Bis wisata sudah siap di depan kantor cabang. Tampak staf mulai datang dan mengajak keluarganya masing-masing. Ilona dan Wenny tampak sudah datang dan menata barang-barangnya. Mereka membawa container box kecil untuk menyimpan makanan mereka agar aman dan awet.
Tampak Jeremy datang dan langsung ikut menata barang di dekat mereka berdua. Ilona dan Wenny masuk ke dalam bis dan mencari tempat yang kosong untuk mereka berdua duduk.
"Wen kalau aku duduk di sebelah Ilona boleh ga?" tanya Jeremy tanpa basa-basi.
Pria ini sepertinya sudah tidak menutupi ketertarikannya pada Ilona. Wenny yang serba salah tampak tidak bisa menolak permintaan Jeremy saat itu. Wajah Ilona tampak tidak enak, sepertinya dia lebih nyaman duduk dengan Wenny saat perjalanan jauh dibandingkan duduk dengan Jeremy. Hanya saja karena kencan yang tertunda dengan tragedi kaburnya Ilona di bioskop membuat Ilona juga tak sampai hati menolaknya.
"Wen sini duduk sama aku!" suara Mira ya
Kurang lebih 3 jam perjalanan mengantarkan para staf menuju kota Bandung. Tampak jalan-jalan di Bandung agak sedikit macet. Bis yang membawa rombongan perlahan menerobos kemacetan dan menuju arah komplek vila tempat mereka akan menginap.Bis berhenti dan semua peserta gathering turun. Jeremy yang tadi tertidur ternyata benar-benar tidak bangun di sepanjang perjalanan. Dia tampak kaget saat Ilona membangunkannya karena mereka sudah sampai di Vila tempat mereka akan menginap.Untung saja Jason managernya membuat kebijakan agar Vila para peserta yang belum berkeluarga dipisahkan antara wanita dan pria. Ilona yang senang bisa bersama Wenny langsung menggandeng tangan temannya itu. Hanya sebentar mereka berpisah tapi sudah tampak saling merindukan."Wen ayo kita pilih kamar!"ajak Ilona yang tampak segera masuk ke dalam vila dan mencari ruangan yang paling nyaman.Nyaman menurut Ilona adalah yang terang cahayanya dan tampak tidak seram. Memang wanita pena
Hari Sabtu pagi, seusai Eldrian menerima pesan balasan dari Ilona dia merasa kacau. Ilona yang berfoto duduk di sebelah teman prianya mengganggu suasana hatinya. "Kan cuma duduk bareng aja!" gumamnya. "Tapi harusnya dia ga duduk disana lah! Duh dasar cowok! Kenapa dia harus duduk sama ilona!" ujarnya lagi. Eldrian mulai meracau dan berbicara sendiri, seolah dia tidak ingin ada pria yang mendekati Ilona. "Aku kan bisa ke Bandung! Iya kan deket tinggal naik mobil aja! Tapi aneh juga kalau tiba-tiba ada disana!" masih saja galau. Pria itu berganti baju membawa beberapa barang di ranselnya dan mengambil kunci mobil. Eldrian mengendarai mobilnya cukup cepat. Entah apa yang dipikirkannya, sebelum menuju Bandung dia mampir untuk mengajak temannya Daniel. Mobilnya berhenti di parkiran apartement yang ditinggali Daniel. Eldrian berlari naik lift dan membunyikan bel di depan pintu masuk ruangan Daniel berkali-kali."Apa Ian? Berisik banget pagi-pagi!" ujar Daniel yang protes saat membukaka
Kebun bunga mawar tampak luas membentang di hadapan Ilona. Siang hari itu Ilona dan Wenny makan siang ditempat yang agak jauh dari teman-temannya berkumpul, dia takut bertemu dengan Jeremy lagi setelah adegan drama katakan cinta sebelumnya. Gasebo pilihan Pak Jason ternyata memang sepi dan tenang. Selain itu lokasinya sangat indah karena ada di bukit mawar, itu sebutannya karena memang sekitar 2 hektar lahannya di tanam berbagai jenis mawar."Wen disini bagus banget ya!" ujar Ilona sembari berlari-lari kecil.Wenny tampak masih belum selesai makan, dia masih asik mengunyah nasi kotak dan buah segar yang dia dapat dari panitia gathering."Iya, jangan jauh-jauh nanti nyasar!" Wenny meledek tingkah temannya yang seperti anak kecil.Ilona yang sudah selesai makan memang ingin jalan-jalan, meyusuri bukit mawar, melintasi perkebunan teh dan dia menemukan area persawahan. Ilona duduk di pinggir parit dan memasukkan kakinya ke sana."Wih,
Daniel yang mulanya senang menikmati vila yang dipesan Eldrian lama-lama merasa bosan. Dia menelepon temannya itu dan memintanya kembali . Eldrian menjawab panggilannya dan sebentar saja dia sudah sampai ke vila. "Ian, kamu dari mana? Sudah ketemu Ilonanya?". "Ah, kamu, lagi asik ngobrol malah ditelepon!" protes Eldrian. "Ups sorry! Jadi sudah beneran ketemu ya? " Daniel tesenyum. "Udah!" Eldrian melirik dan segera masuk ke kamar. "Hei Ian. Ayo berendam. Kalau sendirian ga enak lah! Ayo!" ajak Daniel yang tertarik dengan sumber air panas disana. "Ya udah kamu kesana duluan, nanti aku nyusul! ujar bosnya itu. "Beneran loh ya, aku di sebelah utara ya," ujar Daniel sembari membawa peralatan mandi. Eldrian masuk ke kamar dan merebahkan badannya. Menyetir mobil dari Jakarta-Bandung memang cukup melelahkan. Oleh karena itu, badan Eldrian seperti lengket untuk bangun dari ranjang. Dia tiduran sembari melamun, dia masih ingat saat Ilona menggandeng tangannya tadi. Eldrian ters
Sore menjelang malam, langit yang awalnya biru cerah tampak mulai kemerahan. Matahari akan tenggelam. Suasana di vila dengan gaya arsitektur Belanda itu mulai agak gelap. Kabut dari gunung mulai turun sehingga membuat pohon pinus di ujung jalan tidak terlihat. Lampu-lampu jalan di sekitar Vila mulai dinyalakan, hal itu membuat pemandangan Vila tampak berbeda.Ilona dan Wenny mulai bersiap mereka bergantian mandi dan segera menyiapkan makanan untuk barbeque party nanti malam. Di vila yang Ilona tempati ada sekitar 8 staf wanita lainnya."Ilona kita punya banyak bahan kan?" tanya lusi salah satu staf admin."Banyak kok kalau kurang aku dan Wenny juga sudah belanja kemarin, ayo kita bawa ke depan yuk!" ajak Ilona.Ilona dan beberapa staf mulai membawa bahan-bahan ke area halaman depan. Langit sudah benar-benar gelap dan para staf di vila sebelah sudah mulai tampak bersiap juga. Wenny menyiapkan pemanggang dan arangnya. Para pria sibuk mengumpulkan kayu untuk
Sup Tomyam Spicy lezat sudah siap, Ilona sebagai pencicip pertama tampak lahap dengan hasil masakan Ziyan itu. Jeremy yang sudah kesal tampak semakin kesal dia menghampiri mereka berdua dan mulai berbasa-basi."Hai Ilona! Lagi masak apa? Icip dong!" ujarnya."Bukan aku yang masak tapi temanku ini, kenalkan dia Ziyan," jelas Ilona."Hai aku Jeremy, staf desain iklan, kamu staf apa?" tanyanya."Aku supirnya Pak Daniel," jawab Ziyan."Oh jadi kamu supirnya, kirain staf kantor! Pantas aja kok ga pernah ketemu di kantor pusat," ujarnya congkak.Ilona merasa tidak enak, sepertinya Jeremy sengaja datang untuk mempermalukan Ziyan."Ada yang bilang kamu dulu Office Boy ya di devisi pemasaran? Apa benar?" tanya Jeremy tanpa basa-basi."Iya, saya pernah jadi OB di devisinya Ilona," jawab Ziyan apa adanya."Ah pantasan kalian dekat, ternyata memang pernah kerja bareng ya," Jeremy tampak mengejek.Ilona terlihat kesal dengan t
Daniel dan Eldrian (Ziyan) segera kembali ke vila, setelah puas makan malam dua pria itu tampaknya harus mulai serius. Daniel yang sudah menerima telepon dari penanggung jawab audit di Kalimantan mendapatkan kabar bahwa di sana ada salah satu manager yang dicurigai dalam penggelapan dana perusahaan. Entah itu korupsi atau kasus suap masih belum diketahui pasti hanya saja tiga bulan belakangan cabang Kalimantan unprofit bahkan hampir defisit. Malam itu juga Daniel memesan pesawat untuk besok pagi. Eldrian menelepon Pak Tony supir pribadinya untuk menjemput mereka di Bandung dini hari nanti. Begitu juga Pak Supri dia ingin asisten rumah tangganya itu menyiapkan baju dan perlengkapannya untuk satu minggu selama di Kalimantan. Suasana Vila semakin malam semakin tampak ramai karena beberapa staf mulai menyalakan api unggun dan memulai acara hiburan, game dan karaoke. Suaranya sangat kencang dan sampai ke Vila tempat Daniel dan Eldrian menginap. “Ya ampun suara siapa i
Pesawat terbang dari Bandara Husein Sastranegara Bandung menuju Bandara Sultan Aji Muhammad Sepinggan Balikpapan, Eldrian dan Daniel sudah disambut oleh beberapa staf audit kepercayaan perusahaannya. Mereka mengantarkan dua bosnya itu ke mobil untuk menuju kantor cabang perusahaannya di sana. Kunjungan mereka ini cukup rahasia jadi tak ada staf cabang yang tau kalau akan ada tim audit dengan kawalan polisi berpakaian preman (tanpa seragam dinas) untuk memulai penyelidikan anggaran dana perusahaan yang tampak tidak normal di kantor cabang. Akhirnya mereka sampai, kantor cabang di Balikpapan cukup luas meskipun tidak seramai di Jakarta. Kantor cabang dibuat karena permintaan konsumen Kalimantan untuk produk teknologi terbaru juga cukup besar. Mengingat di Kalimantan banyak pengusaha di bidang perminyakan, pertambangan dan banyaknya tenaga kerja asing yang juga konsumtif dalam pembelian alat teknologi terbaru keluaran kantor. Apalagi jika staf marketingnya handal da