Share

41. Dua Pilar Cinta

Seminggu berada di rumah keluarga Raihan merubah sedikit kebiasaan Rania. Ia mulai beradaptasi dengan kehidupan sederhana yang disuguhkan. Memang butuh waktu, tetapi setiap kali ingin mengeluh, ia teringat dengan mama dan papanya.

Berbicara mengenai Raihan, Rania malah jadi kaku setiap melihatnya, lebih tepatnya tak tahu harus bicara apa. Memang Raihan seringkali mengetuk pintu kamar untuk sekadar mengingatkan salat atau makan. Namun, ia lebih sering menjawab dengan anggukan atau gelengan. Mulutnya yang berisik dan tak bisa diatur malah jadi mendadak bisu, apalagi saat Raihan menatapnya dalam.

Selama seminggu pula Rania berdiam diri kamar. Aktivitasnya tak jauh dari melamun. Ia juga masih butuh waktu untuk menjenguk mama dan papanya. Ia takut tak bisa mengendalikan diri. Sebenarnya gadis itu malu ketika melihat mertuanya dan Raihan sibuk mengurus rumah, tetapi tetap melayaninya dengan baik. Lambat laun muncul perasaan sungkan.

“Gue gak boleh jadi beban kel

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status