti apa-apa bagi Claude. Selama Nikita menyukainya, Claude tidak akan ragu-ragu membelikannya. Lillia menganggukkan kepalanya, lalu memberi isyarat pada asisten itu untuk menyelesaikan transaksi.Asisten itu tidak berani mengambil kartu tersebut, dia meli
Claude memandang Lillia sambil merengut. Dia benar-benar tidak paham dengan apa yang ingin dilakukan Lillia. Bagaimana pekerjaannya yang rendahan dan selalu diperintah-perintah orang ini bisa dibandingkan dengan kehidupannya di Keluarga Hutomo?Claude tak kuasa menyindirnya, "Kalau nggak bisa merendahkan gengsi, jangan kerja di bidang pelayanan."Lillia merasa tersinggung mendengar hal ini. Kedua orang ini benar-benar pandai memutarbalikkan fakta. Sudut bibir Lillia berkedut sejenak, lalu berkata dengan tidak segan, "Boleh saja, kalau begitu aku akan menyuruh orang lain untuk melayanimu. Semoga saja kamu bisa berhasil mendapatkan kontak Lorraine agar bisa memberikan bisnis untuk kami."Begitu melontarkan perkataan itu, Lillia langsung menyuruh asistennya untuk masuk dan berpesan secara khusus, "Jangan sampai mengungkit identitasku." Setelah itu, Lillia kembali menambahkan dengan nada kejam, "Kalau dia tanya, bilang saja suami Lorraine baru meninggal, jadi dia nggak berniat untuk desain