"Henry, cari tahu tentang pria yang membeli rumah Sena dan beli rumah itu darinya. Aku mau mengusir wanita sialan itu dari sana." Xander pergi dari rumah Sena dengan begitu geram mengingat perlawanan dari Sena. Sungguh, wanita itu bersikap sok berani dan sok jagoan. Xander sama sekali tidak menyuk
"Akhirnya kau mencariku juga, Sena Monela!"Suara tegas dari pimpinan perusahaan itu membuat Sena begitu tegang, apalagi saat pria itu menoleh menatapnya dan ternyata Sena mengenali pria itu, sangat mengenalinya. Xander sendiri sudah begitu menantikan ini. Setelah membeli rumah Sena dengan harga ya
Nada suara dan seringaian mengejek dari Xander membuat Sena seketika menganga mendengarnya. Ditambah lagi tangan kurang ajar pria itu yang berani membelai pinggul Sena hingga membuat Sena tidak bisa mengendalikan dirinya lagi. Tanpa bisa dicegah, Sena pun mengangkat tangannya untuk memberi pelajar
"Berhenti mempengaruhi Henry, Sena! Kau pikir itu berguna, hah?" Setelah Sena pergi tadi, Xander pun ikut pergi karena ia ingin melihat sendiri bagaimana hancurnya Sena dan Xander pun tersenyum puas melihat ekspresi Sena saat ini. Sena sendiri langsung kembali menghampiri Xander. Walaupun Sena kes
Jantung Sena masih memacu kencang saat ia mendongak dan tatapannya bertemu dengan tatapan Xander dalam jarak yang begitu dekat. Untuk sesaat, tatapan mereka masih saling bertaut sebelum akhirnya Sena pun menyadari posisinya dan langsung mendorong Xander menjauh. "Apa yang kau lakukan?" seru Sena m
"Auw!!"Sena memekik kaget saat tangannya tergores penjepit besi yang ada di dalam odner. Awalnya Sena hanya ingin merapikan map odner yang terbuka menganga karena penjepitnya hampir lepas. Sena pun berusaha menekan penjepit besinya agar map odner itu bisa tertutup lagi. Namun, alih-alih kembali k
"Untung tidak ada infeksi serius. Lukanya sudah diobati dan akan sembuh dalam beberapa hari." Akhirnya Xander berhasil memaksa Sena ke rumah sakit dan seorang dokter di UGD pun langsung merawat luka Sena dengan baik. "Syukurlah! Terima kasih, Dokter!" sahut Sena bernapas lega. Namun, Xander nampa
Xander masih meneguk minumannya saat tiba-tiba ia mendengar keributan dari arah yang tidak jauh darinya. Ada suara pekikan beberapa wanita yang membuat Xander pun menoleh dan ia langsung memicingkan matanya melihat sosok yang ia kenal di sana. "Itu Hansel kan? Pria brengsek itu!" Hansel terlihat