Setelah beberapa masalah yang Calista lewati ia kembali berkuliah seperti biasanya, Lucas pun tidak tertinggal ia tetap ikut kuliah meski kegiatan itu tidak ia butuhkan. Ya, bisa kalian tebak untuk apa Lucas harus repot-repot ke Falcon University. Jawabannya adalah Calista.
"Astaga. Aku sangat merindukan Dimitri," kata Calista. Lucas yang tengah mengendarai mobil menoleh cepat ke arah Calista, apa gadisnya barusan bilang jika ia merindukan lelaki lain? Di hadapannya?
"Kau tidak memikirkan perasaanku, ya?" Lucas berujar dengan datar, tapi Calista tidak terpengaruh. Ia benar-benar merindukan sahabat pirangnya itu, suasana kampus, bahkan dosen paling killer di kampusnya.
"Jangan mulai, Lucas. Dimitri hanya temanku, kau bisa melihatnya sendiri." Calista menoleh kepada Lucas, ia memperhatikan penampilannya Lucas yang sangat tampan. Seperti biasa, pria itu selalu membuat gadis-gadis di kampusnya terpesona. Tidak terkecuali dirinya sendiri
"Bagaimana, kau menemukan hal yang mencurigakan?" tanya Lucas seraya duduk di sebuah kursi."Benar, Yang Mulia. Saya menemukan hal yang mencurigakan." Kenzo menunduk hormat untuk memberikan laporan tentang penyelidikan yang di lakukan atas perintah rahasia dari King-nya itu."Sudah ku duga. Katakan, apa yang kau temukan." Lucas berdiri lalu mendekat ke arah pria berjubah biru itu, ia ingin tahu apa yang Kenzo temukan setelah beberapa hari ini melakukannya penyelidikan."Saya menemukannya vampir menghilang setiap harinya, sekitar 30 vampir. Tidak terlalu kentara, tapi kejadian itu terus terjadi beberapa hari ini secara berturut-turut.""Apa kau sudah menyelidiki kemana hilangnya mereka?""Sudah, Yang Mulia. Hanya tinggal menunggu hasilnya saja.""Bagus." Setelah mengatakan itu Lucas keluar dari sana diikuti Kenzo yang berjalan di belakangnya. Mereka berjalan beriringan di lorong Ista
Besoknya Calista langsung meminta Lucas agar membawanya ke Amovrion, ia ingin ke sana dan melihat bagaimana Putri dari klan Wizard itu mendekati Lucas. Tentu saja ini juga karena hasutan dari Lea, sahabatnya. Sekarang ia dan Lea tengah mengelilingi istana Lucas."Waktu aku ke sini untuk mencarimu, aku tidak sempat mengelilingi istana ini, Cal." Mereka berdua bergandengan tangan dengan Lea tidak henti-hentinya mengagumi istana milik Lucas ini. Ia suka istana Lucas tapi tentu saja ia lebih suka Pack milik Nicholas."Justru itu aku membawamu ke sini, bagaimana menurutmu? Istana ini sangat bagus bukan?" Calista saja yang sudah sering ke sini masih saja mengagumi istana milik Lucas. "Aku menyukai taman belakangnya," kata Calista lagi."Benarkah? Aku juga ingin melihat taman belakang istana ini." Lea menarik Calista agar segera membawanya ke taman belakang, di Pack Werewolf milik Nicholas tidak ada taman belakang, mungkin nanti Lea memint
Memang Lucas sudah menyiapkan pasukan untuk berperang melawan Vampir, tidak hanya itu ia bahkan sudah menyiapkan strategi berperang bersama Kenzo. Meskipun begitu, Lucas tetap menyempatkan diri untuk datang ke dunia manusia. Tentu saja untuk mengikuti keseharian Calista, seperti kuliah. Untuk hal itu Lucas tidak pernah ketinggalan kecuali untuk sesuatu yang benar-benar penting."Kemarin aku melihatmu dengan Putri Jingmi di taman, apa yang kalian bicarakan?" tanya Lucas pura-pura tidak tahu. Ia ingin mendapatkan jawaban sang menyenangkan dari Calista, seperti Calista yang mengatakan jika Calista sangat mencintai dirinya, mungkin."Bukan apa-apa," jawab Calista seraya membuka buku bacaannya. Tidak mungkin juga ia bilang jika ia adu mulut dengan Putri Jingmi karena memperebutkan Lucas. Hal itu bisa merusak harga dirinya. Well, kemana saja kau selama ini, Cal?"Benarkah, kalian terlihat sangat serius. Aku bahkan mendengarnya," kata Luca
Entah apa yang terjadi pada Gabriel, Aslan tidak tahu. Tapi sepertinya anak angkatnya itu terlihat sangat emosional sekali. Terlihat dari bagaimana ia berlatih bersama Vampir-vampir lainnya, semua vampir yang ada di sana sukses dibuat tumbang olehnya.Aslan terus memperhatikan Gabriel, memang kekuatan anak itu sudah meningkat, tapi tidak bagus juga untuk membuat vampir-vampir yang akan digunakan untuk kudeta cedera. Itu akan merugikannya juga."Cukup!" kata Aslan. Ia masuk ke dalam arena latihan dan mendekati Gabriel yang tengah berdiri dengan memegang sebuah pedang."Kalian boleh beristirahat." Semua Vampir yang ada di sana membubarkan diri begitu Asalan berkata demikian, mereka pergi ke tepi lapangan untuk beristirahat. "Kau kenapa? Kau seperti ingin membunuh semua vampir di sini saja." Aslan berkata seraya merangkul Gabriel keluar dari arena.Aslan membawa Gabriel untuk duduk di sebuah batang pohon yang tel
Beberapa hari lagi klan Dragon akan berperang melawan klan Vampir, maka dari itu Lucas datang ke dunia manusia. Ia akan mengajak Calista berjalan-jalan, ia ingin menghabiskan waktu bersama Calista sebelum berjuang di medan perang."Tumben sekali kau mengajak aku jalan-jalan di sini?" tanya Calista. Lucas memang sering membawa Calista berjalan-jalan di Amovrion dibandingkan di dunia manusia, katanya Calista harus mengenal wilayah kekuasaannya bersama Lucas nanti."Tidak apa-apa, hanya ingin menghabiskan waktu bersamamu. Ini akan menyenangkan." Lucas membawa Calista menaiki mobil yang sudah beberapa bulan ini ia beli, terhitung sejak ia menemukan Calista. Tidak hanya mobil, Lucas juga membeli sebuah rumah.Lucas mengendarai mobilnya menjauhi kampus, Calista membiarkan Lucas membawanya ke mana saja karena ia juga bosan. Tidak ada yang ia lakukan karena dosennya tidak datang.Tidak lama kemudian mobil yang Lucas k
Lucas duduk di atas kudanya, ia berada paling depan diantara semua pasukannya disusul dengan Kenzo dan puluhan ribu bangsa naga di belakangnya. Penampilan Lucas seperti biasa, memakai baju dengan jubah merah miliknya. Ia tidak memakai baju zirah sama sekali.Di depannya, dengan jarak lebih dari 300 meter pasukan Vampir juga berdiri. Dipimpin oleh Gabriel dan Aslan. Para Vampir di sana menatap benci Lucas beserta semua pasukannya, berbeda sekali dengan Lucas yang menatap mereka semua dengan pandangan tertarik. Sekarang kedua kubu berada di tanah yang dulunya adalah perbatasan antara Vampir dan Dragon."Aih, mereka semua benar-benar mencari mati rupanya." Lucas menggeleng-gelengkan kepalanya seraya menatap pasukan Vampir yang berjumlah hampir sama dengan pasukannya.Kenzo menyetujui ucapan Lucas, mau bagaimana pun sudah terlihat siapa yang akan menang di sini. King Lucas dengan semua pasukan profesionalnya atau Gabriel dengan pasukan
BrukLucas mundur begitu Gabriel menyerangnya secara tiba-tiba, serangan itu sangat di luar dugaan Lucas. Tiba-tiba saja Gabriel menyerangnya dengan cakarnya yang telah memanjang di tambah dengan bola matanya yang berwarna merah terang. Jangan lupakan taringnya yang telah memanjang seiring dengan panjang cakarnya."Kau sudah mengeluarkan kekuatan milikmu, ternyata." Lucas berdiri tegak lalu melihat jubahnya yang telah robek karena serangan dari Gabriel. "Kau merobek jubah mewah milikku," lanjutnya.Gabriel tidak memperdulikan ucapan Lucas, ia melesat cepat ke arah Lucas dan kembali mencoba mencakar pria itu. Lebih tepatnya mencoba untuk menusuk dada kiri Lucas."Ah, sial. Gerakan mu cepat juga." Lucas melepas jubah merahnya itu, lalu turut berlari cepat ke arah Gabriel, hanya dengan sekali hantaman dengan gagang pedang yang ia pegang, Gabriel mundur beberapa langkah di belakangnya.Gabriel men
Ketika tiba di hutan kabut Amovrion, Calista langsung berlari dari dalam hutan itu. Untung saja ia ingat jalan menuju keluar hutan ini, jadi ia tidak khawatir untuk tersesat. Dengan langkah yang diusahakan secepat mungkin, Calista melewati satu-persatu batang pohon di sana."Sial. Apakah ia baik-baik saja?" gumam Calista, ia terus berlari dengan pikiran yang berkecamuk. "Perasaanku tidak enak."Tidak lama kemudian, Calista berhasil keluar dari hutan. Ia tiba di jalan setapak yang akan membawanya ke rumah-rumah penduduk. Calista memindai sekitarnya, di sini sangat sunyi."Kenapa di sini sangat sepi sekali?" Calista menoleh kiri-kanan, tapi ia tidak menemukan siapapun. Sangat sepi, bahkan Calista tidak menemukan satupun prajurit kerajaan Dragon yang biasanya berpatroli di sekitar sini.Calista terus melangkah seraya menatap satu-persatu rumah-rumah di sini, tapi sama saja rumah yang dilewatinya seperti tidak di huni s