Share

61 tidak iri

"Jujur saja, umi tidak iri, umi hanya kecewa, kecewa bahwa ketidakadilan Mas Faisal juga terjadi kepada anak-anak. Seharusnya kita memprotesnya. Itu hak kalian."

"Meski itu hak kami, Kalau Ayah tidak mau memberikannya maka kita tidak bisa berbuat apa-apa, justru kita terlihat tidak tahu malu dan melunjak."

"Ya tuhan, meminta sesuatu dari orang tua bukan melunjak namanya."

"Sudahlah, ibuku, jangan tambah beban dan kesedihan Umi. Ayo lupakan saja dan lanjut hidup umi, lagi pula tanpa Ayah kita tetap makan dengan layak. Kita tetap bisa pergi piknik dan makan makanan kesukaan. Selagi masih punya rumah tempat bernaung dan makan dengan baik kita sudah disebut orang kaya dibanding dengan orang-orang yang tidak beruntung di dunia ini."

Menetes air mataku mendengar perkataan Putri aku yang begitu dewasa dan bijaksana. Bukannya tidak menerima kenyataan tapi aku hanya sedih, karena semakin dipikirkan semakin besar kekecewaan itu menumpuk di dalam hati. Ternyata sudah benar pilihan untuk berce
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (10)
goodnovel comment avatar
Mia Harjoni
mutia ini sibuk bgt masih sakit ati nya.. tuhkan biaya reno ga murni dr faisal. ngapain sih masih sibuk ngiri ama rima n reno. toh kalo ditimbang2 bener, selama itu faisal hampir fulltime di rumah dia, jd sama2 lah. jd gemes ama mutia, sok plg menderita kayanya
goodnovel comment avatar
Ipeh Saripeh
buat ketiga anak"mu sukses Mutia agar secara gak langsung bisa menjadi tamparan buat faishal dan keluarganya
goodnovel comment avatar
Isabella
lah gitu blokir ngapain nyimpen nomer Faisal Rima dan Reno. jangan berhenti kuliah Rena . nanggung tinggal 1 tahun ntar setelah umi menikah km bisa minta papa Rusdi untuk biaya kuliah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status