Ayu sudah tiba di sebuah apartemen, Dika mengajaknya untuk bertemu disana. "Ada apa ya? Sampai-sampai harus bertemu disini?" tanyanya yang ragu. Sebelum Ayu melangkah masuk, Ardian menghubunginya. "Sayang? Kamu dimana?" tanya Ardian. "Aku di apartemen, Kak Dika mengajak aku untuk bertemu disini!"'Apa, apartemen?' bisik Ardian. "Kamu kirim alamatnya ya Sayang, aku ingin menyusul!" pungkasnya. Ayu menuruti permintaan Ardian, ia mengirim alamat tempat dimana Dika mengajaknya bertemu. Ayu melangkah masuk dengan ragu, nyatanya apartemen seluas ini begitu sepi dan sunyi, hanya beberapa lalu lalang, penghuni apartemen pergi. Dika tersenyum melihat Ayu datang sendirian, ia menyambut Ayu dengan hangat, dan mencium punggung tangan Ayu. "Selamat datang Ayu, ini apartemen milikku, mari aku antar kamu untuk berkeliling!" ajaknya. Ayu hanya menurut, perangai Dika membuatnya curiga, sikap dan tatapannya membuat Ayu takut dan was-was."Bagaimana Arkana?" tanya Dika, mencoba mengusir rasa ta
Ayu berlari ke luar gedung, disana ia mencoba menghubungi polisi sesuai perintah Ardian, namun seseorang menepuk pundaknya dan membuat Ayu terpaku melihatnya. "Senang bertemu denganmu!" ucap Runia, seketika melebarkan senyumnya. Ayu tidak habis pikir, mengapa Runia dapat bebas padahal pemberitaan salah satu stasiun televisi pada tiga minggu yang lalu Runia terkena kurungan penjara dengan waktu yang cukup lama. "Runia? Ke ... kenapa kau ada disini?" tanya Ayu tidak percaya. "Aku bebas Ayu, aku bebas karena seseorang membebaskan aku!" jawab Runia santai. Gadis berambut panjang dan memakai jas panjang berwarna hitam itu masuk ke dalam sebuah apartemen. "Kamu mau kemana?" tanya Ayu cepat. "Aku ingin pulang, ini tempat tinggalku sebelum aku diangkat oleh kedua orang tua Kak Dika!" jawab Runia. Ayu terdiam, ia sendiri merasa tidak asing setelah mengamati sekeliling luar apartemen. Ayu kehilangan jejak Runia, sepertinya Runia masuk ke dalam. Tidak lama, Saka pun tiba dan panik melihat
Runia sudah selesai dimakamkan, sementara Dika menyerahkan diri kepada Polisi, keluarga Dika benar-benar kecewa dengan sikap Dika. Wajah Dika muram saat melihat Ayu dengan Ardian, ia hanya memandang Ayu dengan tatapan penuh makna.Ardian mengajak Ayu pulang, ia sudah merindukan Arkana, kini kehidupannya sudah kembali seperti semula. Ayu hanya bisa berdoa semoga Runia bisa tenang disisi-NYA, sementara ia berdoa agar Dika bisa menjadi manusia yang baik setelah semuanya terjadi.Arkana sudah dijemput oleh Ayu dan Ardian, Ayu tidak ingin berlama-lama, ia ingin merebahkan tubuhnya di atas ranjang bersama dua jagoan hidupnya. ***Arkana tertidur lelap, sementara Ardian menyisir rambut Ayu yang panjang, wajah tampan Ardian membuat Ayu tidak bosan memandangnya. "Kamu, kok melihat aku begitu?" tanya Ardian. "Semakin tua, Mas semakin ganteng!" ucap Ayu. Ardian tersenyum, dan membuat hati Ayu terus meleleh melihat pesona sang suami yang hanya bertelanjang dada dan memakai celana pendek. "Bag
Jarum jam bergerak, setiap detik terdengar bunyinya, membuat hati Ayu semakin gelisah, tidak tahu harus berbuat apa mengingat Sasmitha menghubungi Ardian dan mengajaknya untuk bertemu di hotel. Saat ini Arkana sedang bermain di dalam box bayi, wajah cerianya sesekali menghibur rasa gelisah di hati Ayu. "Kemana ya Daddy kamu, dia sedang apa saat ini ya? Tidak mungkin kan jika ..."Tiba-tiba, Ayu mendengar suara mobil masuk ke dalam pekarangan rumah Ardian, Ayu menghela napasnya, ia berharap Ardiannya pulang dengan selamat, sementara saat ini terlihat Saka yang datang membawa beberapa tentengan plastik. Ayu menggendong Arkana menggunakan gendongan bayi, Arkana terlihat senang bukan main, Ayu pun mengajak Arkana untuk bertemu Saka. "Assalamualaikum, hai jagoan Uncle?" sapa Saka dengan sumringah. Semenjak Arkana lahir, Saka seperti memiliki seorang teman, ia terkadang selalu membantu Ayu, jika Ardian sibuk dengan pekerjaannya. Saka membawa banyak mainan untuk Arkana, sementara saat in
BRAAKK ....Pintu hotel tidak terkunci dan terbuka karena Ayu sudah tidak sabar ingin memergoki Ardian dengan Sasmitha. Ayu sontak terkejut melihat Ardian tengah memeluk Sasmitha. Ardian dan Sasmitha merasa salah tingkah, ia melihat kamar hotel sudah dihiasi kelopak mawar merah dan putih yang berserakan di atas ranjang, juga di lantai. Ardian merasa terkejut bukan main, bagaimana Ayu bisa mengetahui rencananya ini. "Tega kamu Mas!" ucap Ayu yang menangis tersedu. Ardian menggaruk kepalanya, sementara Sasmitha menjadi tidak enak hati melihat Ayu mengetahui semuanya. "Jangan salah paham Ayu, ini tidak seperti yang kamu pikirkan, aku dan Sasmitha hanya ...""Hanya berdua? Apa sih mau kamu Mas? Aku di rumah mengurusi anak kita, tapi di luar kamu berkhianat seperti ini? Janji kamu mana Mas? Aku seperti ini karena siapa?" teriak Ayu, ia meluapkan semuanya, rasa pengorbanan dan cinta seakan tidak berarti setelah semua masalah yang dilalui bersama. "Ayu, dengarkan aku, kamu percaya kan d
Ayu mengajak Arkana jalan-jalan sore disekitar komplek perumahan, suasana sore hari cukup membuat Ayu merasa senang, mampu mengusir rasa bosan selama beberapa hari ini di rumah, sudah 3 hari tubuh Arkana terasa hangat, dan itu membuat Ayu harus menjadi ibu siaga setiap waktu, karena Arkana selalu menangis dengan tubuhnya yang sesekali panas. "Ayu!" panggil seseorang yang membuat Ayu menoleh ke arahnya. Ayu mengerutkan keningnya, seorang pria tengah berlari ke arahnya. "Maaf, kamu mengenalku?" tanya Ayu heran. Pria tersebut berkacak pinggang, pakaian yang dikenakannya hanya baju kaos dan celana pendek, dan sandal selop yang terlihat mahal. Ayu mengingat-ingat kembali wajah pria tersebut, tubuh yang tinggi, kulit yang putih dan rambutnya yang sedikit pirang, entah warna cat rambut, atau rambut asli. "Ay, Ayu!" panggil lagi pria itu. "Kok kamu tahu namaku sih? Aku enggak mengenal kamu loh!" jawab Ayu yang mulai merasa risih. "Aku Reno, aku teman satu kelas kamu di Amerika dulu, saa
Ayu sudah selesai menyiapkan bekal makanan untuk Ardian, hari ini Ardian terus membujuknya tersenyum, karena sedari tadi Ayu masih kesal dengan sikap Ardian yang tidak boleh membiarkan ia bekerja. Hari ini Saka datang, ia membawakan makanan buatan Dewi untuk Ayu dan Ardian, ia juga merindukan Arkana karena sudah hampir 2 minggu ia tidak menengok jagoan kecilnya. Ardian sudah berangkat, Ayu mengantarkan Ardian sampai di depan pintu pagar. "Jangan cemberut Sayang, aku pulang terlambat ya, soalnya Pak Daffa mengajak rapat di luar kantor!""Hem," jawab Ayu, lemas. Ardian mencium kening Ayu dan berlalu pergi ke kantor, tidak lama setelah mobil Ardian menghilang, suara deru motor berhenti membuat Ayu menoleh ke arah pagar."Pagi, dengan Mbak Ayu?" tanya pria yang memakai baju seragam dan membawa sebuket bunga mawar putih. "Ya, saya sendiri! Ada apa ya Pak?" tanya Ayu heran. "Ini, ada kiriman bunga mawar untuk Mbak, silakan tanda tangan!""Hah?" tanya Ayu, dengan rasa heran ia menurut
Malam hari Ayu duduk gelisah menanti Ardian yang belum sampai, ia merasa penasaran mengingat isi surat yang ia dapat, jika dirinya harus datang ke taman dekat komplek perumahannya. "Apa aku beritahu Mas saja ya!" ucapnya gelisah. Ardian terkejut saat dirinya turun dari mobil, ia melihat mobil mewah berwarna hitam terparkir di depan rumahnya. "Assalamualaikum Sayang, aku pulang!" teriak Ardian. Ayu yang mendengar suara Ardian segera menghampirinya, dan membulatkan bibirnya dengan satu jari telunjuk. "Walaikumsallam, ssst ... jangan keras-keras, Arkana sedang tidur. "Iya maaf, itu mobil siapa?" tanya Ardian yang ikut penasaran. Ayu menjadi gelisah, mau tidak mau ia memberikan surat yang ia dapatkan, dan beberapa hadiah yang lainnya. Ardian menghela napasnya, dan melonggarkan dasinya. "Sudah Sayang, biarkan saja, mungkin itu hanya kerjaan orang iseng!"Ayu mengangguk ragu, ia mengikuti langkah Ardian sampai di dalam kamar. Ardian membuka bajunya, saat ini ia merasa gerah, karena