Matahari bersinar terik di sisi Timur. Begitu terik sinarnya sehingga melelehkan sebagian besar es yang membeku. Bahkan aliran sungai yang meluncur dari tebing-tebing tinggi mulai retak. Kemudian meluncur mengikuti hukum gravitasi bumi.
Perjalanan Ellia bersama kawan-kawannya kembali dimulai. Ia menolak saran Jack, yang meminta perjalanan ditunda usai mereka mendapat makanan untuk dimakan. Ellia pikir ini hanya alasan Jack untuk menunda-nunda. Ia ingat betul apa yang disampaikan Jack malam itu. Jack sangat menyukai tempat ini. Dan bukan tidak mungkin Jack berpikir untuk mencegah perjalanan ini.“Ellia, kita harus makan sebelum berangkat. Kalian tunggu saja di sini, biar aku yang mencarinya,” kata Jack.“Tidak Jack. Lebih baik kita pergi secepatnya selagi ada matahari.” Ellia menolak usulan Jack.“Walau tak sarapan setidaknya kita bisa membawa bekal untuk di perjalanan.”“Ayo, JEdhi telah siuman dari pingsannya. Berkat sinar matahari tubuh Edhi yang hampir membeku kembali hangat. Denyut nadinya kembali kuat. Nafasnya jelas terdengar. Bahkan terdengar seperti bayi yang sedang mengorok.Tak ada luka parah di tubuh Edhi selain sayatan-sayatan kecil. Tak ada memar serius. Dan tak ada tulang-tulang yang patah.Edhi hanya mengeluh sakit kepala. Namun, bukan berarti Edhi menderita gegar otak. Ia hanya pusing dengan keberadaannya. Ia juga tak menyangka melihat Holdan dan Mike.Bagi Edhi semua yang tampak di kedua matanya seperti mimpi. Bahkan ingatan terakhirnya adalah malam yang panjang di sebuah gua. Dimana di dalam gua itu terdapat banyak sekali binatang-binatang yang memiliki bau busuk. Ia pun berkali-kali pingsan tak sadarkan diri.“Tuan, minumlah. Ini akan menghangatkanmu,” ucap Holdan sambil menyodorkan sebuah wadah pergi panjang yang tak lain adalah wadah cerutu milik Edhi.
Georges Hat lumpuh semenjak Edhi menghilang. Cuki tak dapat berbuat banyak menghadapi tuntutan pegawainya. Bukan hanya makanan yang tak mereka dapat. Namun, bayaran sebagai pekerja Georges Hat juga tak mereka dapat.Terpaksa Cuki mengumumkan ribahwa ia akan mem-PHK sebagian besar pegawai Georges Hat. “Ini keputusan yang berat bagi saya. Tapi saya tidak punya pilihan lain,” kata Cuki di hadapan para pegawai Georges Hat yang berjumlah 24 orang.“Tuan Edhi memang masih memiliki simpanan. Namun, setelah dihitung-hitung jumlahnya kini semakin menipis. Karena itu saya bebaskan kalian untuk pergi dari Georges Hat.”“Ooo...,” ungkatan kecewa dari pegawai Geroges Hat. Mereka tak tahu lagi harus pergi kemana selepas pergi dari Georges Hat.“Kita cari bersama-sama saja Tuan Edhi. Aku yakin Tuan Edhi masih hidup,” seru seorang pegawai.“Aku setuju. Georges Hat akan kembali jaya
Hari yang cerah menjadi kekuatan bagi Robert MT untuk meyakini bahwa keputusannya menemui Mrs. Vaeolin tidak keliru. Tanpa pengawalan, Robert MT menemui Mrs. Vaeolin di penjara terketat yang dimiliki Kota Westinhorn. Penjara yang tak banyak dihuni oleh tahanan, namun dengan penjagaan paling ketat. Tak diduga, kepala Sipir penjara tidak mengizinkan Mrs. Vaeolin keluar dari ruanganya. Akibatnya Robert harus pergi ke blok kamar tahanan Mrs. Vaeolin. Tentu dengan kawalan satu atau dua Sipir. Waktu yang disediakan untuk berkunjung juga tak banyak, hanya 10 menit. “Saya harus memeriksa anda, Tuan Robert,” kata Kepala Sipir. “Baiklah. Silahkan,” jawab Robert santai. Seorang Sipir laki-laki bernama Benson segera memeriksa pakaian yang dikenakan Robert. Sebuah kotak khusus cerutu bernama Humidor dan pemantik cerutu disita olehnya. Ia menyerahkan pada Kepala Sipir bertubuh ramping bernama Aldwin. “Aku pikir cerutuku tidak membayakan.
“Sayang, ayo kita makan. Aku sudah memasak makanan kesukaanmu. Pie bawang, sup dan kentang. Ah dan tentunya potongan wortel dan buncis. Kau pasti menyukainya.” Kakek Jack meletakkan nampan di meja yang terdapat di samping tempat tidur.“Kau memasak semuanya sendiri?”“Tentu, sayang. Aku menghabiskan seharian untuk memasaknya, sampai dengan rasa yang sama dengan kau sukai.”“Oh, Jack. Kau baik sekali.” Lalu Nenek Emi menghembuskan nafas, ia pun melanjutkan “Tapi aku tak lapar, Jack.”“Emi. Aku tahu apa yang kau pikirkan. Tapi kau tetap harus makan. Ellia pasti sangat sedih bila pulang dan melihatmu hanya terbaring.”“Apa Ellia akan pulang? Apa cucuku sudah ditemukan? Dan akan segera kembali?” Nenek Emi lekas memandang suaminya.“Katakan sesuatu Jack? Apa benar Ellia akan pulang? Apa dia sudah ditemukan?”
Cuki memerintahkan para pekerja Georges Hat untuk berpencar ke setiap Kota bahkan Negeri. Mereka ditugaskan untuk menyelidiki mengenai Robert MT, seorang pengusaha berlian yang menjabat Manajer kebun binatang Planet Zoo.“Pastikan kalian membawa berita yang terpercaya sebelum kalian pulang ke Geroges Hat. Bila kalian pelupa maka tuliskan berita itu. Kemudian simpan kertas itu. Ingat simpan kertas itu."“Baik!” seru para pekerja. Kemudian mereka pergi menginggalkan Geroges Hat. Ada yang pergi sendiri-sendiri dan ada yang pergi berdua.Cuki sendiri tetap berada di Georges Hat. Ia bersama tiga orang yang diminta tetap tinggal oleh Cuki. Mereka bertiga adalah Eric si koki, Raimon seorang pekerja kasar dan Daren seorang supir kontainer.“Dan kau Eric, tugasmu adalah berburu bahan makanan di pasar terdekat. Daren akan menemanimu,” perintah Cuki.“Berburu di pasar?” lirih Daren.
Paman Hery tak lekas pergi dari rumah tahanan Dry Land Cave. Diam-diam ia ingin mengamati penjara terbesar dan satu-satunya di Westinhorn itu. Namun, karena tak ada tempat yang aman dari pantauan CCTV. Maka ia pura-pura meminta izin ke toilet. Ia berlama-lama di dalam toilet. Sampai-sampai seorang petugas keamanan mencurigai gelagat seorang laku-laki yang memakan waktu hampir 1 jam. Security itu pun menggedor-gedor toilet. “Apa kau tidur di toilet!” tanya security usai menggedor pintu toilet. “Apa! Aku tidak dengar. Sebentar lagi, aku selesaikan dulu.” Paman Hery pura-pura mengerang di atas toilet duduk. Kemudian menekan tombol flush besar. Maka mengalirlah air yang deras dari dalam toilet. Security tak kunjung pergi. Ia masih menanti namun tidak di depan pintu toilet. Ia menanti di depan pintu masuk ruang toilet. Paman Hery masih di dalam toilet. Ia berpikir keras bagaimana supaya dirinya tidak pergi dari rumah tahan
Eric dan Daren tiba di Pasar Lilie. Namun sayang, lantaran terlalu besar truk yang mengantar mereka, sehingga Daren tak bisa membawanya masuk ke dalam pasar. Mereka pun memarkir truk itu di tanah lapang sebelum pasar, yang dikhususkan hanya untuk memarkir kendaraan-kendaraan besar. Tanah lapang itu juga dijadikan tempat bongkat muat dalam jumlah besar. Usai menyusul Eric yang turun lebih dulu, Daren bertanya, “Pertama kita akan kemana?” “Tentu saja ke kafe,” jawab Eric sambil melangkah menuju pasar. “Apa kau yakin? Mmm bukankah kita ditugaskan mencari... mencari musuh Roberth?” Tetiba Eric menghentikan langkah seraya menoleh pada Daren. “Pelankan suaramu!” Sambil melotot ia melanjutkan dengan suara pelan,”Dan lebih baik tak perlu menyebut nama! Atau kau malah membuat semua orang berpikir bahwa kita orang jahat!” “Baik baik baik.” Daren mengangguk-angguk seraya terhenyak. Sebagai koki masak Eric memang me
Sebuah jeep berwarna putih melesat membelah hamparan tanah tandus berbatu. Panas yang menggila melukai apapun yang merayap di bawah langit. Tak ada yang melintas di satu-satunya jalan menuju Kota Herbone, selain debu yang diterbangkan angin.Di dalam jeep itu Steap tampak bahagia duduk di depan kemudi. Sedangkan Roy duduk di sampingnya. Di kursi tengah ada dua anak buah Roberth lainnya. Mereka adalah Max dan Durrel.“Hei, kawan. Makanlah kuaci ini daripada melamun,” Roy melemparkan tiga kantung kuaci pada Durrel. Kemudian Max lekas mengambil satu katong kuaci dari tangan Durrel.“Sepertinya kau menyimpan banyak kuaci, Roy,” sahut Steap.“Tentu saja, Steap. Kau kan tahu semenjak aku memiliki mobil ini, aku selalu membawa banyak makanan. Dan kuaci ini adalah cemilan yang harus selalu dibawa.”“Jadi Manajer juga memberimu mobil?” tanya Durrel.Roy dan Stea