Share

Kecemasan semua orang~

"Ssshh ...." Arkana mendesis saat Safira mengolesi salep di sudut bibirnya yang robek dan berdarah. Luka akibat pukulan Kai cukup membuat lelaki itu merasa keheranan. Namun, dia juga merasa lega karena muncul tepat waktu. Seandainya saja dia terlambat sedikit saja, mungkin Safiralah yang menjadi korban.

"Udah, Mas." Safira membereskan kotak obat. "Kai tadi nakutin banget. Aku gak nyangka dia bakal semarah itu," ucap Safira, membuang napas panjang, lalu memandang Arkana. "Kamu sampe jadi sasaran tinjunya." Rautnya menyendu.

Kemarahan Kai sungguh mengerikan bagi Safira. Dia nyaris pingsan kalau saja Arkana dan Danish tidak muncul tiba-tiba. Namun, yang sangat disayangkan adalah 'Kenapa Kai sampai harus memukul Arkana.'

Arkana mengusap pipinya yang berdenyut. Pukulan Kai yang mendadak dan begitu keras seakan-akan masih meninggalkan jejak. Sakit dan panas. "Luka ini gak ada apa-apanya, Fir. Kalau seandainya tadi aku terlambat masuk, mungkin Kai bisa lakuin hal yang sama ke kamu."

"Aku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status