“Tuan Bumi,” ucap Rizal dengan wajah terkejut, di tatapnya Jelita yang berdiri tepat di sampingnya.
“Ya ampun Ta, kenapa kamu harus bertemu dan berurusan dengan pria ini, aku yakin kedepannya pasti hidupmu nggak akan aman,” batin Rizal.“Tapi aku nggak bisa diam aja, aku harus cari cara agar Jelita bisa lepas dari tuan Bumi,” batin Rizal lagi.“Ehmmmm…tu-tuan, saya minta maaf atas kejadian barusan, Jelita teman saja tidak sengaja, dia hanya ingin menolong anak kecil yang ada disana,” ucap Rizal dengan wajah memohon.Bumi langsung menatap Jelita, kemudian kembali menatap Rizal, “Saya tidak mau tau, intinya dia harus bertanggung jawab,”“Baik, saya akan bertanggung jawab untuk mengobati luka-luka kamu, jadi kamu nggak usah khawatir, tapi izinkan saya untuk mengobati luka anak kecil itu dulu, dia sepertinya luka, dan sekarang masih ketakutan,” ucap Jelita yang sukses membuat Rizal terkejut.“Jelita, kenapa kamu mau, kamu nggak tau siapa pria yang ada di hadapan kamu apa gima Ta,” batin Rizal yang sudah sangat begitu khawatir pada Jelita.“Dirga, temani wanita ini untuk mengobati luka bicah itu, setelah itu bawa dia untuk masuk ke dalam mobil,” ucap Bumi yang dengan cepat langsung di jawab dengan anggukan kepala oleh Dirga.“Silahkan nona ikut saya,” ajak Dirga dan dijawab dengan anggukan kepala oleh Jelita.Bumi hanya diam menatap Jelita yang melangkah untuk mendekati bocak kecil tersebut, sedangkan Rizal hanya bisa diam dan tbingung harus berbuat apa. Karena tidak mau menunggu di pinggir jalan, Bumi memilih untuk masuk ke dalam mobil, namun baru saja kakinya melangkah, Rizal sudah mencegahnya dan membuat Bumi kembali balik badan dan menatap Rizal dengan tatapan tajamnya.“Tu-tuan sebentar,”“Ada apa?” tanya Bumi.“Tuan, saya mohon jangan apa-apain Jelita, dia wanita yang baik, dia tulang punggung keluarganya, kalau Jelita tidak bekerja, siapa yang akan mengirimkan uang untuknya di kampung,” ucap Rizal.“Tolong bebaskan Jelita tuan, biar saya yang tanggung jawab mengobati luka-luka tuan sampai sembuh,” ucap Rizal lagi.“Saya tidak mau,” sahut Bumi kemudian langsung pergi melangkah tanpa menghiraukan Rizal.Sementara Jelita sendiri sudah selesai mengobati anak kecil yang tadi sempat ditolong nya, “Sudah selesai, kamu jangan berjualan di tempat ini lagi ya, bahaya…apalagi kamu masih kecil,” ucap Jelita sambil mengusap kepala anak kecil tersebut dengan sayang, dan apa yang dilakukan Jelita tidak lepas dari rekaman Dirga, karena Dirga ingin sekali menunjukkan pada tuannya.“Aku cuma mau bantu ibu untuk mencari uang kak, soalnya sekarang ini ibu lagi sakit, adik aku butuh makan,” jelas anak kecil tersebut.“Ayah kamu kemana?” tanya Jelita yang sudah iba melihat bocah kecil yang ada dihadapannya, kini ingatannya langsung teringat dengan orang tua dan adiknya yang ada di kampung.“Ayah sudah meninggal kak, aku hanya tinggal sama ibu dan adik saja,”“Ya Allah,” Jelita mengambil sesuatu dari dalam saku celananya, kemudian langsung memberikannya pada bocah yang ditolongnya, “Ini ada uang sedikit, kamu langsung pulang ya, terus ajak ibu kamu buat berobat, biar cepat sembuh, sisanya kamu beli makanan, untuk kamu dan keluarga kamu nanti makan,” ucap Jelita yang sukses membuat bocah tersebut langsung meneteskan air matanya.“Terima kasih kak terima kasih, baru kali ini ada orang baik yang mau nolong aku, semoga kakak selalu diberi kesehatan dan diberi kebahagian ya,”“Amiin,”“Yauda sana sekarang kamu pulang, ingat selalu hati-hati,” ucap Jelita dan dijawab dengan anggukan kepala oleh bocah tersebut.Jelita masih berdiri menatap kepergian anak yang ditolongnya dengan kaki sedikit pincang karena lukanya, sementara Dirga juga sudah memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku jas nya.“Sudah saatnya kita pergi nona, tuan Bumi pasti sudah menunggu,” ajak Dirga.“Iya,” sahut Jelita kemudian langsung melangkah ke arah dimana mobil mewah Bumi terparkir.Saat melewati Rizal, Jelita langsung menghentikan langkahnya, “Ta..kalau ada apa-apa kamu kabari aku ya,” ucap Rizal masih dengan wajah khawatir.“Aku akan baik-baik saja, kamu nggak usah khawatir, tapi maaf ya, kita nggak jadi makan bareng,” sahut Jelita.“Nggak apa-apa, lain waktu bisa, tapi aku harap kamu ngasih kabar ke aku ya, jujur aku khawatir banget sama kamu,” ucap Rizal.“Tenang saja, aku pasti akan baik-baik saja,” sahut Jelita.“Silahkan nona, tuan Bumi paling tidak suka menunggu,” ucap Dirga.“Aku perg dulu,” pamit Jelita pada Rizal dan dijawab dengan anggukan kepala oleh Rizal.“Hati-hati Ta,”“Iya,”Kini Jelita pun langsung melangkah menuju mobil mewah Bumi, Dirga sendiri dengan sigap langsung membuka pintu belakang agar Jelita bisa langsung masuk dan duduk di samping tuannya.“Silahkan nona,” ucap Dirga.Jelita tidak langsung masuk, justru Jelita menatap Dirga, “kenapa harus duduk di samping dia, apa saya tidak bisa duduk di kursi depan saja?” tanya Jelita.“Maaf nona, tidak bisa…karena kursi depan saya yang duduki,” “Kita tukar tempat sajalah, saya yang di depan, kamu di belakang dengan bos kamu,”“Maaf nona, tidak bisa,” tolak Dirga.“Silahkan masuk nona, nanti kalau terlalu lama, tuan Bumi bima marah,” Dengan wajah kesal, mau tidak mau Jelita pun langsung masuk ke dalam mobil, di liriknya Bumi yang hanya diam sambil melihat layar ponselnya.“Manusia aneh,” batin Jelita.“Kau mengupatku?”“Hahk,” terkejut Jelita yang langsung menatap Bumi.“Aku tau kalau kau itu sedang mengupatku,” ucap Bumi yang kini sudah menatap Jelita, keduanya saling menatap dengan tatapan tajam masing-masing.“Nggak usah geer ya tuan yang terhormat, kurang kerjaan sekali untuk saya mengupat orang seperti tuan,” sahut Jelita.Bumi yang mendapat perlakuan seperti itu oleh Jelita jelas menahan amarahnya, tubuhnya justru maju mendekati Jelita, jelas saja Jelita langsung memundurkan tubuhnya sampai ke pintu mobil.“Kau memang harus dikasih pelajaran nona, mulutmu terlalu lantam setiap berbicara dengan saya, jadi hukuman yang pantas untuk kamu adalah membungkam mulutmu agar tidak seenaknya berbicara dengan saya lagi,” ucap Bumi menatap Jelita dengan tajam.“Mau apa kamu?” tanya Jelita yang kini wajahnya sudah mendadak pucat.Tanpa menjawab, Bumi semakin mendekatkan tubuhnya mendekati Jelita, sampai-sampai Jelita memejamkan matanya karena merasa takut, namun di detik berikutnya, Jelita kembali membuka matanya, bahkan membulatkan matanya karena merasakan sesuatu dibibirnya.CupDegJelita terpaku dengan apa yang dilakukan Bumi padanya, sedangkan Bumi justru mendadak aneh, jantungnya seketika tidak berdetak dengan normal, bahkan ada gelanyar aneh yang dirasakan Bumi saat bibirnya bersentuhan dengan bibir Jelita.“Rasa apa ini, kenapa jantungku berdetak begitu cepat?” batin Bumi yang masih betah menempelkan bibirnya di bibir Jelita.Kesadaran Jelita pun langsung tersadar, dengan sekuat tenaganya, Jelita langsung mendorong tubuh Bumi, dan tangannya pun langsung memberikan hadiah di pipi mulus Bumi.PlaaaaakDirga dan Amar sang supir pribadi Bumi jelas terkejut mendengar suara tamparan di kursi tuannya, Dirga langsung menoleh ke belakang, sementara Amar melihat dari spion tengah mobil, karena Amar harus fokus dengan jalananan.“Kau,” ucap Bumi sambil memegang pipinya yang jelas terasa panas akibat tamparan dari Jelita.“Kenapa? nggak terima?”Mata Bumi langsung menatap Jelita dengan tajam mendengar perkataaan Jelita, begitu juga dengan Dirga, yang hanya bisa diam namun menatap Jelita dengan tatapan iba, karena sudah dipastikan kedepannya Jelita tidak akan baik-baik saja.“Kamu pikir aku ini wanita apa hahk? dengan kurang ajarnya kamu mencium saya, dan asal kamu tau, ini adalah ciuman pertama saya, dan kamu sudah mengambilnya tanpa hormat,” ucap Jelita yang sukses membuat Bumi terkejut, entah kenapa ada rasa senang
Mata Jelita terbuka dengan perlahan, rasa pusing terasa di kepalanya, setelah matanya terbuka dengan sempurna, Jelita melihat sekeliling ruangan, matanya langsung membulat saat dirinya saat ini bukan berada di kamarnya, cepat-cepat Jelita langsung bangun dari tidurnya.“Aku dimana?” tanya Jelita sambil memegang kepalanya yang terasa pusing.CeklekPintu kamar yang ditiduri Jelita terbuka, seorang wanita paruh baya masuk ke dalam kamar sambil membawa nampan di tangannya.“Nona, silahkan sarapan dulu, tuan tadi berpesan kalau nona wajib sarapan pagi,” ucap wanita paruh bayah yang masih belum diketahui namanya oleh Jelita.Sementara Jelita yang mendengar kata tuan langsung teringat dengan Bumi, bahkan Jelita juga teringat dengan apa yang sempat terjadi tadi malam.Jelita langsung menghembuskan napasnya dengan kasar, “Letak di atas nakas aja bu, nanti saya makan,” “Bi Lastri non, panggil saya bi Lastri,” pelayan kepercayaan Bumi mengenalkan dirinya pada Jelita.“Ahka iya, salam kenal ya
“Bagaimana? sudah dapat kabar siapa wanita itu?” tanya Aaron, pria yang sama tampannya seperti Bumi, namun Aaron memilih jalan yang salah dengan bekerja menjadi bandar Narkoba dan menjual pistol secara ilegal, bahkan Aaron juga tidak segan-segan menjual organ manusia hanya untuk membuat dirinya semakin kaya agar bisa menyamai kekayaan Bumi.“Info yang saya dapat, wanita itu hanya seorang dokter tuan, tidak ada hubungan apa-apa dengan musuh kita,” jelas Banu, asisten Aaron.“Ck, kamu kira mataku buta hahk, Bumi itu terang-terangan menolong wanita itu, mana mungkin Bumi tidak ada hubungannya dengan wanita itu, dia hampir tadi hampir saja kehilangan nyawanya hanya demi menyelamatkan wanita berhijab itu,” bentak Aaron yang langsung membuat Banu menundukkan kepalanya.“Aku tidak mau tau Banu, secepatnya bawa wanita itu ke hadapanku, aku yakin Bumi pasti akan datang untuk menolongnya, dan untuk itu aku akan memanfaatkan wanita itu agar Bumi mau menyerahkan asetnya, dan aku juga bisa membala
Jelita langsung mendekati Dirga yang berdiri tidak jauh pintu kamar Bumi."Coba kamu ulangi perkataan kamu barusan," ucap Jelita menatap Dirga."Emm...i-tu nona, saya hanya men-,""Ahk lama," ucap Jelita dan kembali masuk ke dalam kamar Bumi, kakinya melangkah menuju kamar mandi, saat tangannya terangkat bersiap untuk menggedor pintu kamar mandi, justru pintu kamar mandi yang terbuka lebih dahulu dan menampakkan dada bidang Bumi.Mata Jelita seketika langsung membulat, sedangkan Bumi justru menatap Jelita dengan santai."Kau sudah merindukanku? Sampai-sampai kau tidak sabar menungguku selesai mandi?" tanya Bumi dengan wajah santainya.GlekJelita menelan Salivanya dengan kelat melihat tetesan air yang jatuh membasahi bahu kekar Bumi.Dengan pelan Jelita memundurkan langkahnya, namun Bumi justru malah maju mendekati Jelita."Ak-aku mau bicara sama kamu, tapi sebaiknya kamu selesaikan dulu pakai baju," ucap Jelita dan langsung balik badan memilih untuk keluar dari kamar Bumi, namun tan
"Kamu mau apa?" tanya Jelita menahan tangan Bumi.Belum sempat Bumi menjawab, suara letusan dari ban mobilnya terdengar akibat tembakan dari anak buah Aaron.Duaaaaar“Aaaaaaaaaa,” teriak Jelita sambil memeluk lengan Bumi dengan begitu kuat.CiiiiiiiiiiiiiiiitBraaaaakSupir handal Bumi berhasil mengendalikan mobil tuannya agar tidak terbalik, namun mobil Bumi terpaksa menghantam pohon besar.“Sial,” ucap Bumi.Dilihatnya Jelita yang sudah ketakutan dengan tubuh bergetar hebat, kepalanya melihat ke belakang, mobil anak buah Aaron sudah semakin dekat.“Ayo, kita keluar,” Bumi langsung menarik tangan Jelita.“Hahk..mau kemana?” tanya Jelita begitu terlihat begitu takut.“Jangan banyak bertanya, ayo cepat,” ucap Bumi.“Hadang mereka,” ucap Bumi lagi pada Dirga dan Amar.“Baik tuan,” sahut Dirga yang juga sudah keluar dari mobil, sementara AMar menghubungi anak buah Bumi untuk segera datang ke lokasi dan membantu mereka.“Kita mau kemana?” tanya Jelita saat Bumi menarik tangannya masuk ke
“Tetaplah di belakangku, dan tutup matamu,” ucap Bumi yang langsung dijawab anggukan kepala oleh Jelita.“Serahkan wanita itu,” ucap Banu.“Siapa kau berani memerintahku?” tanya Bumi menatap Banu dengan tatapan tajamnya.Banu tidak menjawab, kepalanya menoleh ke arah anak buahnya, seperti tau apa yang dimaksud bos nya, anak buah Banu langsung menekan sesuatu yang ada di kantong celananya.“Aku hanya mau membawa wanita itu tuan Bumi, bukan mencari masalah denganmu,” ucap Banu lagi.“Langkahi dulu mayatku, baru kau bisa membawa dia,” ucap Bumi menantang Banu.“Dasar keras kepala,” ucap Banu kemudian langsung mengangkat tangannya dan melayangkan satu peluru ke arah BumiDooor“Aaahkkkkk,”teriak Jelita ketakutan dan memeluk Bumi, Bumi sendiri sudah menghindar dengan satu tangannya membawa Jelita kedalam pelukannya.Bumi pun langsung membalas tembakan pada Banu dan anak buahnya, sekali tembakan anak buah Banu langsung terkapar tak sadarkan diri, sedangkan Banu sudah bersembunyi di balik po
“Asal kau tau, aku itu tidak sembarangan menyentuh wanita, jadi kau–,”“Bohong, kau bohong, bahkan kau sudah dua kali mencium aku, dan kau masih menyangkal kalau kau bukan pria brengsek,” potong Jelita membalas bentakan Bumi.“Dengar ya tuan Bumi yang terhormat, sebelum aku bertemu dengan kamu, hidupku baik-baik saja, tapi setelah aku bertemu dengan kamu, sekarang hidupku berantakan, kau sudah membuat aku tidak nyaman,” lanjut Jelita dengan wajah yang sudah berlinang air mata.Bumi terdiam, entah kenapa mendengar apa yang dikatakan Jelita membuat dadanya terasa sakit, sedangkan Dirga juga hanya bisa diam dengan kepala menunduk.“Aku nggak tau gimana nasibku sekarang, karena jelas aku pasti akan dipecat karena aku tidak ada izin dengan untuk tidak hadir, kalau aku sampai di pecat aku harus membiayai keluargaku di kampung bagaimana, apa kau pernah berpikir kesana hahk,” bentak Jelita lagi.“Yang kau pikirkan hanya keinginanmu saja, tapi kau tidak memikirkan nasib orang lain, termasuk ak
Bumi kini sudah membawa Jelita untuk beristirahat di hotel, kedua manusia ini sama-sama diam menuju kamar hotel yang sudah di pesan terlebih dahulu.“Ini kamar tuan?” ucap Dirga yang dijawab dengan anggukan kepala oleh Bumi.“Dimana kamarku?” tanya Jelita karena Dirga hendak pergi.“Disini, bareng sama saya,”“Apa!!” Jelita jelas terkejut dan menatap Bumi dengan tatapan tajamnya.“Aku tidak mau, kau kira aku wanita murahan yang bisa tidur dengan seorang lelaki tanpa ada ikatan hahk,” bentak Jelita.“Ikuti saja kalau kau mau dirimu aman Jelita,” ucap Bumi yang untuk pertama kali bicara lembut pada Jelita, bahkan Bumi sampai menyebut nama Jelita.“Nggak, aku nggak mau, lagian disini aku yakin tidak ada kejadian hal gila seperti saat di Jakarta,” Jelita tetap menolak.“Siapa yang bilang, Aaron itu anak buahnya ada dimana-mana, dan dia tahu kalau saya saat ini sedang berada di negara ini, jadi menurutlah kalau kau masih sayang dengan nyawamu,” ucap Bumi.“Benar nona, anak buah Aarin ada d