“Tuan Edhi bekerjasama dengan Robert ketika Georges Hat sedang dalam kesulitan mendapatkan hewan untuk dilatih menjadi hewan sirkus. Tawaran itu bermula dari Robert. Tuan Edhi pun menyetujuinya,” jelas Cuki. “Tapi... kami tidak mengetahui ada rencana lain dari Robert,” lanjut Cuki. "Rencana lain apa maksudmu?” tanya Mrs. Vaeolin. “Aku tidak tahu pasti. Tapi... bila dilihat setelah Tuan Edhi menghilang dan Planet Zoo menjadi porak poranda maka kita bisa membaca kemana arah keinginan Robert,” jawab Cuki. “Aku mohon pada kalian. Tolong kembalikan Tuan Edhi. Akan aku melakukan apapun untuk kalian bila Tuan Edhi bisa kembali ke Georges Hat. Bahkan para pekerja di sini juga akan melakukan apapun untuk kalian,” lanjut Cuki. “Patutkah aku menolong orang yang sudah menghancurkan Planet Zoo?” Mrs. Vaeolin begitu tajam menatap Cuki. Namun, Cuki tak menjawab. Ia hanya tertunduk. Setelah menghela nafas Cuki kembali berkata, “Kami mengaku salah. Jika kalian tak mempercayai kami, maka saat ini
“Kita harus cepat pergi!” kata Mrs. Vaeolin sambil mematikan laju jam pasir itu. “Kau mau kemana? Bukankah kita harus membuka jam pasir itu. Dan hanya kau yang tahu,” kata Paman Hery.Namun, Mrs. Vaeolin tak menjawab. Ia malah meminta Romi memberikan kotak jam pasir kuno. “Romi, mana kotaknya?”Romi pun bergegas mengambil tas rasel warna hitam. Kemudian mengambil sebuah kotak dari bahan kayu. Mrs. Vaeolin segera meletakkan jam pasir itu di dalam kotak kayu.“Kita harus kembali kembali ke Planet Zoo malam ini juga. Kita akan masuk ke dunia yang sama di tempat yang sama kau membukanya!” kata Mrs. Vaeolin.“Apa begitu?” lirih Paman Hery.Kemudian Mrs. Vaeolin menyeru kepada Cuki, “Cuki, kita perlu mobil. Aku tak mau menggunakan truk sampah itu lagi.”Tiba-tiba Mrs. Vaeolin tehenyak ketika ia teringat dengan Fredi. “Dimana Fredy? Kenapa aku tidak melihatnya?”“Fredy?” orang-orang di dalam tenda mengulang seraya.Tiba-tiba Eric memukul keningnya sendiri. “Oh, dia pasti masih di dalam bak
“Untuk kepentingan apa kalian masuk ke Westinhorn?” tanya Kepala Tentara.“Apalagi malam sudah sangat larut,” tambahnya.“Kami melakukan perjalanan malam seseuai dengan permintaan bos Fredy. Dia akan membuat gedung di sisi Selatan Westinhorn,” jawab Cuki sambil mengingat ucapan Mrs.Vaeolin. Karena Mrs. Vaeolin lah yang meminta Cuki mengarang cerita seperti itu. Berpura-pura menjadi pekerja bangunan yang dikirim oleh pihak kontraktor.“Gedung di sisi Selatan Westinhorn? Maksudmu perpustakaan itu?” Kepala Tentara memastikan.“Benar.”Sekelumit senyum terhempas dari wajah Kepala Tentara itu. Kemudian ia bertanya, “Bukankah perpustakaan itu sudah selesai.”“Anda salah. Perpustakaan masih akan diperluas. Itu kata Bos kontraktor kami, Fredy,” sanggah Cuki, lalu sejenak melirik Mrs. Vaeolin.“Oh, aku baru mendengar itu.”“Jelas saja tidak mendengar, kau kan Tentara bukan pemilik tanah,” gerutu Cuki. Ia kesal karena Kepala Tentara itu mengulur waktu.Kemudian pandangan Tentara itu tertuju pad
Tiba-tiba John menekan klakson mobil. Suaranya pun begitu keras. Akibatnya hewan-hewan buas di sekitar mereka menjadi kesakitan. Pendengaran mereka seperti ditusuk-tusuk oleh suara klakson yang menjerit-jerit.Dan tak hanya hewan-hewan itu, Edhi dan anak buahnya sangat tidak nyaman mendengar suara jerit klakson. Bahkan Jack, Ellia dan Jerry. Namun, Jack tak tinggal diam. Kali ini ia memahami bahwa John mencoba mengecoh bahkan melumpuhkan hewan-hewan itu walau hanya sementara. Tapi setidaknya ia dan kawan-kawan bisa meloloskan diri.“Jack! Ayo cepat kita pergi!” seru John sambil melongok dari kaca jendela. Berkali-kali ia menyeru sampai urat-urat lehernya tampak.Jack mengerti maksud John, namun ia tak tahu kemana arah yang tepat. Ia yakin bukit tempat mereka berada kini sama persis dengan bukit yang pertama kali didaki bersama Ellia. Bukit itu dikelilingi oleh jurang. Dan kini ia baru mengetahui bukit itu terdapat satu jalan yang mulus. Bomba tetap bersikeras memerintahkan pasukanny
“Apa kau yakin truk ini bisa merobohkan gerbang Planet Zoo? Bukankah gerbang itu tak pernah bisa dirobohkan?” tanya Paman Hery.“Gerbang itu bermasalah. Aku tak yakin mereka telah memperbaikinya setelah aku tak di sana.”“Apa benar begitu? Aku tak percaya,” gerutu Paman Hery.“Terserah kau saja.”“Aku pikir kau selalu sigap dalam hal sekecil apapun. Termasuk pintu gerbang.” Di ujung ucapannya Paman Hery melempar senyum tipis.Tak diguga Mrs. Vaeolin menoleh dan menatap Paman Hery. “Aku tak terima dengan sindiranmu, Hery! Apa kau tahu berapa jumlah anggaran yang dikucurkan oleh Dewan? Mereka tak akan memberikan anggaran yang cukup bila aku tak mengancam mereka!”Paman Hery pun terkejut. “Oh.”“Rupanya seperti itu. Pantas...,” lanjutnya.“Apa maksudmu?”“Pantas, bayaran yang kudapat tak cukup membeli rumah.”“Kau masih tak terima dengan bayaran yang besar sebagai pasukan patroli?!”“Yaaa... itu kan...”“Aku sudah memperjuangkan semua gaji pegawai planet zoo. Asal kau tahu bayaranmu lebi
Tatapannya hari itu begitu tajam. Bukan seperti mata kucing yang mengiba. Sama seperti saat dirinya hendak dibunuh oleh Edhi karena ketahuan menyusup ke Georges Hat.Jack melangkah maju lebih dulu. Ia menantang salah satu dari anak buah Edhi. Atau bila perlu Edhi yang berduel dengan dirinya.Bomba hendak melangkah maju menerima tantangan dari Jack. Namun, Milke mencegah dengan tangannya. Ia berkata, “Biar aku saja. Bocah ingusan ini harus diberi pelajaran!”“Supaya dia menyadari siapa yang selama ini memberinya makan!” lanjutnya.“Tapi aku tak ingin hanya sebatas pelajaran. Aku ingin membunuhnya! Tuan Edhi pasti setuju.” Di ujung ucapannya Bomba melirik Edhi.Edhi tak lekas membalas ucapan Bomba. Sejujurnya, di dalam hati terdalam, Edhi masih mengharapkan Jack untuk kembali bergabung dengan Georges Hat. Ia begitu iba sekaligus meyakini Jack adalah pemuda yang tulus dan pekerja keras. Edhi sangat berharap Jack menjadi penerus dirinya di Georges Hat.Bomba memutuskan melangkah maju kare
“Ku ulangi, cepat keluar dari dalam truk! Dan angkat tangan kalian!” seru kepala Security di balik megaphone.Cuki tak memperhitungkan kecepatan membuka kontainer. Akibatnya para pekerja masih berada di dalam box kontainer. Cuki hanya berharap para pekerja Georges Hat sudah bersiap bila security Planet Zoo membuka pintu box kontainer. Mau tak mau akhirnya Eric keluar lebih dulu dari dalam truk. Diikuti Cuki. Berikutnya Daren dan Wise di truk paling depan. Dan terakhir Kene dan Bert dari truk paling belakang. Sementara Mrs. Vaeolin dan Paman Hery bersembunyi di kabin truk nomor 2. Dan Manson bersembunyi di kabin truk yang hampir ringsek pada truk nomor 1.“Angkat tangan kalian lebih tinggi!” perintah kepala security.Para security yang sudah bersiap sigap mencekal mereka. Mereka pun dipaksa membuka box kontainer. Namun, Cuki berkata penuh emosi, “Apa kalian tidak bisa membuka kontainer itu sendiri!”“Bugh!” pukulan keras mendarat di wajah sebelah kanan Cuki.“Diam!” ancam Security.“T
Tak diduga Ellia melempar sekepal salju ke muka John. Akibatnya John terkejut dan lengah. Ellia akhirnya mampu melepaskan cengkraman John dari lengannya. Ia pun bergegas menghampiri Jack. John berusaha mengejar, namun Jerry menarik bajunya. Ia meminta John tak pergi kemanapun. Lebih baik John mengawasi mereka dari tempatnya kini.“Lepaskan aku. Ellia dalam bahaya!”“Bukankah, Jack dan Edhi berada jauh dari anak buah Edhi?” bisik Jerry.John pun menggulungkan kening. “Tapi aku sangat khawatir.”“Dan kau? Tak biasanya kau bersikap begini!” lanjut John seraya menatap Jerry dengan penuh curiga.Dengan wajah datar Jerry berkata, “Kau salah. Aku masih sama seperti dulu. Hanya saja... aku tak ingin melihat Ellia... kembali sedih.” “Tapi kau malah membuatnya celaka!” maki John. Ia pun menyeringai sambil mengawasi Ellia.Sementara itu, kedatangan Ellia membuyarkan rayuan Edhi. Wajahnya kini dipenuhi dengan sakit hati. Ia tak rela Jack bersama dengan gadis itu, gadis yang sudah menggagalkan re