Happy Reading Semuanya!Mata Zaidan yang masih terlelap tampak terbuka dan menatap bingung perempuan yang kini masih menjerit terkejut di depan meja rias tempat mereka huni saat ini. Lelaki dengan wajah tampan itu tidak mengerti kenapa Eva menjerit-jerit di pagi buta saat ini. Apakah terjadi sesuatu dengan Eva sekarang ini.“Bisa enggak sih Eva, kalau kamu ingin membangunkan saya dengan suara lembut. Atau mungkin kamu bisa bilang 'Mas... Selamat pagi, ayo bangun. Aku sudah siapkan makanan untuk Mas dan kita makan bersama.' atau...” Zaidan menghentikan perkataannya saat melihat sang istri tampak berlinang.“Bapak!!”rengek EvaZaidan dengan cepat menghampiri sang istri dan memasang wajah bingung, sumpah demi apapun Zaidan melihat kalau semalam Eva tertidur dengan nyaman dipelukannya. Dan ia tidak melakukan apapun selain mengusap kepala Eva sampai sang istri tertidur pulas, memandang Eva tidur nyenyak saja membuat hatinya tenang.“Kamu kenapa?”tanya Zaidan lembut.Eva menatap wajah sang
Happy Reading Semuanya!“Apakah kakak kamu berbuat jahat ke kamu?”Eva yang sejak tadi sibuk menatap kearah luar jendela setelah berpamitan dengan kedua orang tua dan sang kakak, kini hanya bisa menatap wajah sang suami tidak mengerti. Kakaknya berbuat jahat? Mana mungkin Kak Livy berniat jahat pada dirinya. mereka adalah saudara kandung jadi mana mungkin kakaknya akan melakukan hal itu.“Maksud Bapak apa? Mana ada seorang kakak berniat jahat sama adiknya sendiri, bagian saya bukan adik tiri dari Kak Livy. Kakak saya enggak jahat sama saya,” sahut Eva membuat Zaidan kini menghentikan mobil yang dikendarainya tepat dipinggir jalan dan memperhatikan sang istri dalam.“Tapi kelihatannya kakak kamu malah seperti kakak tiri di mata saya. Kamu yakin?”Tangan Eva bersedekap sembari memasang wajah jengkel pada suaminya itu, “Jadi Bapak enggak percaya? Apakah ada seorang kakak yang memiliki niatan jahat ke adiknya sendiri? Kakak memang suka mengganggu tapi jika niat jahat seperti yang Bapak ba
Happy Reading Semuanya!Mulut Eva menganga lebar melihat rumah besar di depannya dan perkataan konyol dari sang suami barusan. Maksudnya apa? Ini rumah sementara untuk mereka berdua sebelum mereka mempunyai anak. OMG! Rumah Ini saja sudah besar dan mampu untuk menampung banyak orang bahkan anak sekalipun, kenapa Zaidan mengatakan hal seperti itu barusan.“Saya ingin ketika kita nanti mempunyai anak, di dalam rumah ada kids zona yang bisa dimainkan oleh anak kita nantinya. Lalu ada ruang musik, ruang baca dan ruang sebagai nya dan itu khusus anak-anak. Makanya nanti ketika kita punya anak nantinya, saya ingin rumah yang besar,”jelas Zaidan.“Pak, kenapa harus pindah rumah? Ini saja rumah sudah besar, bahkan tinggal berdua saja sudah sangat lebar. Bapak pikir rumah saya yang sudah tingkat dua itu enggak cukup buat membesarkan anak? Kids zona? Kita bisa melakukannya di mall, kenapa harus di rumah? Kita belikan saja mainan biasa.”Zaidan tersenyum, ia tidak menyangka Eva akan merespon den
Happy Reading Semuanya!“Kenapa Lo liat gue begitu?”Perempuan yang menjadi istri dari Zaidan itu tampak memasang wajah bingungnya melihat beberapa orang tampak menatapnya aneh. Eva juga sejak tadi memperhatikan pakaian yang dikenakannya dari atas sampai bawah, bahkan make up juga ia perhatikan. Tidak ada yang salah. Semua sudah sesuai dengan style dirinya yang biasa.Langkahnya dengan cepat berlari menuju ruang kelasnya, lebih baik ia mempertanyakan sesuatu yang aneh pada rekannya yang sangat jujur itu. “Guys! Do you feel there is something strange with me?”Rekannya itu hanya menaikkan sebelah alisnya bingung, menurut mereka penampilan rekan mereka saat ini masih sempurna seperti biasa dan tidak ada yang salah. Bahkan aura dari rekannya semakin terlihat dengan sangat jelas setelah menikah.“Eva, Lo sempurna. Kaya biasanya, kenapa Lo tanya begitu? Bahkan aura Lo setelah menikah semakin luar biasa.”Eva menggebrak meja di depannya itu, ia merasa benar sekarang kalau tidak ada yang an
Happy Reading Semuanya!Istrinya banyak melamun hari ini, bahkan Zaidan yang seharusnya rapat untuk urusan pembaruan Kampus terpaksa di tunda karena alasan ini. Eva diatas segalanya. Tentu saja Eva diatas segalanya karena dia adalah istrinya.“Eva, kening kamu berdarah. Saya obati,”“Enggak perlu, cuman luka kecil. Paling efek sampingnya saya amnesia, bahkan saya berharap kalau saya bisa amnesia. Biar saya juga lupa fakta kalau saya sudah menikah,” Zaidan yang mendengar itu hanya menghela napas berat. Langkahnya berjalan menghampiri Eva yang tampak duduk terdiam di pinggir jendela kamar mereka saat ini. Tangannya meraih punggung tangan sang istri yang berbaret terkena kerikil tajam tadi, tangan istrinya yang mulus berubah hanya karena berita yang tidak mendasar.“Saya obati luka kamu, biar enggak infeksi ataupun meninggalkan bekas.”Kepala Eva menggeleng, “Enggak mau, biarkan saja. Kalau seandainya ini membekas... itu bisa jadi bukti kalau saya pernah menjadi korban dari berita yang
Happy Reading Semuanya!“Itu bukan solusi kalau saya cuman diam, ini adalah masa terakhir saya di dunia perkuliahan sebelum mendapatkan gelar sarjana. Apapun yang terjadi saya akan menghadapinya, sama seperti saya yang menikah dengan Bapak.”Zaidan tidak habis pikir dengan Eva. Di terpa masalah yang begitu rumit saja masih bisa hadir di dalam kelas dan tidak memperdulikan apa yang sedang terjadi saat ini. Bagaimana dirinya menyelesaikan masalah yang dihadapi istrinya, ini bukan persoalan yang sepele. Zaidan percaya kalau Eva bukan manusia atau mahasiswa yang seperti itu, pasti ada salah satu orang yang tidak menyukai istrinya. Boleh tidak kalau dirinya membuat dugaan jika ini adalah ulah dari seseorang yang ia kenal.“Tapi saya mohon, makan siang kali ini. Kamu makan dengan saya,”pinta Zaidan.Kepala Eva menggeleng, “Terus nantinya akan ada gosip baru? Ini saja belum reda. Bisa enggak sih biarkan saya sendirian dulu? Saya membutuhkan waktu sendiri, tenang saja. Saya enggak akan melaku
Happy Reading Semuanya!Helaan napas terdengar sangat kasar disana. Ia tidak menyangka akan menjadi seperti ini, Eva alias sang istri mengalami penindasan oleh teman Kampusnya untuk masalah yang memang tidak dilakukan oleh sang istri. Zaidan bodoh hanya karena bisa diam saja melihat sang istri diperlakukan dengan sangat tidak pantas dalam jangkauan matanya.Hati Zaidan teriris memperhatikan sang istri yang berjalan jauh menuju rumah mereka, sang istri sepertinya tidak ingin membuat susah orang lain atau bahkan membuatnya tahu tentang apa yang terjadi. Zaidan tidak salah menaruh kamera CCTV di setiap sudut untuk memperhatikan sang istri.“Hiks...”Rasa ingin memeluk Eva sangat tinggi. Ia ingin mengatakan kalau Eva tidak sendirian dan masih ada bersama dengan dirinya.“Hiks... Gue enggak melakukan itu. Berita itu enggak benar,”tangis Eva Zaidan menatap sedih sang istri. Untuk pertama kalinya ia merasakan kesedihan yang begitu dalam berkat sang istri. Zaidan tahu kalau Eva tidak bersala
Happy Reading Semuanya! Suaminya sangat tahu bagaimana cara membuat perasaan menjadi lebih baik, hiburan yang Zaidan berikan dalam waktu singkat sukses membuat Eva melupakan sementara waktu tentang masalah yang dihadapinya. Mereka honeymoon berkedok liburan. Hanya liburan untuk melupakan masalah yang Eva hadapi. Tatapan matanya mengarah pada Zaidan tampak sibuk dengan kamera di tangannya, lelaki itu semakin gila karena sembarangan membeli kamera yang ada di genggamannya itu. Bagaimana bisa setibanya mereka di Bali, seorang Zaidan langsung berkeinginan untuk membeli kamera dengan alasan agar bisa memotret dirinya sepuasnya. Astaga! Menurut Eva menggunakan ponsel saja itu sudah cukup dan tidak perlu mengeluarkan uang lagi untuk hal yang seperti ini. Zaidan suka yang berlebihan.“Smile!”Eva dengan cepat membentuk senyuman tipis menuruti semua keinginan dari Zaidan yang kini tampak tersenyum melihat hasil tangkapan gambarnya. Ia pasrahkan hasil gambar pada sang suami sekarang ini.“Pak