Happy Reading Semuanya!“Mas, kenapa enggak tidur? Ini sudah jam 2 malam,”Eva benar-benar tidak mengerti kenapa lelaki yang menjadi mantan suaminya masih membuka matanya dan sibuk memperhatikan dirinya bukan beristirahat. Posisinya yang sakit disini adalah lelaki itu bukan dirinya kenapa Zaidan masih membuka matanya.“Kenapa? Mas ada yang sakit?” tanya Eva sekali lagi.Kepala Zaidan menggeleng dan menarik Eva kedalam pelukannya saat ini satu anak itu menghampirinya, Eva sama sekali tidak melarang lelaki itu memeluknya. Ia juga masih merindukan Zaidan yang semakin terlihat tampan.“Mas masih merindukan kamu,” ungkap Zaidan.“Mas bisa melakukannya besok, aku juga masih ada disini. Ansell juga ada disini, kami enggak akan pergi. Sekarang mas tidur disini posisinya mas sedang sakit... jadi lebih baik istirahat dulu. Kita bisa melakukannya besok lagi,”Zaidan menggeleng, ia masih merasa jika ini adalah mimpi dan maka dari itu ia tidak ingin bangun dalam tidurnya.Mereka tampak saling tatap
Happy Reading Semuanya! Eva memperhatikan Rendi yang duduk terdiam tanpa mengatakan sepatah kata apapun di kursi tempat biasanya ia menunggu. Zaidan juga baru saja terlelap tidur setelah mengkonsumsi obat, lelaki itu begitu gila dengan tidak tidur karena begitu takut ia akan pergi bersama Ansell. Pada ia sama sekali tidak memiliki niatan untuk pergi sedikitpun. “Mas Rendi,”panggil Eva. “Iya, kenapa?” Eva mengatupkan bibirnya sembari menghela napas pelan memperhatikan lurus dinding yang ada di depannya itu. “Sebenarnya aku harus gimana? Aku bingung dengan yang aku lihat sekarang ini. Semuanya buat aku bimbang,” ungkap Eva pelanRendi menatap bingung Eva yang ada di sebelahnya, ia bingung kenapa Eva bicara seperti ini. “Nyonya kenapa harus bingung dan kenapa bimbang?” tanya Rendi “Kehidupan dengan mas Zaidan. Apalagi sekarang Kak Livy juga menghilang, dia pergi kemana sebenarnya? Bukankah dia masih menjadi istri dari Mas Zaidan? Mereka belum bercerai dan aku enggak bisa terlalu l
Happy Reading Semuanya!Kepulangannya menuju Swittzerland semakin dekat, ia sudah menyiapkan semua barang untuk kembali tanpa sepengetahuan dari Zaidan. Dan sekarang adalah waktunya, ia akan kembali setelah berpamitan dengan Zaidan dan menunggu Daniel menjemputnya untuk kembali ke rumah. Ini adalah kali terakhir ia fokus melihat Zaidan, orang tercintanya dan ayah dari anaknya. Ia harus membuat kakaknya kembali, harus ada yang menjaga Zaidan selain dirinya. Tatapannya benar-benar tidak lepas dari lelaki yang ada di depannya itu. Mantan suaminya bisa memakan makanan di depannya dengan lahap, lelaki itu tidak seperti orang sakit. Tangannya mengusap lembut kepala Ansell yang tertidur di dalam pelukannya, bocah lelaki tampan itu baru saja menyusu pada dirinya.“Kamu enggak mau makan lagi? Mau mas belikan pizza? Kamu pasti lapar lagi setelah menyusui Ansell. Kamu mau pizza? Pasta?” tawar Zaidan.“Apakah ada orang yang makan pizza dan pasta di pagi hari? Ini baru jam 8 pagi dan mas sudah me
Happy Reading Semuanya! Tidak banyak pembicaraan antara Daniel dengan Eva semenjak berpamitan dengan keluarganya dan lelaki yang menjadi mantan suaminya, mereka lebih banyak diam tanpa mengatakan sepatah kata apapun. Daniel juga terlihat sibuk mengurus Ansell dan membiarkan dirinya dalam ambang lamunan dirinya sendiri. Ia sibuk memikirkan bagaimana wajah Zaidan saat ia pergi. Zaidan meminta dirinya untuk tetap tinggal dan membiarkan mereka kembali ke posisi awal dimana mereka saling mencintai, Eva tidak bisa seperti itu. Jika ia melakukannya, bagaimana dengan Daniel? Bagaimana dengan kehidupan barunya? Bukankah jika pergi ke arah Zaidan, makin banyak orang yang tersakiti. Sudah cukup mereka berdua yang merasakan luka sendiri. Kehidupannya benar-benar jungkir balik sekarang ini dan membuat ia bingung serta bimbang. "Apa kamu mau makan?" Eva tidak menjawab perkataan dari Daniel. "Baby," panggil Daniel Lelaki itu mengusap pipi perempuan yang ada di sebelahnya itu. "Eva, apa yang
Happy Reading Semuanya! Helaan napas terdengar disana dengan tatapan yang sulit di jelaskan, Eva terlihat sedang menginterogasi kedua orang yang tampak menyembunyikan bangkai dan tercium begitu menyengat. Ia mencurigai keduanya dan perasaan itu tidak berubah. “Kalian benar-benar aneh, apakah ada sesuatu yang kalian sembunyikan? Atau kalian sedang merencanakan sesuatu bersama tanpa ingin aku tahu? Minggu ini tidak acara ulang tahun atau apapun, kalian ini kenapa?” Tatapan Eva menyipit memandang kedua orang yang sejak tadi tampak terdiam dengan gelagat aneh. Eva bisa menyadari jika memang ada yang aneh dengan Daniel bahkan saat lelaki itu tiba, seperti ada perasaan bersalah atau perasaan takut menyakiti. padahal biasanya kekasihnya itu akan menjadi banyak bicara terkait dengan kesehatan Ansell ataupun dirinya. Meski itu hanya perasaan Eva, tetap saja ia harus berterus terang. Mereka sudah tiba di rumah beberapa jam lalu, bahkan Kevin yang baru saja kembali setelah perawatan panjang
Happy Reading Semuanya!Semenjak pembicaraannya beberapa jam lalu, kini Eva tampak terdiam di kamarnya. Perempuan ibu satu anak itu sibuk mengamati wajah bocah lelaki yang tertidur nyenyak, hanya Ansell yang bisa tertidur dengan nyenyak bahkan tanpa beban. Bagaimana bisa nasibnya menjadi seperti ini, ia pikir bisa bahagia dengan orang pilihannya. Tapi kenyataannya sekarang, ia hanya berbahagia dengan anak kecil di depannya.Apakah ia memang memiliki nasib seburuk ini? Tangannya mengusap pelan wajah putranya, anaknya semakin tenggelam dalam tidurnya.Ana memperhatikan rekannya yang hanya terdiam tanpa kata, tatapannya mendadak sedih. Seharusnya ia tidak terpengaruh saat itu, seharusnya ia sadar jika Daniel adalah kekasih dari sahabatnya dan Eva baru saja merajut kebahagiaan barunya. Ada perasaan bersalah dalam hatinya.“Eva, boleh gue masuk?”Kepala Eva mengangguk mengiyakan perkataan dari Ana barusan.Langkahnya berjalan pelan menghampiri rekannya yang hanya terduduk manis di sana me
Happy Reading Semuanya!Setelah lima hari berlalu pada akhirnya Daniel dan Ana melangsungkan pernikahan pada hari ini. Apakah Eva bahagia? Tentu saja ia bahagia sebagai teman yang baik. Tangannya yang menggendong Ansell tampak ikut tersenyum manis menatap keduanya.Teman-temannya tampak hadir keacara pernikahan dadakan keduanya, termasuk kehadiran Logan yang tidak pernah disangkanya.“Baby Lo biar gue gendong bagaimana? Kasihan tangan Lo kram lama-lama,”“Pak guru Logan, perhatian sekali.”Eva tersenyum manis menggoda lelaki yang ada di depannya tampak tampan dengan kemeja warna putih.Logan hanya tertawa pelan dan mengangkat bayi mungil yang hanya memperhatikannya dengan mata bulatnya. Bayi tampan kecintaan banyak orang sekarang ini.“Lo... okay?” tanya CacaEva dan Logan tampak memasang wajah bingung memperhatikan perempuan yang menatap khawatir dirinya. Memang dirinya kenapa sampai ditanya seperti itu.Apakah mereka tahu tentang hubungan dirinya dengan Daniel sebelumnya? Tapi ia jug
Happy Reading Semuanya! “Eva, ada seseorang yang ingin menemui kamu.” Eva yang sedang tidur siang dengan Ansell tampak menoleh memerhatikan Vivi yang terlihat tersenyum simpul pada dirinya. Ayolah ia semalaman bergadang karena Ansell mendadak panas semalam dan ini menjadi pengalaman pertamanya. Langkahnya berjalan malas dan memperhatikan perempuan yang tidak asing tengah duduk memunggunginya, pandangannya berdalih pada rekannya yang tampak mengangguk seolah memastikan jika ia akan aman dan dalam perlindungan. “Kak Livy?” panggil Eva ragu. Perempuan cantik itu menoleh memperhatikan adiknya yang terlihat cantik bahkan setelah habis bangun tidur, jadi pantas saja Zaidan begitu mencintai Eva. Sama sekali tidak seperti dirinya yang semakin buruk. Hatinya sudah rusak dan kehidupannya berantakan karena menghancurkan Eva yang sekarang jauh lebih baik. “Eva,” panggil sang kakak. “Kenapa kakak bisa ada disini?” Saat ini Livy benar-benar takut jika Eva akan mengusirnya. Meskipun itu adal