Share

39. Bahaya kejadian Traumatis

H+3 setelah kejadian. 07:03 am

Aku membuka mata dan langit-langit kamar rawat inap rumah sakit masih menjadi pemandangan pertamaku untuk menyapa pagi. Perutku masih naik turun karena napas yang berhembus. Masih hidup rupanya.

“Selamat pagi, kak!”

Sedikit terkejut. Maurer ternyata sudah berada di sini pagi-pagi.

“Sudah merasa baikan?” tanyanya setelah meletakkan separsel keranjang buah di pinggir meja vas tepat di samping tempat tidurku.

Aku duduk bersandar ke punggung kasur sambil melihatnya berkedip menunggu. Merasakan nyeri di punggung tangan sebelah kiri yang ternyata telah ditusuk jarum infus.

“Aku sakit apa?”

Ia pun berdengus heran. Mengusap-usap jidatnya sambil mengambil satu kursi untuk diduduki. Mengecek suhu tubuhku melalui telapak tangannya yang ditempelkan di keningku, lalu dibandingkan dengan miliknya. Ia pun memiringkan kepala. Merasa aneh.

“Kakak pengidap amnesia, ya?”

Tepat ketika itu aku merasa kembali pada pertemuan pertamaku dengan Esa, saat duduk di depan kipas angi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status