Share

MARAH DAN CEMBURU

P.O.V Daniel

Sepulang dari rumah Hani, aku melajukan mobilku bagai kesetanan menuju arena tembak tempatku sering melakukan latihan. Kuparkir mobilku asal asalan di pelataran dan bergegas menuju ruang ganti.

Entah sudah berapa banyak sasaran yang berhasil kuhancurkan kali ini, tapi rasanya aku belum juga puas. Debaran jantungku sudah semakin menggila, mataku pun sepertinya semakin berkabut. Entah apa ini, tapi aku tidak mungkin menangis karena aku tidak pernah diajarkan untuk menangis selama ini.

Saat rasa kesalku sudah tidak bisa lagi kuredam, kubanting senapan yang sudah tanpa isi itu ke lantai hingga menimbulkan bunyi yang sangat memekakkan telinga.

Senior yang juga instrukturku menghampiri dengan wajah dinginnya seperti biasa. Dan saat sampai di depanku, dia mengulurkan sebotol air mineral tanggung yang tadi diambilnya dari lemari pendingin.

"Ada apa? Soal wanita lagi?" tanyanya sambil memungut senapan yang baru saja kubuang itu.

Tidak, dia bukan seda
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status