Zayden tetap merasa kebingungan dan sulit untuk memahami situasi saat ini, jadi dia langsung memutuskan untuk pergi ke tempat Kenny. Saat Zayden tiba di bawah rumah sakit dan berencana untuk mencari Kenny, dia pun melihat Christian sedang membawa seorang pria asing berjalan ke dalam rumah sakit. Lantaran sedang terburu-buru, Christian sama sekali tidak memperhatikan mobil Zayden yang diparkir di sana.Zayden lalu mengernyitkan alisnya dan bertanya-tanya apa yang dilakukan Christian di sini?Zayden memiliki sebuah firasat bahwa kehadiran Christian di sini pasti ada hubungannya dengan Audrey. Oleh sebab itu, Zayden pun berjalan ke dalam, menanyakan kamar yang dikunjungi Christian kepada perawat di depan, dan langsung mengikutinya.Hari ini, Christian membawa Ross untuk melakukan pemeriksaan kepada Lara. Meskipun Christian sangat khawatir dengan kondisi Audrey sekarang, Christian juga menyadari bahwa yang paling penting bagi Audrey sekarang adalah ibunya. Christian merasa bahwa dirinya te
Mereka terlihat seperti satu keluarga yang harmonis, sedangkan Zayden bahkan tidak pernah bertemu dengan ibu Audrey. Saat memikirkan hal itu, Zayden menggenggam kemudi mobil dengan sekuat tenaga, lalu sebuah dering telepon tiba-tiba mengalihkan perhatiannya dari kemarahannya."Tuan Zayden, Nona Shania mengancam untuk bunuh diri. Katanya, kalau dia nggak bertemu dengan Anda, dia akan mengakhiri hidupnya," kata Caleb dengan suara yang kelelahan. Semalam setelah Zayden pergi, Caleb terus berada di sana untuk menjaga Shania. Awalnya Caleb mengira Shania akan kembali tenang setelah meluapkan emosinya sejenak, tetapi dia sama sekali tidak menyangka Shania justru tidak berhenti sepanjang malam. Saat Caleb menyuruh orang untuk mengantarkan makanan hari ini, Shania bahkan tidak menyentuhnya dan langsung melemparkannya ke lantai. Dia terlihat seperti ingin menggunakan bunuh diri sebagai ancaman.Lantaran merasa tidak bisa mengatasinya lagi, Caleb pun hanya bisa menelepon Zayden untuk mendengar
Saat mendengar nama Audrey, Shania langsung mengerti apa yang telah terjadi. Dia sangat yakin bahwa wanita rendahan itu pasti telah mengetahui sesuatu dan melaporkannya kepada Zayden. Segala ucapannya yang ingin bercerai dengan Zayden sebelumnya juga hanya berpura-pura!"Aku … aku kenal, kami teman sekelas dan cukup dekat. Aku juga pernah minum kopi dan bertemu beberapa kali dengannya," jawab Shania.Shania tahu bahwa Zayden pasti telah menemukan sesuatu, jadi dia tidak menutupi hal itu dan langsung mengakui kenyataan bahwa dirinya mengenal Audrey.Zayden menyipitkan matanya, lalu menatap Shania dengan tatapan tajam dan berkata, "Apa kamu pernah memberitahunya hubungan kita?" "Iya, aku sudah memberi tahu banyak kerabat dan temanku, dia salah satunya," sahut Shania.Perkataan Shania tidak menimbulkan kecurigaan Zayden. Bagaimanapun juga, kemarin Shania berkata sambil menangis bahwa dia telah memberi tahu hubungan mereka kepada banyak orang. Bukan hal yang aneh jika Audrey termasuk di a
Setelah pulang ke rumah waktu itu, Vivi mencoba menjabarkan seluruh hubungan yang menguntungkan dan merugikan untuk Christian. Pertama, Audrey hanyalah orang dengan identitas yang biasa, dia sama sekali tidak bisa memberikan bantuan apa pun untuk perkembangan karier Christian. Kedua, saat ini Audrey merupakan istri Zayden. Sesuai aturan, Christian seharusnya memanggilnya Bibi. Jika Christian bersama dengan wanita seperti ini, dia hanya akan menjadi sasaran gosip dan dicemooh seumur hidupnya.Sebagai seorang ibu, bagaimana mungkin Vivi mau melihat masa depan putranya menjadi hancur begitu saja? Oleh sebab itu, Vivi pun berusaha keras mencari beberapa gadis berpendidikan yang muda dan cantik selama beberapa hari ini. Bahkan, beberapa gadis yang dulunya tidak dia pandang juga dicari olehnya. Tidak peduli siapa pun itu, mereka tetap akan jauh lebih baik dibandingkan si pembawa masalah yang bernama Audrey!"Ya sudahlah, kamu masuk saja," kata Vivi.Hari ini, Vivi telah memanggil seorang w
"Ibu, tolong jangan mengatai Audrey seperti itu, dia nggak seperti yang kamu katakan." Saat mendengar ibunya menghina Audrey, Christian langsung membelanya tanpa ragu. Di mata Christian, Audrey yang telah menemaninya ketika dia hidup dalam kesulitan. Audrey adalah gadis yang sangat baik hati, optimis, dan yang paling cantik yang pernah Christian temui. Jadi, Christian tidak akan mengizinkan siapa pun merendahkan Audrey di hadapannya.Setelah menatap Vivi dengan tatapan kecewa, Christian pun berbalik dan hendak keluar. Melihat hal itu, Vivi langsung bergerak maju dan hendak menghentikannya. Akan tetapi, Christian sama sekali tidak menggubrisnya dan langsung menepis tangan Vivi.Vivi merasa sangat emosi. Apakah ini namanya anak durhaka yang lebih memilih pacar dibandingkan orang tua?Akhirnya, Vivi langsung memanggil pengawal di rumah untuk menahan Christian dan berkata, "Karena kamu begitu keras kepala, kalau begitu tinggallah di rumah dan jangan keluar lagi! Renungkan semua ini dengan
Audrey sama sekali tidak menyadari keanehan sopir itu. Dia hanya berpikir tentang bagaimana menjelaskan hubungan rumit antara dirinya dengan Christian dan Zayden kepada Timothy. Saat ini, mobil melaju dengan pelan. Audrey yang terlalu fokus pada pikirannya sama sekali tidak memperhatikan situasi di luar. Ketika dia mulai tersadar, Audrey menyadari mobil yang ditumpanginya ini tanpa sadar sedang melaju di pusat kota. Keluarga Moore telah mengalokasikan sebidang tanah di pinggiran kota karena Timothy menyukai tempat yang tenang. Jadi, jelas sekali mereka sedang pergi ke arah yang berlawanan! Audrey sontak memiliki firasat buruk dalam hatinya, tetapi dia memaksa dirinya untuk tetap tenang dan berkata, "Pak, apa kamu salah arah? Bukankah kita mau ke Kediaman Moore?"Sopir itu seketika menginjak rem dan menghentikan mobilnya sambil berkata, "Benar, kita sudah sampai."Sebelum Audrey sempat meresponsnya, sopir itu sudah turun dari mobil, lalu membuka pintu mobil dari sisi yang lain dan men
"Astaga, wanita ini kelihatan seperti orang baik, nggak disangka dia bisa melakukan hal seperti ini. Benar-benar menjijikkan sekali! Aku rasa ibu dari pria itu pasti sudah terdesak sampai nggak tahan untuk mengekspos keburukannya ini!""Dilihat dari penampilannya, dia seharusnya sudah terbiasa berbuat seperti itu. Sekarang, dia memang pantas ditangkap dan diekspos ke publik!""Benar. Orang seperti ini memang harus dikecam oleh semua orang, supaya dia nggak membuat masalah lagi!"Sekelompok orang yang menonton itu langsung berpihak kepada Vivi setelah mendengarkan keluhannya yang menyedihkan itu. Mereka merasa bahwa memang Audrey yang tidak tahu malu sehingga terus menghinanya tanpa henti. Berbagai suara kecaman dan komentar buruk terus terdengar sehingga membuat mental Audrey hampir hancur."Aku nggak melakukannya! Bukan aku!" ucap Audrey yang berusaha untuk menjelaskan, tetapi suaranya terdengar sangat lemah.Dia sama sekali tidak menyangka masalah akan menjadi seperti ini. Jika dia m
Lantaran jumlah orang yang begitu banyak, setiap orang yang bertindak itu merasa yakin bahwa mereka tidak akan dihukum jika semua dilakukan bersama-sama. Jadi, tidak ada satu pun dari mereka yang mundur."Nggak disangka wanita ini bukan hanya nggak tahu malu, tapi juga sangat sombong.""Cepat, telanjangi dia! Aku mau lihat, apakah dia masih berani bersikap centil untuk menggoda suami orang lain!"Begitu perkataan ini terdengar, seseorang langsung bersorak menyetujui perkataan tersebut. Orang-orang itu terdiri dari wanita paruh baya yang suka bergosip dan juga ibu rumah tangga."Pergi kalian!" Audrey berusaha berjuang dan mengayunkan tangannya dengan asal-asalan, tetapi dia tetap tidak bisa melawan begitu banyak orang.Audrey ingin mengeluarkan ponselnya untuk lapor polisi, tetapi dia mendadak teringat bahwa ponselnya sejak awal sudah disita oleh Zayden. Saat ini, dia sama sekali tidak punya cara untuk menghubungi siapa pun.Audrey pun mulai kebingungan, apa yang harus dia lakukan?Saat