Seseorang yang mampu bangkit setelah jatuh adalah orang yang lebih kuat daripada seseorang yang tidak pernah jatuh sama sekali.
***
Saat ini Aida dan Bik Wawa berada di bandara Radin Inten dua Lampung selatan. Aida berharap bisa menata hidupnya di tempat baru ini. Hampir satu jam berada di pesawat, membuat Bik Wawa pusing, maklum ini yang pertama buat Bik Wawa. Ia akan memulai hidupnya di sini bersama Bik Wawa membesarkan bayi yang tak berdosa di rahimnya. Ia sudah mencoba berdamai dengan hatinya, ia ikhlas dengan apa yang sudah terjadi padanya. Setelah kematian sang papa hubungannya dengan Aruna pun sedikit renggang. Rasa bersalah Aruna pada sang papa membuatnya menghindari sang adik. Aida juga sangat kecewa dengan sang kakak. Ia tahu sang kakak berbuat seperti itu karena rasa cintanya pada sang kekasih, Aida bisa apa kalau itu masalah hati, tapi cara yang ditempuh Aruna itu benar-benar salah meskipun melakukannya atas dasar cinta. Ia sudah melakukan perbuatan yang ja
Terkadang, kita harus kehilangan seseorang sebelum akhirnya menyadari betapa berartinya dia dalam hidup kita. (Erland - Dicintai Kakak ipar)Erland melajukan mobil meninggalkan kompleks perumahan itu.Ia bingung harus mencari Aida di mana sedangkan ia butuh bertemu Aida untuk menanyakan tentang apa yang dilihatnya ditekankan CCTV. Ia juga tidak memiliki nomor Aida.Erland teringat Aruna. Apa ia harus meminta nomor Aida padanya. Bukannya gengsi menanyakan pada Aruna. Toh, ia sudah tidak ada hubungannya dengan wanita itu, ia bisa saja bersikap biasa dan datar padanya, meskipun rasa benci masih ada di hatinya untuk wanita itu. Memang ia sudah memaafkan Aruna, tapi untuk melupakan semua pengkhianatannya ia belum mampu, hanya rasa benci dan marah bila mengingat wanita yang hanya enam bulan menjadi istrinya itu.Hari ini dirinya memutuskan pulang ke rumah orang tuanya. Sejak resmi bercerai dengan Aruna Bik Ina sudah kembali lagi beke
Tetaplah memilih jalanmu sendiri karena itulah yang akan mengatarkanmu ke dalam pintu keluar yang kau harapkan. Labirin hanyalah jalan lurus yang berkelok-kelok, yang akan membawaku pada tujuan hidupmu yang sebenarnya.***Hari ini Aida dipanggil direktur rumah sakit tempat dirinya bekerja. Ia diminta untuk menghadiri pelatihan di rumah sakit pusat yang ada di Jakarta sebagai perwakilan dokter spesialis penyakit dalam. Namun, dengan berat hati Aida menolaknya dengan alasan perutnya sudah membesar dan perkiraan bulan depan ia akan melahirkan. Dokter Burhan selaku direktur bisa memahami itu. Ia tidak memaksa karena melihat kondisi Aida."Baiklah, Dok. Saya tidak akan memaksa, lain kali kalau dokter sudah melahirkan dan ada pelatihan seperti ini, saya harap dokter Aida mau mewakili rumah sakit kita ini," ujarnya."Insyaallah ... saya usahakan, Dok.""Baiklah, terima kasih. Dokter bisa kembali lagi bekerja.""Terima kasih, Dok. Permisi!"
Yang paling berharga dan hakiki dalam kehidupan adalah dapat mencintai, dapat iba hati, dapat merasai kedukaannya, tapi tak dapat memaksakan kehendak hatinya untuk mencintaimu. Karena urusan hati itu tidak bisa dipaksakan walaupun kamu memaksa yang kau dapatkan hanya terluka dan kekecewaan.***Satu minggu sudah Byan bergabung dengan rumah sakit cabang yang berada di Lampung. Sebenarnya ia bergabung di sini hanya satu bulan saja, karena memang kebetulan ia ditugaskan untuk sementara sembari menunggu dokter spesialis jantung yang akan bertugas lama. Namun, setelah ia mengenal Aida untuk pertama kali ia tidak bisa melupakan wanita itu. Ia tidak tahu perasaan apa yang ia rasakan pada Aida, yang ia tahu dirinya merasa ingin selalu dekat dengan Aida. Apalagi dirinya tahu dari penyelidikannya satu minggu ini dari rekannya bahwa Aida ditinggal pergi suaminya sejak hamil. Hal itu membuatnya semakin gencar mendekati Aida. Ia akan mengajukan untuk diperpanjang lagi masa bergabun
Kebohongan bisa menutupi kebenaran, tapi tidak menghilangkannya. Hanya masalah waktu, hingga kebenaran terungkap. Aida sangat tahu itu sejauh ia menghindari masalahnya, pada ujungnya ia akan membongkarnya juga. Karena Aida bukanlah orang yang pandai untuk berpura-pura.***Sudah satu tahun lebih Aida menghilang bersama Bik Wawa. Erland masih terus menyuruh anak buahnya untuk mencari keberadaan Aida begitu juga Aruna dan Rafa. Namun, hingga kini mereka belum tahu di mana Aida dan Bik Wawa berada.Aruna sangat menyesal. Ia tidak mau kehilangan sang adik. Seharusnya ia selalu ada untuk Aida setelah sang papa meninggal. Namun, hanya karena malu atas perbuatannya dirinya malah menghindar. Aruna terus berpikir, ia harus segera menemukan sang adik, karena satu bulan lagi dirinya akan menikah dengan sang kekasih."Aida tidak punya banyak teman di Bandung. Temannya juga tidak ada yang jadi dokter," ujar Aruna."Bagaimana kalau kita menanyakan Aida di rumah
Terkadang kejujuran bisa menyakiti, tetapi percayalah! Masalah sesulit apa pun akan cepat terselesaikan jika kamu jujur.***Setelah makan siang bersama sang kakak. Aida pamit untuk istirahat di kamarnya. Aruna sudah ingin menanyakan tentang pernikahan sang adik, tapi Rafa mencegahnya."Sayang, kamu harus sabar. Mungkin Aida belum siap menceritakan padamu saat ini. Yakinlah pada adikmu, kamu yang lebih mengenalnya dan lebih memahaminya. Apa kamu enggak melihat air matanya yang langsung jatuh saat kamu menanyakan suaminya. Mungkin terjadi masalah pada rumah tangganya, biarkan dia bercerita sendiri tanpa paksaan darimu, Sayang." Rafa dengan bijaknya menasihati sang kekasih."Justru aku enggak tega melihatnya seperti itu. Hal itu memicu rasa penasaranku padanya.""Kamu harus bersabar, jangan semakin membuat beban adikmu.""Baiklah, aku yakin Aida akan bercerita padaku. Aku tahu sifatnya yang tidak mampu menyimpan kebohongan lama-lama.""
Aruna dan Rafa memutuskan kembali ke Jakarta setelah 4 hari di sana. Dengan berat Aruna meninggal kan sang adik. Ia tidak bisa berbuat apa-apa karena kesalahannya, Aida harus menanggung semua beban hidup seperti ini, harus mengasuh anak tanpa ayah tanpa jelas statusnya. Aruna masih sangat terpukul dengan apa yang terjadi. Kalau boleh memilih lebih baik Erland membalasnya dari pada membalas Aida yang tidak mengerti apa-apa. Sejak mengetahui kebenarannya Aruna menjadi pendiam dan tidak banyak bicara. Bahkan Rafa sudah membujuknya berulang kali. Tidak ada yang lebih mengenal Aruna kalau tidak dirinya. Ia selalu ada untuk Aruna.Andai saja Aruna tidak terikat janji pada Aida ia akan mendatangi Erland dan membuat perhitungan pada mantan suaminya itu. Namun, semua itu hanya perandaian saja karena Aida sudah memintanya berjanji untuk menyembunyikan keberadaannya dari Erland dan keluarganya yang lain.Aruna selalu menirukan air matanya buka menginga
Bagaimana bisa membuang kenangan pahit ini, jika takdir selalu membawamu mendekat meskipun dalam bayang ingatan ataupun kenyataan yang tak pernah terduga. (Aida - Dicintai Kakak ipar)Setelah bercengkerama dengan keluarganya. Byan pamit untuk istirahat. Rasanya capek seharian ada di jalan. Begitu juga dengan Erland yang capek badan dan pikirannya.Erland langsung tertidur karena rasa capek sudah menjalar di tubuhnya. Rencana ingin merefleksikan tubuhnya dengan air hangat pun gagal untuk hati ini. Ditinya bahkan harus mandi cepat karena sang mama dudah memanggilnya makan malam tadi.Erland terbangun saat pukul 3 pagi. Ia mengambil wudhu dan melaksanakan sholat tahajud, memohon untuk di beri kemudahan dalam mencari Aida. Dirinya selalu berharap bisa menemukan Aida, selalu berdoa untuk keselamatan wanita ya
Aku benar-benar minta maaf kamu harus melewati masa-masa itu tanpa penjelasan. Membuatmu bertanya-tanya, membuatmu menunggu. Bahkan membuatmu menderita. Maafkan aku yang sudah menghancurkanmu. (Erland - Dicintai Kakak ipar)Erland masih mengikuti Aida yang berjalan sedikit cepat. Bisa saja ia menyamai langkah Aida. Namun, hal itu tidak ya lakukan karena dirinya sangat ingin tahu di mana Aida selama ini tinggal.Aida sampai di rumahnya dengan meninggalkan Bik Wawa yang masih ada di sana. Ia langsung mengunci pintunya. Ia tahu Erland masih mengikutinya. Aida membawa Rendra ke dalam boxnya. Tubuhnya luruh seketika di lantai. Menangis menumpahkan semua yang membuat dadanya sesak."Kenapa ya Allah, kenapa ...? Kenapa ... engkau pertemukan aku lagi dengan Kak Erland?" isaknya.Erland yang sudah berada di