"Terima kasih atas kerjasamanya Mr. Edward. Saya harap, kerjasama ini menghasilkan uang yang lebih besar lagi." Seorang lelaki berkaca mata mengulurkan tangannya."Tentu, Mr. Asalkan Mr. tetap mendukung saya. Keuntungan yang anda terima pasti akan lebih besar dan semakin besar lagi." Edward membalas uluran tangan dari lelaki setengah baya itu.Ia adalah Robert Chainmer, seorang yang Vinn sarankan untuk bekerjasama. Ia memiliki agensi yang menangani soal permodelan. Dengan nama besar keluarga Vinn, Edward berhasil mendapatkan kepercayaan dari Robert."Kamu sangat luar biasa, muda dan memiliki cara pandang yang luas. Sangat senang bekerjasama denganmu," puji Robert."Anda jangan terlalu memuji saya, Mr. Ini semua berkat bantuan Vinn.""Jika kamu mau membuatnya ikut serta dalam rencana kita ini, itu akan semakin baik. Setidaknya nama keluarganya akan membantu memberi perlindungan terhadap kita. Saya sudah lama ingin melakukan kerjasama seperti ini dengan kamu, mengingat mamamu adalah sos
"Saya sudah berhasil soal kerjasama dengan Edward," kata Vinn kepada Lyden dan Quen."Lelaki itu sangat mudah untuk diperdaya jika itu soal uang...""Quen, kamu perlu berhati-hati dengan Berenice. Kamu sudah membaca informasi yang saya berikan bukan?" potong Lyden tiba-tiba.Quen mengangguk. Demi keamanan, setelah menjual rumahnya, kini Quen tinggal bersama Lyden dan membantu apa saja yang bisa ia bantu meskipun Lyden sering kali menolak bantuan itu. Quen mengingat kembali tentang berkas yang diberikan oleh Lyden. Berenice adalah tangan kanan seorang mafia papan atas dalam jual beli senjata berat."Kenapa tidak ada yang berani menangkapnya ketika polisi tahu bahwa Berenice juga mabil andil dalam bisnis itu?" tanya Quen penasaran."Quen, dalam hal ini, polisi tidak bisa menangkap satu per satu. Mereka harus menunggu kesempatan dimana mafia dan semua anak buahnya berkumpul," terang Vinn."Sayangnya sampai kini polisi belum menemukan siapa dalang dari semua ini. Percuma jika hanya menang
"Kalian harus membantu saya mencari orang yang bernama Melany, saya butuh banyak informasi mengenai Berenice," kata Quen kepada Michelle dan Sarah."Kenapa kini kamu begitu serius dengan permasalahan ini? Bukannya dulu kamu yang menolak untuk mengetahui siapa sebenarnya keluarga Edward? Apakah kepicikanmu sudah sirna?" ledek Sarah.Selama dua hari setelah perbincangannya dengan Vinn dan Lyden membuatnya membuka mata, bahwa selama ini ia hidup diantara orang-orang bengis yang tidak segan akan menghabisinya jika ia salah. Beruntungnya, masih ada sedikit kasihan sehingga ia masih tetap hidup."Sudah, ini bukan waktu yang tepat untuk kita berdebat tentang masa lalu." Michelle melerai sebelum Sarah berkata kelewatan."Dia hampir saja kehilangan nyawanya karna cinta yang buta kepada lelaki yang bahkan sama sekali tidak peduli dengannya. Sudahlah, terpenting sekarang kamu sudah sadar. Sebentar siapa yang tadi kamu cari?" tanya Sarah.Selama ini, memang Sarah paling sakit hati melihat Quen di
"Tuan, saya mendapatkan informasi terbaru mengenai Quen. Nona Quen bukanlah orang sembarangan. Dia adalah putri dari owner Crowndlier group." Pelayan kepercayaan Vinn memberikan beberapa berkas bukti mengenai ucapannya.Vinn terkejut mendengar hal ini. Bagaimana tidak, selama ia mengenal Quen. Wanita itu sangat rendah hati dan menghargai uang. Ia juga tidak pernah mengenakan pakaian bermerk. "Dari mana kamu mendapatkan informasi ini?" tanya Vinn setelah mampu mengontrol dirinya."Dari salah satu orang kepercayaan Nona Quen sendiri, Tuan. Sebenarnya Nona memiliki bodyguard yang selalu mendampingi. Kemarin, salah satunya memberikan semua informasi tersebut karna percaya Tuan adalah orang baik yang akan mampu menjaga Nona.""Tunggu, apakah Edward tidak mengetahui hal ini?" tanya Vinn dengan wajah keheranan."Sepertinya tidak. Sesungguhnya Nona juga tidak tahu bahwa orang tuanya mengirim para bodyguard ini untuk menjaganya. Tuan Edward dan mamanya telah menyiksa Nona Quen selama ini." A
"Lama tidak berjumpa, Vinn. Bagaimana kabarmu?" tanya seorang wanita cantik kepada Vinn yang baru saja datang. "Silahkan duduk.""Cukup baik. Bagaimana denganmu?" Vinn menggeser kursi. Mendudukinya sambil menatap wanita di depannya."Seperti yang kamu lihat. Maaf telah merepotkan untuk bertemu."Ia adalah Erica, teman semasa sekolah yang tidak begitu dekat dengannya. Edward yang dulu memperkenalkannya kepada Erica. Boleh dibilang Erica adalah cinta pertama Edward, yang mampu meluluhkan hati hingga menuruti apa yang di mau Erica."Jika ini tidak mendesak, saya tidak akan mengajakmu bertemu. Saya mendengar Edward kita telah menjadi lelaki yang sudah cukup sukses di bidang permodean? Benarkah demikian?" tanya Erica.Kembali ke kota kecil ini bukanlah pilihan yang tepat untuknya. Semua kenangan pahit harus ia ingat kembali. Namun, balas dendam masih harus ia laksanakan.Vinn hanya mengangguk. "Apa hubunganmu dengan Anne?"Erica tersenyum dengan mata berkaca-kaca. Tidak bisa dipungkiri men
"Quen, apa yang sedang kamu pikiran, Sayang?" tanya Lyden. Ia melihat Quen yang sedang termenung di taman belakang rumahnya."Tante, saya masih merasa ini sebuah mimpi dan juga keajaiban."Quen masih terlihat begitu murung. Setelah pertemuannya dengan Melany, ia sadar bahwa selama ini tinggal bersama keluarga yang tidak bisa di tebak. Ia sangat beruntung tidak sampai dibuat menghilang.Berdasarkan penuturan Melany. Awalnya Berenice adalah wanita yang lemah lembut. Sebelum kekasihnya mencampakannya. Ia yang telah memberikan segalanya, harus menelan kekecewaan karna perselingkuhan kekasihnya dengan wanita kaya raya."Apakah kamu bertemu dengan Melany?" Lyden melihat ke arah Quen. Pandangan Quen terlihat begitu sayu.Quen mengangguk perlahan. Berkat bantuan kedua sahabatnya, Quen berhasil mendapatkan informasi seputar Berenice. Banyak hal yang membuat Quen terkejut dengan fakta-fakta yang disampaikan oleh Melany."Melany melarang saya untuk keluar rumah." Quen menelan ludahnya. Ada sedik
"Tuan Edward, terima kasih atas kerjasamanya. Semoga dengan begini akan menguatkan bisnis dari masing-masing dari kita.""Sama-sama, Tuan. Senang bekerjasama dengan anda. Namun, saya masih punya satu penawaran yang menarik. Siapa tahu anda tertarik." Edward sedikit memberi pancingan kepada partner bisnisnya. Ia mencoba kesempatan lain jikalau Vinn menolak kerjasama yang ditawarkan tempo hari.Sepertinya Tuan Sigh Matra adalah seorang yang tepat menggantikan posisi Vinn sebagai partner bisnis. Ia merupakan pemilik dari stasiun televisi terkenal di kota ini. Jangkauan bisnis yang sangat luas dapat dengan cepat mempromosikan rancangan-rancangan yang Edward miliki. Sekaligus ia merupakan paman dari Anita. Artis besar yang pernah memesan gaun pada Edward."Silahkan, Tuan. Saya ada waktu untuk mendengarkan. Bisnis apakah itu?" tanya Tuan Sigh."Jadi begini, setelah fashion show yang akan saya adakan minggu depan. Saya berencana untuk membuka agensi model. Anda sangat paham betul perihal sep
"Vinn, ada apa? Kenapa kamu sepertinya sangat gusar dengan semua hal ini?" tanya Lyden. Quen dan Lyden secara bersamaan memandangi Vinn. Ia berkali-kali meremas tangannya untuk mengurangi rasa gugup. Kembali lagi perkataan dari Erica membuatnya justru semakin khawatir akan keselamatan Quen.Apakah mungkin ini yang namanya jatuh cinta. Bersedia berkorban agar seseorang tidak merasakan kesulitan. Vinn berusaha mengontrol dirinya."Tante, apakah ingat dengan Erica?" tanya Vinn dengan gugup.Lyden hanya mengangguk sedangkan Quen sama sekali tidak tahu menahu tentang wanita tersebut. Erica adalah nama yang pernah Vinn ceritakan kepada Lyden. Dulu Vinn sangat ingin membantu Erica agar tidak terjebak cinta Edward."Tadi saya menemuinya. Dia juga yang telah membawa Emily agar terhindar dari masalah."Mata Lyden membulat dengan sempurna ketika nama Emily disebutkan. "Apakah Emily kembali?"Kini giliran Vinn yang mengangguk mengiyakan pertanyaan dari Lyden. Bertahun-tahun keluarga Leaman menca