Share

27. Ancaman Kartika

Sambil mengemasi baju, aku terus mencoba menelepon Tiara tapi handphonenya tidak aktif. Aku yakin tujuannya Surabaya. Akan kususul dia.

Setelah semua beres, buru-buru kutemui Ibu yang masih ada di ruang tengah bersama anak-anak.

"Ayah, mau kemana? Aku ikut!" Randi, Dimas, Vania mengakhiri aktivitas bermainnya setelah melihatku menggendong tas ransel.

"Randi, Dimas, Vania, ayah pergi sebentar. Ayah janji nanti pulang dibeliin mainan."

"Mau kemana kamu, Fikri?" tanya Ibu.

"Aku mau nyusul Tiara, Bu."

"Jangan bodoh, Fikri! Ngapain ngemis-ngemis sama dia! Kamu itu laki-laki yang punya harga diri! Dia sudah meninggalkanmu, tidak pantas kamu bela belain begitu! Ibu tidak mengijinkan kamu pergi!"

"Tapi, Bu. Ada anakku di perut Tiara. Aku akan memperjuangkannya!"

"Soal anak itu gampang. Nanti kalau sudah lahir kita tinggal sewa pengacara, kita rebut hak asuhnya dari Tiara! Sekarang lebih baik kamu perjuangkan istri dan anak yang jelas-jelas ada di depan matamu, Fikri!"

"Kartika bukan istriku
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status