Share

Bab 27

DIKIRA SUAMI PENGANGGURAN

Bab 27

πŸ€πŸ€πŸ€

Aku menelan ludah. Baru aku sadar. Kok bisa-bisanya aku keceplosan omongan? Ya Tuhan.

"Mbak, malah bengong." Mala mengguncang lenganku.

"Ah ya. Enggak. Maksudnya itu tadi Bang Wija minjem loh ke bosnya Mal. Jadi bisa bayarin rumah sakit Bapak sama ini nih bayarin jajanan kita."

"Ooh gituu." Si Mala dan Bapak manggut-manggut.

***

3 hari kemudian Bapak diperbolehkan pulang dari rumah sakit.

"Ayo, mobilnya udah siap," ajak Bang Wija.

Aku gegas mendorong kursi roda Bapak, sementara si Mala dan Bang Wija membawa tas dan perintilan kami selama menginap di rumah sakit.

"Mana taksinya Ja?" tanya Bapak.

"Lah ini, kita naik mobil ini, Pak."

Bapak dan si Mala bengong sebentar sambil memelototi mobil gagah milik Bang Wija itu.

"Gak salah? Mobil bagus gini kok dijdiin taksi," tanya si Mala.

"Udah naik aja gak usah banyak tanya," ucapku.

Gegas merekapun masuk.

"Loh Wija, kamu yang sopirin juga?"

"Hehe iya Pak," jawab Bang Wija santai.

"Oh ini pasti mobil ren
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status