Share

50. Air mata Imron

Plak!

Wajah Imron terlempar ke kiri saat Elok menamparnya dengan keras.

"Jangan pernah menciumku lagi! Aku jijik! Aku tidak menyukaimu. Pergi!" Elok meneriaki suaminya dengan suara melengking. Imron terdiam sesaat. Lelaki itu sedang mengendalikan deru napasnya karena menahan emosi.

"Kalau begitu, mulai sekarang bersikaplah sesuai dengan kebencianmu!" Imron pergi dari ruang tengah dengan wajah marah. Pintu kontrakan dibanting oleh Imron karena rasa marahnya pada Elok. Benar-benar ia tak dihargai sebagai suami dan kini ia merasakan begitu nyeri di dadanya.

Imron sebenarnya buka tipe lelaki cengeng. Namun kali ini, air matanya menetes. Ia terduduk menunduk di tangga masjid sambil menunggu waktu magrib tiba. Sekarang ia harus bagaimana dengan pernikahannya?

Jika ia melepas Elok, maka wanita itu akan luntang-lantung di jalan bersama Aya. Gadis kecil itu memiliki garis darahnya sebagai

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status