Beberapa hari ini Lizie terlihat selalu sibuk dengan ponselnya, kadang Sky juga merasa agak kesal karena merasa selalu diabaikan. Jika kemarin-kemarin gadis itu selalu antusias untuk menunggunya pulang tapi akhir-akhir ini bahkan Lizie belum bergeming dari layar ponselnya jika Sky belum menegurnya, itu pun dia juga hanya mendongak sejenak dan kembali asik dengan obrolan chat-nya.
'Bagaimana pelajaranmu hari ini?" tanya Sky yang kebetulan pulang agak siang.
"Mr.Podrik baru saja pulang," jawab Lizie masih sambil mengetik pesan untuk Lukas. "Semua tugas juga sudah kukerjakan."
Sky akui jika Lizie sudah semakin rajin dengan progam belajarnya tapi dia juga semakin rajin dengan chat di ponselnya. Tanpa bertanya pun sebenarnya Sky juga sudah selalu memeriksa semua hasil pelajaran Liz
JANGAN LUPA KLIK VOTE UNTUK MENDUKUNG CERITA INI
"Jadi saudariku sedang hamil anakmu?" tanya Lizie begitu Sky baru keluar dari kamarnya dan sudah berganti pakaian. "Entahlah aku tidak pernah merasa cukup ceroboh untuk membuat wanita hamil. Tapi bulan lalu dia menemuiku dan mengatakan sedang hamil anakku." Sky berjalan mengambil dua kaleng soda dari lemari pendingin dan melemparnya satu untuk Lizie . "Mungkin sperma pria lain yang membuatnya hamil?" jelas Lizie sedang mengedikkan alis untuk mengejek Sky, karena memang mustahil pria macam Sky sampai ceroboh membuat wanitanya hamil. "Seharusnya Celine yang lebih tahu siapa ayah dari bayinya," acuh Sky tidak terlalu ambil pusing. Sky ikut duduk di samping Lizie dan meminta ponseln
Sky menjentikkan jari dari tempat duduknya memperingatkan Lukas untuk tidak memberi koktail berkadar alkohol tinggi kepada Lizie. Sky yang sudah bosan menunggu karena sendirian dan diabaikan bisa jadi lebih menyeramkan dari penjaga asrama. "Jadi dia akan menunggu sampai kau pulang?" tanya Lukas sambil melirik pada Sky. Lizie cuma mengedikkan bahu karena sepertinya pertanyaan tersebut memang tidak perlu dijawab lagi. "Jadi kau juga tinggal dengannya?" "Sudah kukatakan dia waliku secara hukum, sampai usiaku delapan belas tahun." "Kupikir dia masih terlalu muda untuk mengurusmu." "Sky cukup baik," Jawab Lizie sambil mengeca
[Happy Birthday Lizie] bunyi pesan dari Lukas yang masuk ke dalam kotak pesan Lizie tepat pukul 00:00.Walaupun agak miris Lizie tetap berusaha tersenyum karena masih ada yang mengingat hari ulang tahunnya.Lizie sengaja belum tidur dan memang masih belum bisa tidur karena diam-diam menunggu Sky, berharap dia akan datang untuk memberinya kejutan tapi nyatanya sampai lewat tengah malam Sky belum juga kembali. Lizie tahu jika belakangan ini Sky kembali sering keluar bersama Emma, dan mungkin malam ini Sky menginap di apartemen wanita itu karena Lizie mendengar sekarang Emma juga sudah resmi berpisah dengan suaminya.Sepertinya memang percuma mengharapkan sedikit perhatian dari orang macam Sky, walaupun seminggu ini Lizie sudah mengurusnya tapi nyatanya Sky bahkan tidak ingat hari u
Sebenarnya Sky sudah berencana untuk bisa pulang cepat dan memberikan hadiah untuk Lizie sampai tiba-tiba dia tidak sengaja bertemu Vivian di sebuah toko perhiasan.Sudah sejak dua minggu yang lalu Sky memesan sebuah gantungan kunci bertahta berlian dengan inisial A untuk Lizie. Sky tahu Lizie hanya suka mengoleksi gantungan kunci apa lagi Lizie bercerita jika semua gantungan kunci yang dia pasang di tas punggungnya itu adalah hadiah dari teman-tema spesial. Karena itu Sky juga langsung terpikir untuk memberinya hadiah gantungan kunci agar Lizie juga mau menyimpannya. Jelas gantungan kunci yang Sky berikan pasti akan berlebihan dan terlalu mahal untuk bisa di gantung pada tas punggung."Aku mendapat informasi mengenai pembelian tidak wajar di situs toko ini," kata Vivian ketika mendekati Sky yang masih terlihat bingung dengan info
"Kita akan berlibur!""Oh!" kaget Lizie langsung syok dengan netra kelabunya yang melebar benderang."Ya! "tegas Sky sambil mengangguk dan tersenyum memiringkan salah satu ujung bibirnya.Lizie langsung kembali memeluk Sky dan menciumnya. Mencium bibir Sky yang ternyata juga malah ikut melumatnya."Oh hentikan ini!" Sky langsung melepaskan Lizie.Belum ada lima menit mereka membahasnya dan gadis itu sudah mulai kembali membuat Sky lupa."Sebaiknya kita membuat peraturan!" tegas Sky ketika mundur menjauh dari Lizie dan duduk di ujung sofa."Apa maksudmu!"
Akhirnya Sky membuat beberapa peraturan untuk mereka berdua, karena kenyataannya Lizie masih harus tinggal bersamanya selama dua tahun lagi dan Sky merasa perlu membuat aturan tegas untuk menjaga otaknya tetap waras. Karena tinggal satu rumah dengan seorang gadis muda ternyata bukan sesuatu yang bisa serta-merta dia remehkan. Hari masih sangat pagi ketika Sky terbangun oleh suara televisi yang sudah berisik seolah rumahnya dihuni oleh satu lusin orang. Setelah liburan mereka awal bulan lalu belakangan ini Lizie semakin terlihat rajin untuk membuat makanan Itali. Lizie sedang belajar membuat beberapa jenis masakan tradisional Itali yang di sukai Sky selama mereka berlibur kemarin. "Apa tidak bisa kau kecilkan sedikit suara televisinya?" Sky menghampiri meja pantry dan langsung mengambil potongan daging asap dari mangkuk yang belum sele
Sky masih mencekal pinggang Lizie dan menaut kembali bibinya dengan tidak sabaran tanpa pernah sadar jika sedang ada yang memperhatikan mereka. Hanya dengan melihatnya saja Lukas paham seperti apa fakta hubungan mereka berdua tanpa perlu dijabarkan lagi. Setelah mobil Sky pergi Lukas juga segera kembali ke dalam bar berharap bisa lekas menyelesaikan jam kerjanya dan pergi ke klub tempat Justin bekerja. Justin bekerja sebagai DJ di klub yang menjual berbagai minuman dangan harga lebih terjangkau untuk katong anak muda. Lukas akan pergi ke sana jika hanya ingin mengisi lambungnya dengan uap minuman panas hingga kepalanya ringan. Mungkin dia juga akan menemukan gadis untuk diajak bermalam karena sudah hampir dua bulan dirinya tidak bersenang-senang dengan teman wanita. Sejak kembali bertemu Lizie dia memang lebih sering menemani gadis itu berkeliling dan berlarian di Central Park.
20% dari warisan seorang Gerald Dawson tetap bukan jumlah yang sedikit untuk membuat Celine Dawson tetap bisa hidup makmur seumur hidup tanpa harus susah payah bekerja. Dia juga menempati property seharga 150 juta dolar di kawasan The Hamtons, kawasan paling elite dengan pantai privat serta lapangan golf di tepi pantai.Celine Dawson sedang menyesap lemonite dari gelas kristalnya sambil menikmati udara pantai dari samudra Atlantik yang mulai berangin di sepanjang kawasan Long Island."Apa kau yakin itu anak Sky?" tanya Vivian Dawson pada putrinya yang mendadak mau repot-repot untuk hamil."Yang terpenting Sky mau mengakui ini adalah anaknya.""Kalian harus menikah.""Untuk apa