"Dengar dulu Ica, percayalah tidak akan terjadi sesuatu dengan kamu," ujar Alex menenangkan perempuan yang sedang dilanda amarah tersebut."Tapi aku ga mau berurusan lagi sama dia!" bentak Aisyah.Perempuan itu tidak mengerti dengan jalan fikiran Alex, sudah jelas terlihat bagaimana kejamnya sikap Davit kepada Aisyah, namun kenapa Alex masih saja menyuruh Aisyah kembali mendekati Davit?"Tolong dengar dulu. Nanti kamu dekati Davit, aku yakin dia pasti sangat bahagia dan merasa bisa meluluhkan hatimu dengan mudah, nah, dari situ nanti kamu coba gali informasi dari dia, tenang saja aku dan Arga akan selalu mengawasi kamu, kita tidak akan membiarkan lelaki itu menyentuhmu seujung jaripun," jelas Alex.Aisyah menimbang-nimbang perkataan Alex, ia rasa tidak ada salahnya mencoba usulan dari Alex, toh ini juga demi nama baik perusahaan."Baiklah, tapi kamu harus janji selalu jaga aku, aku ga mau kembali dengan lelaki brengsek itu!" ujar Aisyah."Besok kita lanjut lagi, aku udah ngantuk bange
"Aku duluan," ujar Alex ketika mereka telah berada di parkiran kantor.Aisyah mengangguk, ia menatap kepergian lelaki itu yang semakin menjauh, ia tidak menyangka masalah yang ia anggap sepele bisa menjadi besar seperti ini, lelaki itu terlihat sangat marah.Ia kembali teringat terakhir ia dan Alex bertengkar mengakibatkan Nenek meninggal dan sekarang Aisyah harus sabar dan bisa berbicara baik-baik dengan lelaki itu, ia tidak ingin kejadian kemaren terulang kembali, ia masih trauma dengan kejadian yang menimpa sang Nenek."Ada masalah lagi?" tanya Riska menghampiri Aisyah. Perempuan itu sudah menganggap Aisyah seperti adik sendiri."Ya begitulah Kak, cuma masalah sepele tapi Pak Alex aja yang terlalu berlebihan," ujar Aisyah mendudukkan bokongnya di salah satu kursi."Memangnya ada apa? Bukannya kemaren kalian baik-baik aja?" Aisyah menjelaskan secara rinci permasaahannya kepada Riska tanpa ada yang dikurangi maupun dilebih-lebihkannya."Oalah pantesan Pak Alex marah, dia pasti cem
"Ayo pulang!" ujar Alex menemui Aisyah di ruangannya.Aisyah membersihkan meja dan mengambil tasnya, sesampainya diparkiran, ia tidak melihat mobil Alex melainkan sebuah motor beat pengeluaran lama yang terparkir."Mobilnya mana?" tanya Aisyah bingung.Alex berjalan menuju motor tersebut. "Kita pulang pake motor ini, katanya kamu kepengen naik motor makanya tadi aku pinjam motor Pak Agus, satpam depan," jawab Alex.Bibir Aisyah mengembang, ternyata lelaki dihadapannya ini bisa peka juga."Nih pake helm demi keselamatan." Alex memberikan memakaikan helm ke kepala Aisyah."Makasih," ujar Aisyah tersenyun senang."Jangan lupa peluk aku, takutnya nanti kamu malah jatuh lagi," ujar Alex yang mendapatkan jetakan di kepalanya dari Aisyah."Dasar modus, jangan harap aku mau peluk kamu."Alex melajukan motornya lalu mengerem mendadak membuat tubuh wanita itu maju kedepan dan refleks melingkarkan tangannya keperut Alex."Ihh ga usah modus deh, turun nih aku," ancam Aisyah, beruntung sekarang ia
"Ay!" panggil Alex dipenjuru rumah."Apa sih By, berisik tahu engga, gimana nanti kalau dengar sama Bi Inem bisa ketahuan kita kalau ada hubungan," ujar Aisyah kesal, lelaki itu benar-benar tidak bisa lihat situasi dan kondisi terlebih dahulu sebelum melakukan sesuatu hal.Bukannya apa-apa hanya saja Aisyah belum siap jika ada yang mengetahui hubungannya dengan Alex, bukannya ingin mempermainkan lelaki itu, namun ia takut mendapatkan kritikan pedas dari orang lain yang tidak menyukai dirinya.Sifat manusia berbeda-beda, didepan terlihat baik tetapi dibelakang bisa saja mereka yang akan menusuk kita, jadi sebelum itu terjadi sebaiknya kita yang harus lebih waspada dan jangan terlalu percaya dengan seseorang."Gapapa Ay, biar semua orang tahu sekarang Aisyah Marisa hanya milik Alexander Willian seorang, tidak ada yang bisa menyakiti bahkan melukai dirinya," jawab Alex. Lelaki itu memang menjadi sangat bucin.Panggilan 'Ay dan By' juga dikasih oleh Alex, lelaki itu berkata bahwa dalam hu
Beberapa tahun yang lalu ....Seorang perempuan dengan senyuman mengembang dan penuh semangat masuk kesebuah butik, tempat dirinya akan bertemu dengan tunangannya untuk fiting baju pengantin, namun baru saja beberapa langkah masuk ke butik tersebut, ia melihat pakaian pengantin yang sebelumnya sudah ia booking dipakai oleh perempuan lain dan yang lebih mengejutkan lagi ternyata pengantin prianya Arga, calon suaminya.Senyumannya langsung menghilang digantikan oleh embun yang meluap keluar membanjiri pipinya, perempuan mana yang tidak sakit melihat lelaki yang ia cintai mencoba baju pengantin bersama perempuan lain? Rasanya tidak ada seorangpun perempuan yang sanggup menerima itu semua."Riska!"Perempuan itu pergi menjauh dari butik tersebut, hatinya terlanjur sakit, ia tidak memperdulikan panggilan dari lelaki yang baru saja menorehkan luka dihatinya."Riska, tolong dengar dulu penjelasan aku," ujar Arga ketika berhasil mencekal tangan perempuan tersebut."Engga ada yang perlu dijela
Hari ini Alex, Arga dan Aisyah akan menyelesaikan permasalahan tentang manekin yang sudah menggegerkan seantero kantor."Masuk," ujar Alex setelah mendengar ketukan pintu."Apa benar Pak Alex memanggil saya?" tanya Davit ketika berada dihadapan Alex."Silahkan duduk dulu, ada beberapa hal yang ingin kita tanyakan kepada kamu," ujar Alex berusaha bersikap tenang.Davit duduk, dahinya mengernyit melihat tatapan tajam dari para atasannya, ia mulai gelisah, takut kejahatannya kembali terbongkar."Sekarang jawab jujur, apa kamu yang sudah iseng menggantung manekin diruangan tersebut?" tanya Alex dengan tatapan serius."Sa-saya tidak pernah melakukan itu Pak," elak Davit gelagapan."Kita sudah membuktikan semuanya, kita tahu kamu pelakunya, disini kita ingin mengetahui apa motif kamu melakukan itu semua?" tanya Arga."Pak tolong percayalah, bukan saya pelakunya, lagian ngapain juga saya segabut itu untuk membuat hal tersebut, Syah tolong Mas, kamu percayakan bukan Mas pelakunya," ujar Davit
"Apa benar Bu Aisyah memanggil saya?" tanya Riska ketika masuk ke ruangan Aisyah dengan tatapan menunduk, walaupun ia sedikit akrab dengan lelaki itu, namun ia akan bersikap profesional, jika sedang bekerja ia dan Aisyah hanyalah sebatas atasan dan bawahan."Iya, silahkan duduk, kita ingin menyampaikan beberapa hal kepada kamu," jawab Aisyah.Mereka sekarang sedang berada di ruangan Aisyah, sesuai dengan kesepakatan yang sudah mereka sepakati, mereka akan menjadikan Riska sebagai calon Manager diperusahaan ini untuk menggantikan posisi Davit.Riska menatap lelaki dihadapannya sesaat, entahlah hatinya tidak bisa melupakan kejadian beberapa tahun silam, kejadian yang sangat merubah kehidupannya, sang Ayah yang tiada dan jiwa ibunya yang masih terguncang."Kita sudah memutuskan menaikkan jabatan kamu menjadi Manager," putus Alex membuat Riska benar-benar tidak menyangka."Seriusan Pak? Tapi saya hanyalah seorang office girl, mana bisa jabatan saya langsung naik menjadi Manager, saya belu
"Ada apa ini?" tanya Aisyah kepada Arga dan Riska yang sedang bertengkar.Kedua insan tersebut terlonjak kaget melihat atasannya menghampiri mereka, mereka tidak sadar jika teriakannya terdengar sampai keluar ruangan."Apa ada masalah?" tanya Alex menghampiri mereka, awalnya lelaki itu berpikir bahwa Aisyah lah yang berteriak, namun dugaannya salah."Ga ada Pak, Bu, hanya saja tadi Riska takut kecoa makanya ia refleks teriak," jawab Arga beralasan. Ia tidak mungkin menceritakan yang sebenarnya kepada mereka."Bukannya kamu juga takut ya sama kecoa?" tanya Alex mengangkat alisnya."I-iya sih tapi demi Riska, aku bisa lawan ketakutan aku," jawab Arga gugup."Ya sudah, bagimana Pak apa sudah dijelaskan dengan Riska apa saja yang harus ia kerjakan?" tanya Aisyah menengahi, ia sedang tidak ingin mendengar keributan atau hal apapun itu."Sudah Bu," jawab Arga."Selamat atas jabatan barunya Kak, semoga semua urusannya dimudahkan dan perusahaan kita semakin berkembang lagi," ujar Aisyah kepad