Share

58 Happines are

Sebenarnya aku sempat menawarkan diri untuk ikut tapi entah mengapa Ajeng sendiri yang melarangku. Anak perempuan yang terlalu cepat dewasa itu berusaha mengepalkan keyakinan bahwa tidak akan ada apa-apa yang terjadi. Ia hanya ingin berbicara empat mata dengan Pak guru. Namun segera setelah tangan mungilnya berpindah ke tangan Esa dan ia berbalik untuk melambaikan tangan, disitu perasaanku jadi tidak karuan.

“Kalian nggak tidur?” tanyaku pada anak-anak yang masih bermain game VR di ruang TV. Karena tunggu giliran, Rico dan Toto yang bisa menyahut.

“Tunggu bentar, Bu guru.”

“Ingat loh. Jam 9 kalian sudah harus tidur.”

Sambil memasang senyum rata yang lebar, keduanya mengangguk.

“Baik, Bu guru. Siap.”

Jawaban itu tak lantas membuat hatiku lega. Masih ada sesuatu yang terasa mengganjal dan membuat resah.

“Pak guru kok belum balik, ya?”

“Kan masih nganterin Kak Ajeng.”

“Iya, sih. Tapi kan sudah dari tadi.”

“Sabar, Bu guru.”

“Iya Toto …. Bu guru pasti sabar. Tapi rasanya agak ngg
Sun🌅

bam bam bam, hak!

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status