Share

84

Semua mata tertuju pada kedatangan seseorang. Anehnya, aku tak mengenali siapa dia. Sosok pria sekitar enam puluh lima tahunan. Mengenakan kacamata dan membawa sebuah tongkat, mungkin untuk menopang jalannya.

Tante Windy hengkang dengan raut wajah heran. Pun dengan Om Idris. Mereka bukan kaget, tapi heran. Bukan seperti ketakutan pula.

"Fer? Kamu bawa siapa?" Aku bertanya pada Feri. Nihil. Feri hanya geleng-geleng kepala. Jadi, kalau bukan Feri yang bawa, kenapa ada orang yang tiba-tiba datang?

"Maaf, apa anda datang untuk menjadi saksi?" Hakim ketua bertanya.

"Pak Susilo?" Dalam raut keheranan Tante Windy menyapa pria lansia itu. Dan Tante Windy mengenalnya? Pak Susilo?

"Ya, Pak Hakim. Saya datang untuk bersaksi." Pria yang di kenali oleh Tante Windy itu makin mendekat dengan satu tongkat khasnya. Ia seperti sesep

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status