Lukas tertegun mendengar permintaan Nesia yang sepertinya serius. Padahal, Lukas pikir semalam hanyalah isapan jempol belaka, tapi nyatanya hari ini Nesia mengulang kembali keinginannya untuk menyertakan pasal tanpa seks dalam perjanjian mereka.Tidak tahukah gadis ini berapa banyak perempuan yang ingin bergelung manja setelah bercinta dengan Remy?“Apakah … Anda yakin, Nona Nesia?” Lukas menatap mata Nesia dengan ragu.Tentu saja bukan karena meragukan ucapannya sendiri, melainkan meragukan permintaan Nesia. Namun, gadis itu menjawab dengan tegas tanpa keraguan, “Ya. Tentu saja saya yakin, Tuan Lukas. Apakah ada yang salah dengan permintaan saya?” Nesia balik bertanya.“Oh, tidak! Tentu saja tidak salah. Hanya saja mungkin Anda akan menyesalinya jika Anda melewatkan sesi bercinta dengan Tuan Remy.” Lukas bertanya dengan terus terang. Diamatinya wajah gadis di depannya itu, yang tiba-tiba terlihat menggemaskan.Blush! Seketika wajah Nesia memerah.Mana mungkin Nesia menyesal jika mele
Mendengar kalimat Edo, Remy tersenyum masam. Bagaimana mungkin Edo menanyakan hal ini? Bukankah dia tahu yang sebenarnya?“Dia hanya istri sementara, Do. Mana mungkin aku menyentuhnya? Lagi pula, dia begitu ketus dan sering menentang aku, apapun yang kukatakan tak sekalipun dia mau menggubrisnya,” keluh Remy dengan serius.Edo tentu saja terkejut mendengar pengakuan Remy ini. Laki-laki tampan itu tertawa mendengarnya. Kalau bukan Remy yang berkata sendiri, mungkin Edo tak akan percaya bahwa gadis sekelas istrinya yang sekarang itu akan berani menentang Remy.“Menentangmu? Aku nggak salah dengar, kan? Kamu tidak bohong, kan?” Edo benar-benar tak percaya.“Apakah aku pernah berbohong sama kamu? Bahkan penyakitku juga hanya kamu yang paling tahu, kan?” Remy menatap Edo sekilas.“Sepertinya dia perempuan istimewa karena dia seolah imun dengan pesona seorang Jeremy Wilson,” gumam Edo.Mendengar Edo mengambil kesimpulan seperti itu, Remy tersenyum. Tentu saja Remy sebenarnya setuju dengan k
Awalnya Nesia jelas ingin meledakkan kemarahannya karena ejekan yang dilontarkan dengan begitu gamblang itu. Namun, ketika dia melihat bahwa yang datang tidak hanya Remy, maka sebisa mungkin Nesia menahan diri. Dia memang tersinggung, tapi dia tak akan merendahkan dirinya hanya untuk melayani ocehan tak penting Remy.Maka dengan senyum yang dibuatnya lembut dan manis, Nesia berjalan mendekat ke arah mereka.“Hei, kalian sudah datang? Kami baru saja selesai memasak untuk menyambut Anda semua.” Nesia bersikap ramah saat mendekati Remy dan beberapa laki-laki yang ikut datang bersamanya itu.“Ehem!” Remy berdehem untuk mengingatkan Nesia bahwa sebaiknya perempuan itu tidak bersikap berlebihan. Namun, sepertinya Nesia mengabaikan apapun yang diisyaratkan oleh Remy.“Perkenalkan, Nesia. Beliau adalah Thomas dan asistennya, Deni. Mereka adalah tim advokasi yang akan mencatat da
Pagi ini, Nesia bangun lebih dini. Tak peduli dengan semua hal baru dan menyenangkan di rumah ini, Nesia justru memilih pergi ke dapur. Alih-alih minta dilayani dengan segala macam menu mewah dan lezat yang sudah pasti ada di rumah ini, Nesia justru membuat Bu Maryan dan Mbak Ani terkejut karena perempuan itu membuat teh panas sendiri.“Nyah, sebaiknya Nyonya Nesia duduk saja. Biar kami yang membuat.” Bu Maryam tergopoh-gopoh mendekati Nesia yang meracik teh panas.Nesia tersenyum melihat sikap Bu Maryam.“Tidak apa-apa, Bu Maryam. Jika di kontrakan, saya juga bisa membuat semuanya sendiri, kok. Bu Maryam tenang saja.” Nesia menenangkan Bu Maryam.“Takutnya nanti Tuan Remy marah, Nyah,” ujar Bu Maryam dengan gusar.“Bu Maryam tenang saja. Dia nggak bakalan marah sama Ibu. Sudah, abaikan saja kalau dia memang marah. Saya di sini juga peker
Merasa bersalah, Lukas segera berdiri untuk menyambut kedatangan Nesia yang berjalan pelan menuju ke meja makan. Namun, sejenak, baik Lukas maupun Remy seperti tercekat ketika melihat kedatangan Nesia yang kali ini sudah rapi. Entah siapa yang mengajarinya memakai pakaian seperti itu, karena ternyata dia bisa mengenakan pakaian dengan demikian modis.Tanpa mereka sadari, mereka seperti terpukau oleh kehadiran Nesia yang berjalan bergegas menuju ke arah mereka. Sampai di dekat meja makan, Nesia menatap Remy dan Lukas dengan bergantian.“Apakah penampilan saya masih tidak beretika sehingga Anda berdua harus melihat saya dengan pandangan seperti itu?” tanya Nesia masih dengan wajah sengit, menatap ke arah Remy yang gelagapan. Bahkan, Lukas juga ikut kikuk mendengar sindiran keras Nesia kali ini.Remy tak menjawab apapun, dia hanya menghela napas sambil menggelengkan kepala kemudian melanjutkan sarapannya, mengab
“Apa maksud Anda dengan sebuah pertemanan, Tuan Lukas?” Nesia bertanya heran.Lukas tersenyum untuk melunakkan hati Nesia.“Ya. Berteman dengan sederhana, tanpa saya memanggil dengan sebutan ‘anda’ tetapi bisa memanggil dengan sebutan ‘kamu’. Dan Anda juga bisa memanggil saya hanya dengan Lukas, tanpa harus memanggil saya dengan Tuan Lukas. Bagaimana?” Lukas menawarkan sebuah persahabatan pada Nesia.Nesia terdiam, mengerutkan keningnya dengan mata terpaku pada Lukas yang sama tampannya dengan Remy.“Uhuk!” Berpikir tentang Remy saja sudah membuat Nesia tersedak. Benar-benar pria itu seperti penyakit di hari-harinya.Mendengar Nesia tersedak, Lukas buru-buru menyodorkan minuman ke depan Nesia. Gadis itu menerimanya dengan segera dan meminumnya.“Terima kasih, Tuan Lukas.” Nesia mengusap b
Kemarin, setelah mendapat perintah resmi dari Remy untuk mencari guru kepribadian untuk Nesia, Lukas langsung mencari rekomendasi melalui internet. Beberapa yang dilihatnya memang sudah sangat bagus dan memiliki nama. Untuk biaya, Lukas sama sekali tidak peduli mau berapapun biaya yang harus dikeluarkan demi perintah Remy.Hingga kemudian terpikir nama Rosa di kepala Lukas. Tentu Lukas sudah memiliki pertimbangan sendiri ketika akhirnya dia mengambil keputusan untuk meminang Rosa menjadi guru kepribadian bagi Nesia, mengingat Rosa adalah salah satu mantan Remy.“Hei, Luke? Tumben kamu datang?” sambut Rosa ketika akhirnya Lukas datang ke sekolah yang dikelola oleh Rosa itu.“Tadi ada keperluan di dekat sini. Jadi aku ingat bahwa kamu punya usaha di sini. Tidak ada salahnya jika aku singgah, kan?” tanya Lukas dengan senyum yang ramah, berbeda dengan Remy yang nyaris tak pernah tersenyum.&nbs
Penampilan Rosa pagi ini memang dibuatnya sangat istimewa dari hari biasanya. Setelah akhirnya dia memilih untuk menyetujui permintaan Lukas untuk memberi pelajaran kepada Nesia mengenai cara bagaimana bersikap dan berperilaku, Rosa janji akan datang pagi ini. Selain demi mendapatkan bayaran yang sebenarnya melebihi standar, Rosa juga ingin melihat seperti apa gadis yang dinikahi Remy itu.Berkali-kali Rosa mematut dirinya di depan cermin yang ada di toilet college-nya ini. Rosa jelas tak mau terlihat lebih rendah dari Nesia. Rosa sudah menetapkan standar bahwa dia harus berpenampilan maksimal dan berkelas.“Ibu mau kemana?” tanya Riris, asisten Rosa di college ini ketika melihat Rosa sudah begitu prima sepagi ini.Perempuan cantik itu tersenyum anggun, menunjukkan bahwa dirinya begitu berkelas dan elegan.“Mulai hari ini dan beberapa waktu kedepan, aku punya murid