Video yang diperlihatkan oleh Stanley itu sangat singkat, berdurasi kurang dari dua puluh detik saja panjangnya, tapi isinya adalah pemandangan yang mengerikan. Meskipun sebelumnya Amber bersiap untuk adegan yang brutal. Namun, dia masih terperangah dan kemarahan yang besar menguasai dirinya. Dia tidak pernah membayangkan bahwa anak-anak bisa sekejam itu. "Ini ilegal!" sentak Amber seraya memandang Stanley, berdiri dan meletakkan tumpukan dokumennya di atas meja. "Sebagai seorang guru dan sudah mengetahui kebenaran, bagaimana mungkin kamu tidak memanggil polisi, tetapi malah berusaha menutupinya?" Kepala Stanley terkulai sedikit. "A-Aku juga tidak punya pilihan. Sebagai staf guru matematika biasa, aku hanya bisa menuruti apa yang atasanku perintahkan. Seperti yang kamu lihat, anak-anak yang ikut dalam kekerasan tidak hanya satu atau dua anak. Itu adalah kerumunan mereka. Dua dari keluarga anak-anak itu memiliki hubungan yang dalam, sehingga seluruh kerumunan pada dasarnya dapat mel
Setelah Ian melepaskan gigitannya, Amber secara reflek mencengkeram satu sisi wajahnya. Paling tidak, tidak ada air liur atau semacamnya di pipinya dan ciuman itu juga tidak menyakitkan. Namun, perilaku semacam ini adalah ....Wajah Ian masih terlihat tanpa emosi dan sepertinya dia tidak mencoba memanfaatkan Amber jadi Amber tidak ingin membuat masalah menjadi terlalu rumit. Yang dia lakukan hanyalah dengan bercanda mengatakan, "Sepertinya kamu benar-benar tidak menyukai setengah lesung pipitku, sehingga kamu bahkan ingin menggigitnya. Haruskah lain kali aku memakai topeng?"Ian yang masih dalam posisi setengah berjongkok, menatap Amber dengan tatapan kosong.'Apakah dia tidak menyukainya? Sebenarnya tidak. Mungkin dia sudah terbiasa sekarang, tapi setengah lesung pipitnya tidak lagi tampak begitu tidak menyenangkan di mata pria ini.'"Tidak perlu untuk itu," ucap Ian.Amber meng
Amber mengerutkan kening. "Apakah kamu sudah melihat putrimu?" tanyanya.Ayah Elly mengangguk, tetapi kemudian segera mulai menggelengkan kepalanya.Melihat sikap ayah Elly tersebut, Amber segera memanggil seorang perawat untuk membawanya ke bangsal Elly. Sementara dia sendiri kembali ke kantornya, baik untuk mengganti jas putihnya maupun untuk mengamati rekaman cctv bangsal.Di dalam bangsal, Elly tampak sudah tertidur. Posturnya yang rapi, tapi tidak biasa jelas memicu kesedihan dalam diri ayahnya. Hal itu terlihat saat sang ayah langsung berbalik setelah dia melihat putrinya.Di layar kamera pengawas, ayah Elly terlihat seperti sosok yang menyesal. Penyesalan, kesedihan, menyalahkan diri sendiri dan kekesalan semua bisa terlihat di raut wajahnya.Hati Amber terjatuh saat dia melihatnya. Sedangkan Ian yang telah berdiri di sisi Amber sejak dia masuk, pada saat ini dia men
"Calvin ...," gumam Amber.Dan Calvin pun balas tersenyum kepadanya.Empat mata bertemu saling memandang."Hei, hei kita masih ada di sini." Melihat keduanya mulai berkomunikasi dengan mata mereka, Trysta mencoba menarik perhatian mereka.Mendengar suara Trysta, Amber menarik pandangannya dan beralih menatapnya. "Siapa kamu? Aku tidak mengenalimu. Apakah dengan adanya keberadaan kamu di sini membuat perbedaan?""Hahaha ...."Setelah semua orang menertawakan lelucon ringan itu, Amber membawa mereka semua kembali ke ruangannya. Dalam perjalanan menuju ruangan, Amber bertanya, "Bagaimana caranya kalian semua bisa menemukan waktu untuk datang ke sini?"Trysta menjawab, "Oh dokterku yang cantik, sesibuk apapun dirimu, jika kamu tidak punya waktu untuk bertemu kami, maka kami hanya bisa datang dan mengganggumu. Aku juga membawakan beberapa hadi
"Hentikan, ah ... aku masih bekerja." Amber yang sangat takut digelitik dengan cepat menjadi mangsa keisengan Trysta. Serangan itu begitu dahsyat sehingga Amber bahkan tidak bisa mengeluarkan suara apa pun. Yang bisa dia lakukan hanyalah mencoba mengelak dan menggigit bibirnya sambil sesekali memohon.Sedangkan Trysta yang tidak menyerah, terus menggelitik Amber cukup lama setelah itu dan hanya berhenti ketika terdengar suara ponsel Calvin yang berdering.Ketika Calvin menerima telepon, Trysta masih belum melepaskan Amber. Dengan postur tubuh yang saling berpelukan seperti koala, mereka mendengarkan panggilan Calvin.Setelah selesai menerima panggilan, Calvin berbalik untuk melihat mereka. "Ibuku bilang pemeriksaannya sudah selesai jadi aku harus turun dan menjemputnya." Saat Calvin mengatakan ini, dia melirik ke arah Amber lagi, tetapi menahan diri untuk tidak mengatakan apa pun.Semua orang menatapnya, tapi Calvin hanya mengucapkan satu kata terakhir. "
Ruangan Elly masih gelap, satu-satunya sumber cahaya adalah sinar bulan yang menyelinap masuk dari jendela yang tirainya setengah tertutup.Tampak Elly sedang duduk di kaki tempat tidur dengan memegang pena di tangannya saat dia menggambar sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh Amber.Setelah memikirkannya sejenak, Amber memutuskan pergi ke kantornya untuk mengambil buku sketsa lainnya dan satu set krayon kemudian kembali menuju ke ruangan Elly.Begitu dia berada dalam jarak lima langkah dari tempat tidur, Elly berhenti menggambar dan seluruh tubuhnya menjadi tegang seperti terakhir kali, meskipun dia tidak melihat ke arah Amber.Amber tidak mendekat. Dia langsung duduk di lantai dan mulai membuat sketsa dengan serius di buku sketsa.Kali ini, dia mewarnai gambarnya. Gambar itu sekali lagi berupa kelinci kecil yang agak cacat, tapi Amber berusaha semaksimal mungkin meng
"Apakah kamu benar-benar menyukai kekasihmu?"Begitu mendengar pertanyaan Calvin itu. Bisakah Amber benar-benar mengatakan kalau dia telah mengalami kemajuan dibandingkan sebelumnya? Pria ini tidak bisa menahan rasa penasarannya lebih lama lagi dan akhirnya bertanya kepadanya.Dulu, situasi serupa pernah terjadi. Ketika mereka masih sekolah, seorang teman sekelas laki-laki, atas kemauannya sendiri, mengumumkan kalau Amber adalah kekasihnya.Saat itu Calvin bahkan tidak menanyakan kepada Amber tentang kebenaran kata-kata teman laki-laki itu. Ketika dia melihat Amber dan teman laki-laki berdua berjalan bersama, otomatis dia berasumsi kalau Amber dan teman laki-laki itu memang sedang menjalin hubungan. Sejak saat itu, dia perlahan mulai menjauh darinya."Jika aku bilang kalau dia bukan kekasihku, apakah kamu percaya kepadaku?" tanya Amber kepada Calvin.Calvin ragu-ragu sejena
"Aku akan menciummu jika aku mau, bukankah itu yang kamu katakan?" Ian berperilaku sangat tenang seperti biasanya, lalu dengan tidak sabar, dia kemudian memberi Amber sebuah perintah. "Ayo kemarilah."Tentu saja Amber tidak akan menurutinya begitu saja. Saat ini dia mencoba memperlakukan Ian seolah-olah dia adalah teman akrab yang diajak ngobrol juga seolah memberi nasihat. "Tuan Axton, menurutku kamu sebaiknya pergi membaca novel roman. Ciuman tidak terjadi begitu saja hanya karena kamu menginginkannya.Jika seorang pria dan wanita benar-benar mencintai satu sama lain, maka mereka tidak perlu berciuman untuk menunjukkannya, jika mereka tidak saling mencintai bahkan berciuman pun tidak akan membuat perbedaan."Amber selalu berpikir bahwa cinta adalah tindakan dasar yang secara naluriah dipahami semua orang, tetapi setelah melihat Ian, dia akhirnya mengerti bahwa beberapa orang secara alami tidak memiliki cint