Share

28. Musibah

Ketika sampai di rumah, Barra segera menyambar kunci Vespa. Namun, saat tangannya sudah menempel pada knop pintu, ponselnya berdering keras. Cepat Barra merogoh tas dan menarik benda tersebut dari dalam. Awalnya ia mengira si penelepon adalah seseorang yang hendak mengabarkan keberadaan Astrata istrinya.

“Alby ... ?” gumam Barra sedikit kecewa.

“Uda di mana? Kak Berli ponselnya nggak bisa ditelepon. Padahal tadi dia bilang pulang sebentar mau ambil uang. Buruan ke sini, cepat ya, Da. Jangan lupa bawa uangnya, kasihan Ibu.”

Belum sempat dijawab oleh Barra, Alby sudah memutus sambungan telepon. Barra mengingat semua kalimat Astra sore tadi, ia pun kembali ke kamar mencari uang dari Astra. Hatinya mendadak nyeri mengingat betapa baiknya sang istri terhadap keluarganya. Namun, itu bukan saat untuk menyesali semua kejadian. Barra harus secepatnya membawa uang itu ke rumah sakit agar Neini segera dirawat intensif.

Barra melajukan kendaraan membelah gerimis bersama sesal yang tiada berujung.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status