Share

22. Pembicaraan Di Telepon

Aku yang terkejut bertemu dengan dokter sialan ini, tak lantas takut. Aku yang sudah benci padanya lantas tersenyum sinis padanya.

“Memangnya kenapa kalau saya di sini? Ini rumah sakit umum kok, bukan rumah sakit dokter. Andaikan rumah sakit ini memang milik dokter, apa saya nggak boleh berada di sini?” sahutku berusaha tenang. Padahal jantungku berpacu dua kali lebih cepat dari pada biasanya.

Dokter Bambang tak bisa menjawab pertanyaanku tadi. Dia lantas berlalu dari hadapanku menuju ruang fisioterapi. Aku tahu kalau dia mencari Meta dan Darel.

Aku sengaja tetap berdiri di tempatku. Ingin tahu reaksi pria paruh baya itu setelah tak mendapati apa yang dia cari. Benar dugaanku kalau dia keluar lagi dari ruang fisioterapi dengan raut wajah cemas.

Dokter Bambang lalu menelepon seseorang, yang kuduga adalah Meta.

Aku yang tadinya ingin pulang, jadi penasaran ingin tahu kelanjutan drama di rumah sakit ini. Aku dengan langkah perlahan mengikuti dokter Bambang yang melangkah meninggalkan rua
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status