Selamat membaca❤️°°“Dahayu, kamu tahu nama itu dari mana?”“Kamu tidak perlu tahu tentang hal itu, Mas. Sekarang tugas kamu hanya harus menjawab pertanyaanku dengan sejujur mungkin tanpa ada yang ditutup-tutupi, aku mohon.”Arka yang mendengar itu pun langsung menghela nafasnya dengan kasar, dan tanpa mau memberikan aba-aba — lagi, dengan cepat ia kembali menindih tubuh Dahayu yang jelas jauh lebih kecil darinya, entah apa yang sebenarnya akan ia lakukan pada wanitanya itu.“Dugaanku sepertinya benar. Ada apa, Mas? Kenapa kamu tidak mau menjawab pertanyaanku? Hubungan apa yang sebenarnya sudah terjadi antara kamu dengan wanita itu? Ayo, cepat katakan yang sejujurnya padaku, Mas!” Dahayu tak berniat untuk memberontak — pasrah, karena tujuannya saat itu hanya satu, yaitu mendapatkan jawaban atas rasa ingin tahunya“Sayang…” Arka menggelengkan kepalanya, lalu ia kembali membawa kedua tangan Dahayu ke atas kepala layaknya seorang tahanan dan bergerak maju untuk menciumi leher wanitanya i
Selamat membaca❤️°°“Selamat siang, Ibu. Ingin bertemu dengan Pak Arka ya, Bu?”“Hallo, selamat siang. Iya, benar, saya ingin bertemu dengan Pak Arka. Apa beliau memiliki waktu senggang?”Salah satu dari dua orang yang saat itu sedang mengobrol pun dengan cepat langsung mengangkat tangan kirinya — melempar arah tatapnya pada benda kecil berbentuk bulat yang melingkar di pergelangannya, “Mohon maaf, Bu. Untuk saat ini Pak Arka masih memiliki jadwal meeting karena ada pertemuan dengan beberapa CEO dari perusahaan lain.”“Oh, begitu ya?”“Iya, Bu. Dan kemungkinan meetingnya akan berakhir di jam makan siang, sekiranya 1 jam lagi. Tetapi kalau Ibu memang mau menunggu Pak Arka, saya bisa antar Ibu ke ruang kerja beliau, Ibu bisa menunggu di sana agar lebih nyaman.”“Oh, iya, ya sudah, boleh. Kalau begitu tolong antar saya ke ruang kerjanya saja ya, Mba.”“Baik, Bu, mari ikut saya.”Disertai dengan senyum manisnya, wanita cantik yang saat itu sedang membawa satu tas berukuran kecil dan satu
Selamat membaca❤️°°“Ada berapa orang yang datang dalam pertemuan itu? Apa ada laki-lakinya? Atau perempuan semua?”Pertanyaan itu Arka tujukan tepat setelah dirinya mendapati permintaan izin dari Sang istri untuk pergi menghadiri acara reuni bersama dengan beberapa temannya saat SMA, yang mana sebenarnya pula Arka sendiri pun juga tak cukup rela untuk memberikan izin kepada Dahayu — takut, itulah yang bisa Arka rasakan, entah apa penyebabnya.“Aku harap sih perempuan semua ya.”Arka menyindir Dahayu, dan hal itu berhasil membuat yang disindir tertawa karena merasa gemas dengan nada suara dan ekspresinya — lelaki itu benar-benar bertingkah seperti anak kecil yang sedang merajuk.“Iya, Mas sayang. Teman-temanku perempuan semua kok,” saut Dahayu sembari mencubit kedua pipi Arka, “Boleh, ya? Karena aku benar-benar rindu dengan mereka semua, Mas. Coba saja kamu bayangkan, sudah selama hampir 7 tahun kami tidak bertemu sejak hari kelulusan. Sudah lama sekali, kan?” lanjutnya“Ya sudah, iya
Selamat membaca❤️°°“Bukan hanya istri yang harus menuruti perintah suami, Mas. Kamu saja tidak mau nurut kok, padahal sudah dari tadi aku katakan untuk berhenti bekerja dan tidur, tetapi kamu sama sekaki tidak mau mendengarkannya.”“Ya mau bagaimana lagi, sayang? Aku harus melakukan hal itu karena—”“Tuh, kan! Masih saja mengelak, sulit untuk dinasehati.”Ya, seseorang yang tiba-tiba datang dan memeluk Dahayu itu tidak lain dan tidak bukan adalah Arkatama, yang mana lelaki itu juga langsung mengeluh sakit di bagian kepalanya karena terlalu lama bekerja dan menatap layar laptop.“Sayang, aku ini sedang sakit dan harus mendapatkan obat. Bukannya dimarahi begitu,” rengek Arka“Loh, bukannya tadi sudah minum obat?” tanya Dahayu dan langsung direspon dengan senyum gigi nan lebar oleh yang bersangkutan, pun membuat Dahayu yang melihatnya juga langsung menggelengkan kepala sebelum pada akhirnya ia letakan benda canggih di tangannya dan memfokuskan diri pada Sang suami, “Ada yang ingin aku
Selamat membaca❤️°°“Lebih baik jangan pergi keluar kalau tujuanmu hanya untuk menyelakai orang lain!”“I-iya, maaf. Saya benar-benar tidak sengaja,” ucap Dahayu — memohon sembari membungkukan tubuh sebagai tanda permintaan maafnya, tetapi wanita itu sama sekali tak mau meresponnya dan justru lebih memilih untuk melangkahkan kakinya begitu saja, “Ya ampun, kenapa dia galak sekali ya? Padahal aku tidak sengaja,” lanjutnya bergumam“Bu, Ibu tidak apa-apa?”Dengan sopannya pelayan itu mencoba untuk menanyakan bagaimana keadaan Dahayu, dan Dahayu yang mendapati pertanyaan itu pun langsung menggelengkan kepala, tanda kalau dirinya baik-baik saja, “Saya tidak apa-apa, Mba. Mari dilanjut lagi,” jawabnya“Baik, Bu.”Dan keduanya pun saling melempar senyum, sebelum pada akhirnya kembali berjalan — melanjutkan langkah kaki yang sempat terhenti. Namun bodohnya Dahayu, ia yang tak juga merasa kapok atas kejadian yang baru saja terjadi padanya tadi pun ternyata masih saja bersikeras untuk mengeda
Selamat membaca❤️°°“Oh, jadi kamu dan Arka sudah pernah makan di restoran ini ya?”“Iya, Tante. Kebetulan sekali aku dan Mas Arka sudah pernah makan di restoran ini, dan dia yang mengajaknya sebagai...”“Sebagai? Sebagai apa, Damara?”“Sebagai perayaan hari anniversary hubungan kami, tetapi sayangnya aku memutuskan dia. Tepat di malam itu.”Ekspresi wajah Damara pun seketika saja langsung berubah hanya dalam satu kedipan mata, karena dirinya — lagi-lagi kembali diingatkan dengan beberapa kejadian yang sudah pernah dilalui bersama Arka selama mereka menjalin kisah kasih asmara, yang bahkan ia juga sangat amat menyesali keputusan bodohnya untuk berpisah dengan lelaki seperti Arka.“Kalau aku boleh berkata jujur, saat ini aku sangat menyesali keputusan bodoh itu, aku menyesal karena sudah pergi dan meninggalkan Mas Arka, karena nyatanya pun sampai detik ini aku belum bisa menemukan sosok lelaki lain yang dapat menggantikan posisinya di dalam hati dan hidupku.”Selama sedang mendengar D
Selamat membaca❤️°°“Maaf ya jika kehadiran saya sudah mengganggu kamu. Ini, kebetulan saya ada sapu tangan yang bisa kamu gunakan untuk menghapus air mata kamu.”Suara yang terdengar sangat tak asing bagi Dahayu itu pun berhasil untuk menyapa rungunya dengan baik, yang mana hal itu sendiri juga membuat yang mendengarnya langsung mengambil selembar tisu dari dalam tas untuk menghapus air mata yang sudah mulai membasahi pipi.“Terima kasih banyak sebelumnya, Mas. Tetapi saya tidak— Loh? Mas Rakyan? Kamu Rakyan Pradana, kan?”“Iya benar, saya Rakyan. Tunggu, kamu Dahayu ya? Dahayu Ishvara alumni Universitas Indonesia jurusan Sastra, kan?”“I-iya, benar itu aku.”“Wah, kenapa bisa kebetulan begini ya? Setelah sekian lama akhirnya kita bisa bertemu lagi. Omong-omong kamu masih ingat denganku, Yu? Suatu kehormatan besar ini namanya.”“Bisa saja kamu, Mas. Lagi pula ya, sepertinya mustahil kalau aku lupa dengan kamu. Rakyan Pradana. Bayangkan, hanya dengan mendengar namanya saja aku bisa i
Selamat membaca❤️°°“Kira-kira Pak Yugi masih ingat dengan kamu tidak ya, Mas? Eh, maksudku dengan semua tingkah ajaib kamu itu.”“Sudahlah, Yu. Tolong jangan bahas masa lalu yang sangat suram itu lagi, aku malu. Ya walau nyatanya hal itu memiliki tempat tersendiri di dalam hidupku.“Dan tanpa mau untuk meminta izin terlebih dahulu pada si pemilik tempat, dengan begitu santainya Rakyan langsung mendudukan dirinya di kursi kosong yang berada di depan Dahayu, dan hal itu pun sama sekali tak menimbulkan aksi protes dari yang bersangkutan, yang mana ternyata justru berhasil untuk mengundang senyum yang begitu manis — senyum yang sesungguhnya sangat amat dirindukan oleh Rakyan sejak bertahun-tahun yang lalu.“Wah, hebat juga ya Pak Yugi? Ternyata beliau memiliki satu tempat yang spesial di dalam hidup Mas Rakyan. Luar biasa sekali ya dosen itu,” ledek Dahayu disertai dengan tawanya, “Omong-omong, Mas Rakyan sendirian saja? Atau mungkin sedang bersama dengan rekan kerja? Atau pacar ya? Hm.