Share

44: Tawaran untuk Amran

Waktu cuti Amran memang belum habis, tetapi semesta sepertinya tidak membiarkan pria itu memiliki waktu luang. Seperti pagi itu, ponselnya berdering kala Amran baru saja sarapan. Bukan sarapan yang sebenarnya karena ia menghabiskan waktu bersama Mei di kamar sejak matahari baru saja muncul di celah langit dan cahayanya belum terlalu terang. Kini, sinar matahari nyaris sempurna menyiram bumi dan sebagiannya menerobos masuk lewat lubang ventilasi di atas jendela yang masih tertutup lalu menimpa bagian atas rak buku setinggi satu meter, tepat pada batang bunga sedap malam dan kelopak mawar.

Amran merasa tidak perlu tergesa karena nada dering yang menyala menandakan si penelpon bukan orang yang dikenal. Diambilnya kaus dan celana kemudian memakainya dengan santai. Lantas, ia turun dari ranjang dan mengambil ponsel di atas rak.

Panggilan kedua tengah berlangsung ketika matanya menatap layar. Deret angka yang tidak ada dalam phonebook tertera di layar. Dengan dahi sedikit mengernyit, telu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status