Share

Bab 45: Halo, Lila

“Rahasia.”

“Kasih bocoran, dong. Biar nggak penasaran.”

“Pokoknya rahasia.” Mei tertawa. Ia senang memberi kejutan dan membuat Amran penasaran. Ia bisa membayangkan wajah Amran saat penasaran, antara ingin tahu dan pasrah karena selalu gagal menebak.

“Kasih clue. Huruf depan atau bahan-bahannya mungkin.” Amran masih mencoba mencari celah. Gelar profesornya mendadak tidak artinya setiap kali berhadapan dengan Mei. Otaknya seolah tidak mampu bekerja dengan baik. Sungguh meresahkan.

“Rahasia, Prof." Lagi, Mei terkekeh. Ia makin di atas angin.

"Come on, Meine Schatzi. Please, kasih tahu."

"Dah, ya, Prof. Met lembur.” Pesan terakhir Mei diikuti emoticon love.

Setelah pertemuan dengan Nana, Amran memang memberitahu Mei kalau ia akan pulang terlambat hari ini. Mungkin karena itu Mei mengirim makanan untuknya.

Setibanya di depan tangga lantai dua, Amran menyimpan ponsel di saku kemudian menaiki tangga menuju lantai tiga dengan cepat hingga suara ketukan sepatunya memenuhi udara.

Sesuai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Fiya Yulia
Duhh ko aku nethink ke Lila Semoga aja bukan seperti yang aku pikirkan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status