Mata Devi menyipit tajam menatap wanita misterius tersebut. Fakta bahwa ia mengetahui identitas Devi, menunjukkan bahwa ia bukanlah wanita sembarangan. Yang dicemaskan Devi, wanita ini tentu datang dengan persiapan sebelumnya. Adanya Awan dan yang lainnya dibelakangnya, Devi tidak akan berkompromi lebih jauh dengan wanita di depannya itu. Jika ia di sana untuk mencelakai teman-temannya."Siapa kamu dan apa tujuanmu?" Tanya Devi dingin.Dari balik tudungnya, wanita tersebut tersenyum dingin, "Seperti yang kukatakan, kamu bukan lagi ancaman bagiku. Jadi, kamu tidak layak untuk bertanya."Setelah mengucapkan kalimat itu, wanita bertudung misterius tersebut tiba-tiba menghilang dari tempatnya berdiri. Radit juga terkejut dan tidak sempat beraksi, begitu wanita tersebut secara tidak terduga muncul di depan Devi.Devi tentu saja bisa melihat gerakan itu dengan sangat jelas, bagaimapun kemampuannya tidak lebih lemah dari wanita tersebut. Devi langsung menghimpun energi internalnya dan coba m
Radit tidak punya pilihan lain, meski tabu baginya untuk menyerang wanita. Namun, tidak sekarang. Tidak, saat wanita ini mengancam teman-temannya. Melihat wanita tersebut sama sekali tidak berhenti, Radit terpaksa maju dan menyerang dengan jurus andalannya. Tapi, serangan tersebut tidak ada apa-apanya bagi si wanita. Hanya dalam satu sapuan, serangan Radit berhasil dimentahkannya. Lalu, satu pukulan wanita tersebut cukup untuk mengirim Radit terbang sejauh belasan meter dan baru berhenti ketika tubuh Radit menghantam pagar pembatas makam.'Braakk'Radit meringkuk kesakitan, seluruh tulang ditubuhnya serasa remuk. Sulit untuk mempercayai betapa mengerikannya kekuatan wanita misterius ini. Radit yang dalam kesatuannya merupakan salah satu peringkat atas, sehingga terpilih masuk menjadi menjadi pasukan elit., seketika menjadi terperangah dan tidak percaya, jika ia akan kalah hanya dalam satu pukulan dari seorang wanita.Dalam kesatuan, kemampuan Radit sebanding dengan kemampuan lima pul
Awan tidak mengerti apa salahnya, sampai membuat wanita ini marah dan memukulinya. Ia sekali lagi coba bangkit, Awan berpikir, jika dengan ini ia dapat membuat wanita ini puas dan meninggalkan teman-temannya, maka ia tidak keberatan menerima pukulan dan tamparan sebanyak apapun.Di sisi lain, si wanita misterius dibuat terkejut, karena Awan sama sekali tidak membalas dan justru menerima tamparannya mentah-mentah. Selain itu, ada hal lain yang membuatnya lebih tidak percaya, dua tamparan barusan sedikit lebih kuat dari pukulan yang dilayangkannya pada dua teman Awan. Tapi, Awan terlihat tidak mengalami luka serius dan masih bisa bangkit. Tamparan kerasnya, hanya menyisakan sedikit bekas merah di pipi Awan, tapi itu bukan luka yang bisa berdampak serius."Kamu, kenapa kamu tidak membalasnya?" Tanya wanita misterius tersebut heran."Membalas?" Bagaimana mungkin dirinya bisa membalas, wanita tersebut begitu sadis dan kuat. Devi saja, bahkan tidak berkutik menghadapinya. Apalagi dirinya?
Wanita tersebut mengira jika Awan memandang remeh dirinya, jadi tidak ada salahnya membuat Awan mengingat namanya jika itu bisa membuat Awan lebih serius menghadapinya, "Baiklah. Namaku Disa dan saudara lelakiku yang tewas bernama, Denis. Sekarang, ingat nama kami baik-baik, agar kamu dapat menemukan saudaraku di alam sana untuk meminta maaf padanya."Setelah mengucapkan itu, Disa kembali menyerang Awan. Sekarang, ia tidak lagi menahan kekuatannya, dia mengeluarkan kekuatan yang sebenarnya. Udara di sekitarnya langsung terdistorsi begitu Disa melancarkan serangannya.'Bam.'"Awan?" Teriak Karin dan yang lainnya dengan napas tertahan.Devi juga menjadi semakin pucat dan kesal, karena tidak bisa berbuat apapun saat melihat Disa menyerang Awan.Braakk.Awan terbang cukup jauh, sebelum berhenti ketika menabrak salah satu kuburan dan menghancurkan batu nisan di atasya.Wajah Awan terlihat pucat, lalu memuntahkan seteguk darah segar.Disa tidak berhenti sampai di situ, dia kembali melesak d
'Glegar.'Mungkin ucapan Karin hanya tiga kata, tapi tiga kata itu seakan sengatan listrik langsung dalam kepala Awan."Sa-say..ang, Aku... sakit,""Aku.. aku bahagia. Kumohon, kamu tetap hidup. Aku dan... anak kita menunggumu di syurga."Sebuah kilasan memori tiba-tiba hadir berulang kali dalam kepala Awan, dan itu membuat tubuhnya gemetar kuat. Tanpa sadar, tubuh Awan mulai menegang, ketakutan dan rasa sakit yang begitu kuat seakan membuat seluruh tubuhnya meregang dan tanpa henti memberi rasa sakit."Angel... Angel.. tidak-tidak, aku tidak akan membiarkan apapun terjadi padamu." Ucap Awan tanpa sadar. Lalu, sebuah cahaya berwarna hijau menerangi kedua tangannya dan seolah tahu apa yang harus dilakukannya, tangan Awan bergeser ke bagian tubuh Karin yang terluka. Cahaya kehijauan tersebut secara alami berpindah masuk ke dalam tubuh Karin dan menyembuhkan setiap sel yang ada di dalamnya.Bagian atas tubuh Karin tersentak dan sedikit terangkat naik. Ia juga tidak mengerti apa yang te
Sekelompok pasukan elit dengan berpakaian ala pasukan khusus datang ke area pemakaman. Hanya saja, kedatangan mereka sedikit terlambat, karena musuh sudah pergi. Mereka hendak menyusul dan mengejarnya, namun teriakan Devi seketika menghentikan niat mereka.Tentu saja Devi tahu, kalau orang-orangnya tidak akan sanggup menghadapi Disa. Bagaimanapun, Disa merupakan seorang grandmaster setengah langkah, sama seperti dirinya. Meski orang-orangnya kuat, namun tidak akan mudah bagi mereka untuk dapat menaklukkan serta menangkap Disa.Ya, orang-orang ini merupakan unit dari pasukan elit tim Zeta. Pasukan khusus yang ada di bawah komando Devi. Devi segera menekan tombol darurat yang terhubung langsung dengan pasukannya, begitu sadar jika ia berhasil diperdaya oleh musuh. Tentu saja, prioritas utama dirinya adalah keselamatan ketua klan, Awan.Pasukan Devi tersebar di beberapa tempat di kota Bandung. Begitu mendapat peringatan tanda bahaya Devi, mereka langsung bergerak dan melacak keberadaan
"Apa itu artinya kekuatan Awan sudah pulih?" Tanya Noura penasaran.Devi menggeleng ragu, "Aku tidak tahu. Saat itu, aku melihat perubahan mata Awan yang terlihat sama seperti mata makhluk itu. Tapi, tatapannya terlihat kosong. Tidak lama, Awan kehilangan kesadarannya hingga sekarang." 'Deg.'Noura terkejut."Bukankah kata paman Kelvin, dua kekuatan spirit yang terdapat dalam tubuh Awan sudah hilang begitu segel terakhirnya dimusnahkan oleh Annisa? Lalu, apa artinya mata itu?"Tentu saja semua orang cemas, jika spirit Gumara hidup kembali. Noura dan yang lainnya sudah melihat sendiri, betapa mengerikannya kekuatan Gumara. Madam Gao saja, bahkan tidak berkutik menghadapi kekuatan puncaknya. Terlebih, Gumara memiliki ambisi untuk menguasai tubuh Awan demi menyempurnakan kebangkitannya. Jelas dia tidak peduli dengan apapun, selain kejayaannya sendiri. Bangkitnya Gumara, merupakan bencana bagi umat manusia. Semua orang langsung terdiam dan seakan kompak memikirkan hal yang sama.Setela
"Apa kami bisa menemuinya?" Tanya Karin lagi berharap.Sayangnya, Noura hanya dapat menghela napas dalam dan menggeleng, "Belum, untuk saat ini. Kalian tentu tahu, status Awan tidak biasa. Jadi, kami perlu memastikan kondisinya sampai ia bangun nanti. Sekarang, beberapa orang dari keluarga Sanjaya sudah datang untuk ikut memantau perkembangan kondisinya. Nanti, akan saya kabari jika ada perkembangannya."Karin dan yang lainnya terlihat kecewa, namun mereka bisa memaklumi kondisinya."Lalu, di mana Devi, mbak? Kami belum melihatnya dari tadi." Tanya Lina heran. Begitupun dengan teman-temannya yang lain. Mereka tahu, sekelompok pria yang datang di makam tadi itu merupakan pasukan khusus klan Atmaja. Melihat dari cara mereka bicara pada Devi, mereka berkesimpulan jika Devi pasti memiliki posisi penting dalam klan Atmaja. Herannya, semenjak mereka datang ke rumah sakit ini dan hingga saat ini, mereka sama sekali tidak melihat Devi di sana. Tidak mungkin Devi pergi begitu saja, sementara