Share

TIGA PULUH EMPAT

"Aku bisa jalan sendiri, Kang." Elrima berkata saat sudah memasuki area rumah sakit. Ia merasa risih dengan tatapan orang-orang yang lalu lalang.

"Udah jangan bawel! Gimana kalau kamu jatuh lagi kaya tadi," cegah Malik saat istri mudanya itu memberontak ingin diturunkan.

Salah seorang perawat yang mengenal Malik segera menyuruh lelaki itu memasuki ruangan khusus. Tentu uang yang dimiliki bisa mempermudah segalanya, hingga tak perlu berlelah-lelah mengantri.

Mereka diminta menunggu di sebuah ruangan dengan pasilitas lengkap. Wajah Elrima kian memucat saat merasakan dinginnya sentuhan AC. Keduanya duduk di sebuah sofa yang nyaman. Tanpa diminta, Malik memeluk perempuan itu agar merasa sedikit tenang.

Kepala dengan balutan pashmina warna cappucino itu menempel tepat di dada bidang dengan aroma maskulin yang memabukkan. Suara detak jantung lelaki itu yang menggila di dalam sana, mampu Elrima dengar seolah bersahut-sahutan dengan jantungnya yang juga berdetak tak karuan.

"Kamu kelelahan, E
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status