Share

Bab 18

"Mak kan sudah bilang menerima lamaran, masa mau dibatalin, apa nggak kasihan sama anakmu yang manisnya kebangetan ini. Lagipula kan emak sudah ngasih restu?" Raya menggerutu.

"Ya, Karena emak malu punya anak gadis yang udah mau nikah tapi masih saja pecicilan nggak jelas kayak begini," keluh Bu Hartati sambil berlalu.

"Iya, bener bi, batalin aja," Nita ikut mengompori.

Mendengar pembelaan Nita untuk ibunya, mata Raya membulat sempurna. Tak lama, ia menarik tangan Nita, menyeretnya kedapur.

"Lebih baik kau bantu aku kocok telurnya, siapa tahu setelah aku menikah kau akan menyusul."

"Ogah. Kau yang disuruh kenapa harus aku yang mengerjakan!"

"Karena kau adalah sahabat baikku. Seorang sahabat kan harus membagi kesusahannya. Benarkan?" Bujuk Raya sambil tersenyum lebar.

"Dasar, giliran susah aja kau bagi padaku, pas lagi seneng, kau ngilang dari peredaran. Bahkan bayangan hilalnya saja tidak tampak," cibir Nita sambil mencebik kesal pada Raya.

****

Alex terpaku menatap laptop di hadapann
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Zayinilfhadli Fhad
ngulang kata2nya bnyak bngt ya ka ,jdi bacaan barunya cma sedikit
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status