Share

Bab 24

"Rin, Rina! Romi eek, Rin!" teriak Prita dari ruang tengah.

"Iya!" Ku usap air mataku dengan kasar.

"Maaf sudah menganggu kamu makan, Rin."

"Ah, nggak apa-apa akunya yang malah minta maaf sudah merepotkan kamu," jawabku.

Ku ambil alih Romi dari gendongan Prita. "Tunggu sebentar ya Tante. Aku mau salin dulu," ku katakan dengan bahasa yang seperti anak kecil.

"Iya, Romi ganteng. Tante tunggu di depan ya."

Dengan cekatan aku pun mengganti celana Romi. Meski ibu menawari untuk menggantikannya tapi aku tetap kekeh tidak memberikan Romi kepada beliau. Rasanya aku jadi sakit hati dengan ibuku sendiri. Ini sudah tidak boleh dibiarkan. Aku akan menyelidiki apa maksud ibu yang selalu membela mas Adit yang sudah jelas terbukti bersalah.

"Gimana rasa penyetan Pak Ruslan, enak?" tanya Prita setelah aku keluar ke ruangan tamu dan menemuinya.

"Enak banget, Prit. Tidak ada yang berubah rasanya."

Terpaksa berbohong kepada Prita padahal aku sendiri belum tahu gimana bentuk dan rasa penyetan yang dibaw
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status