Amanda mengecup pipi Illarion pelan saat tangan pria itu kembali bergerilya di atas tubuhnya. “Kurasa Max sekarang sedang mencariku Tuan Illarion Black, ia harus diingatkan untuk mandi dan sarapan, selain itu Putri Hera memintaku bertemu pagi ini untuk membicarakan pendidikan Max dan pelajaran untukku,” ujar Amanda sambil menggenggam erat tangan Illarion agar tak berjalan kemana-mana menggerayangi tubuhnya lagi.
Illarion tampak kecewa.
"Ayolah, kita masih punya banyak waktu," ucap Amanda di tutup dengan kecupan pelan di bibir tipis Illarion.
“Baiklah, kebetulan aku juga ingin membahas hal itu,” ucap penguasa Anaraka itu pada akhirnya.
Pagi itu keluarga kerajaan berkumpul di ruang makan dengan hidangan yang tergolong mewah, walau terasa berlebihan ta
Terima kasih para pembaca, maaf ya sering telat T.T Vote dan komen selalu dinanti
Kediaman Duke Gree tak terlalu jauh dari Ibu Kota Anarka. Bangsawan itu menempati bekas kediaman milik Duke Alantoin, kakak kandung Ratu Minerva. Thomas Gree menguasai daerah kekuasaan itu setelah pergolakan yang dilakukan oleh Kaisar Hitam. Duke Alantoin dan seluruh keluarganya dihukum mati. “Selamat datang di kediamanku, Amanda,” sambut Duke Gree yang telah berdiri di depan pintu masuk mansionnya. Amanda membungkuk hormat, memberikan salam khas bangsawan wanita Anarka, begitu pun Max yang ada di sebelahnya. “Masuklah, cuaca ibu kota sangat panas di luar,” ajak Duke Gree ramah. “Kuharap permintaan ini tak memberatkan Anda, Duke Gree,” tutur Amanda ketika di sudah berada di dalam ruang tamu. “Tidak, tentu tidak. Titah Ka
Malam itu Amanda dan Max makan malam dengan suasana santai bersama Duke dan Dutchess Gree. Seperti tadi pagi wanita bangsawan itu membuat candaan yang mampu membuat seisi orang di ruangan itu tertawa. Mathilda Gree memang terkenal sebagai seseorang yang ceria dan menghidupkan suasana, berbanding terbalik dengan suaminya, Thomas Gree. Pria bangsawan itu lebih pendiam dan terkenal bijak dan sabar. Semua tertawa, kecuali Max. Bocah kecil itu masih bertanya-tanya dalam hati teriakan siapa yang melengking tadi siang, dan yang berani melempar kaca jendela kediaman Duke Gree dengan batu. ‘Itu sudah pasti orang dalam, tapi melihat mereka tak menghukum langsung di depan aku dan ibu, sudah bisa dipastikan si pelaku bukan pelayan rendahan, melainkan orang penting di kediaman ini’ pikir Max mencoba bertindak seperti d
“Aku hanya ingin bertemu malaikat dan bertanya bagaimana kabar ibuku!” jerit Kaliya masih dengan tubuh gemetarnya menatap balik Duke Gree. Bocah kecil itu terlihat sangat berani. “Kau anak nakal! Siapa yang menyuruhmu membantah omongan orang tua!” bentak Mathilda hendak memukul Kaliya. Tapi tangannya yang sudah berayun tinggi di atas kepalanya itu tahan oleh Amanda. “Hentikan! Aku akan menghukum kalian jika menggunakan kekerasan pada anak kecil!” ancam Amanda. Kilat tajam di manik ungunya mirip seperti tatapan Illarion, suatu hal yang Amanda contoh dari suaminya. Duke Gree dan istrinya langsung membeku, tak menyangka istri Kaisar Hitam yang terlihat lembut dan sopan memiliki karakter tegas seperti ini. Kaliya langsung berlari ke arah Amanda. Duke Gree dan istrinya te
Pasangan suami istri Gree itu saling tatap. Selama ini mereka memang tak terlalu mengurus gadis kecil itu, semua mereka serahkan pada pelayan. Mengabaikan tugas mereka yang seharusnya menjadi pengganti orang tua untuk Kaliya. “Ka-kami tidak berani jika Kaisar Hitam mengetahui hal ini, Amanda. Maaf kami menutupinya darimu. Sebenarnya ketika Putri Hera meminta kami menjadi keluarga pura-puramu, kami sedikit bimbang karena gosip miring mengenai putri kami yang hamil diluar nikah, hal itu bisa memuat buruk citra Anda. Tapi begitu tahu Max merupakan putra Kaisar Hitam yang hanya berbeda setahun dengan umur Kaliya, kami pikir ini adalah kesempatan baik untuk memperbaiki nama mendiang anak kami. Putriku dikenal sebagai wanita yang hamil diluar nikah karena Kaisar Hitam itu lebih baik ketimbang hamil karena seorang putra pengkhianat Anarka, anak Duke Alantoin,” tutur Duke Gree terlihat risau.
Dua hari kemudian jamuan minum teh diadakan di kediaman Duke Gree. Hanya para wanita bangsawan yang diundang pada pesta itu. “Ini sangat langka Duchess Gree mengundang kita ke kediamannya setelah sekian lama,” bisik Countess Agata pada wanita yang duduk di sampingnya. “Apakah kali ini ia akan memperkenalkan anaknya yang sakit-sakitan itu? Kudengar Vivian Gree juga hamil diluar nikah, ia begitu dikekang oleh orang tuanya tapi juga begitu nakal,” balas Marchiones Eilis. Sebuah deheman pelan menghentikan bisik-bisik riuh rendah dari para tamu yang sekarang berkumpul di sebuah meja berbentuk oval di kebun belakang mansion. Sumber suara berasal dari Mathilda Gree. Semua tamu spontan berdiri. “Duchess Gree,” sambut mereka dengan senyum merekah. Namun semua berdiri terpaku
“Apa?” gumam semua tamu yang hadir. Tidak menyangka penguasa Anarka akan menghadiri pesta minum teh kecil ini. Walau sekelas bangsawan Duke dan Thomas Gree merupakan orang kepercayaan dari Kaisar Hitam tapi mendatangi acara jamuan minum teh kecil seperti ini selain suami sang pemilik acara, biasanya merupakan seseorang yang memiliki hubungan intim dengan penjamu pesta. “Kaisar Hitam ke sini, apa di antara nona-nona bangsawan ini ada yang menarik hati sang penguasa?” tanya Countess Synera begitu penasaran. Hubungan romantis antara para bangsawan adalah hal yang sangat menarik untuk digosipkan kala itu, apalagi semakin tinggi kasta bangsawan tersebut. Dan sekarang Kaisar Hitam mengenakan setelan maroon gelap menapaki jalan setapak menuju tempat diadakannya pesta. Membuat jantung para puan bangsawan itu berdegup kencang.
“Max!” panggil Amanda gugup, ia terkejut dan tampak malu ketika kepergok bocah lelaki itu dan Virginiana tengah berciuman. “Kau terlalu cepat sepuluh tahun untuk melukaiku bocah kecil,” ucap Illarion sedikit kesal karena pagutannya dengan bibir cherry itu terlepas. “Apa yang ia lakukan? Mencuri napas ibu lagi?” tanya Max tak paham, baginya ciuman itu hanya sekilas di pipi dan kening. Bukan di bibir terlebih ibunya terlihat seakan kehabisan napas. Wajah Amanda sudah merah padam sedangkan Illarion kembali tertawa keras mendengar pertanyaan dari Max. "Maafkan aku, napas ibumu terasa sangat nikmat," ujar Illarion setelah puas tertawa, yang diakhiri dengan pukulan pelan ditangannya oleh Amanda. Seseorang di belakang Ma
‘Harusnya aku menyuruh orang untuk menjemputnya,’ batin Illarion sambil mencari-cari Amanda di antara ratusan tamu undangan yang hadir. Hingga lengkungan di wajahnya terbentuk lebar ketika melihat sosok berkulit seputih salju melewati pintu masuk utama aula tempat diadakan pesta dansa itu. Semua mata kembali mengikuti arah langkah Illarion Black sembari berdecak kagum melihat kesempurnaan fisik milik pemimpin pasukan paling mematikan di seantero Benua Hitam itu, hingga napas mereka tertahan ketika Kaisar Hitam berlutut di hadapan seorang wanita. “Siapa dia?” “Kudengar ia putri Duke Gree, bukannya ia sakit-sakitan dan memiliki anak diluar nikah?” Pertanyaan demi pertanyaan terus bergulir dalam nada rendah tak berani meny