Share

Chapter 22: Langit Pekat

Dikubahi langit pekat, Julian berdiri dipagar balkon sambil memperhatikan laptopnya yang masih menyala di atas meja di tengah balkon. Julian tak menyangka urusan perusahaan bisa membuatnya tak tidur di hampir tengah malam itu. Ketika itu Julian mencoba mempertimbangkan permintaan Ana untuk melupakan saja soal perusahaan. Bukan karena itu tidak penting, tapi saat ini Analah yang terpenting. Soal "janda", "beranak satu", dan "penyakitan" juga mengganggunya. Ada apa dengan stereotipe itu? Buatnya Ana tetaplah Ana. Seseorang yang tak habis-habisnya menjalari pikirannya.

"Paman! Apa aku menggangu tidurmu?" Julian bicara di telepon.

Orang yang menjadi lawan bicaranya saat itu, agaknya tak perlu bertanya tentang alasannya menelepon di larut malam. Media pasti sudah menayangkan tentang kembalinya pengusaha muda, Julian Andreas Segovia. Dan Juli

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status