Share

Aku tidak bisa!

"Win, dia nggak ada ganggu kamu kan hari ini?" tanya Ferdi setelah kami selesai makan siang bersama di butik ku.

"Tidak. Mana berani lagi dia. Ada kalian yang selalu menjagaku, takutlah dia. Cuma, barusan istrinya telpon aku," jawabku dengan jujur.

"Ngapain lagi pelakor itu nelpon-nelpon kamu?" tanya Nia sedikit emosi.

"Lucu sekali gundiknya itu, dan cukup tebal muka juga dia. Dia meminta aku mengirimkan uang pada Heru."

"Apa? Tidak salah? Apa dia sudah gila? Aku rasa, dia benar-benar perlu test kejiwaan!" 

Aku hanya bisa tersenyum tipis menanggapi pertanyaan Nia. Aku memang sudah lelah menghadapi masalah yang tak pernah ada habisnya ini. Jadi, setelah kupikir-pikir lagi, biarlah mereka menjalani hidupnya sendiri. Sebab itu aku menjual semua barang yang pernah aku beli saat bersama Mas Heru. 

Meski hatiku sakit, masih tersisa sedikit jiwa kemanusiaan di dalam diriku sebagai seorang wanita. Meski aku belum pernah hamil dan mel

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status