Angin sedikit menyapu pepohonan disekitar kompek, udara dingin yang diciptakan mulai membuat suasana semakin hening. Siang tadi langit tampak cerah, namun sorenya langit menjadi sangat gelap. Begitulah cuaca, tidak ada yang bisa memastikannya, melainkan hanya prediksi semata.
Jack kembali setelah kurang dari sepuluh menit mengecek keadaan didalam komplek, dia mengabarkan bahwa banyak darah menciprati tembok dan hampir seluruh rumah didalamnya dihiasi bau darah dan merah maroon darah. Jack,
“ Kita harus cepat membantu. Jika tidak sesuatu yang jauh lebih buruk akan terjadi” sambung Jack.
Saat ini, hanya dia yang memahami keadaan didalam komplek. Tidak lama berunding tentang apa yang akan dilakukan. Tampak dari kejauhan dua ekor serigala besar ditunggangi seorang pria besar. Tidak salah lagi itu adalah Paman Jhonny dan lainnya. Dibelakang mereka diikuti para Gresmonian.
Bah
Setetes demi setetes bulir air turun dari langit, hingga mereka turun secara beruntun dan membasahi wajah bumi. Suara tinju dan terkaman, serta suara raungan terdengar samar dibalik berisiknya hujan. Aku berada tidak jauh dari mereka yang tengah mempertahankan keluarga mereka dari serangan Who. Aku juga tidak mampu bergerak bebas akibat tanah yang mulai menjadi lumpur akibat air hujan yang sangat ramai. Disana ada sekitar dua puluh ekor serigala, dan dua diantaranya adalah Jason dan Rytme, selebihnya aku tidak tahu mana yang teman dan musuh. Aku juga menghitung jumlah orang-orang yang memiliki evolusi seperti kera. Mereka sekitar sepuluh orang. Keluarga Clasvoki adalah keluarga penebang pohon, mereka juga pengrajin segala jenis kayu. Kalau dipikir-pikir, wajar Juna menjadi seorang penebang pohon. Sebab dia adalah seekor raja kera yang memiliki kekuatan yang besar. Para
Di luar, suara guntur bersautan; langit semakin gelap; malam telah tiba. Kami memenuhi ruangan itu sembari mendengar kotbah dari Laire. Sudah jelas, di awal malam itu Laire membahas tentang perlakuan keluarga Dorrothy yang saling membantai, berbagai praduga dan asumsi diutarakan oleh Laire dan beberapa pimpinan kepala keluarga. Tidak luput pula beberapa kritik keluar dari lisan beberapa orang. Aku merasa orang-orang itu tidak memiliki hati. Bagaimana tidak, dalam suasana berduka seperti itupun mereka masih bisa mengkritik keluarga Dorrothy. Selayak kilat memutus pendengaran, seketika suasana menjadi senyap hening dalam pikiran. Mereka seakan-akan tidak memiliki apa-apa lagi untuk memberikan argumen. Disaat itu pula Laire memecah keheningan dengan memanggilku. “ Ken Landers. Berikanlah asumsimu tentang apa yang kau dapat selama ini.” Tegasnya. Suara Laire memang s
Siapa yang tak geram dengan pemandangan seperti itu, seluruh marga termasuk yang tidak menyukai Dorrothy pun kesal dibuatnya. Diruangan yang cukup luas itu, dua orang wanita saling berganti pandang satu sama lain. Laire memiliki tubuh yang lebih pendek dari Clara. Bahkan dari segi manapun Laire tetap kalah dibuatnya. Menurut pribadiku, Clara yang aku lihat saat ini jauh lebih cantik rupanya dari Laire, lebih hangat dari Laire dan dia juga tidak tampak ragu dengan tujuannya. Tapi sayangnya, dia jauh lebih keji. Sesekali Clara melirikku yang berada tidak jauh dari Laire. “ Clara, bukankah kita telah membuat kesepakatan. Untuk tidak mengganggu masing-masing dari kita?” balas Laire. Hal itu semakin menarik perhatianku, aku sebenarnya juga penasaran dengan hubungan mereka saat ini. Sebab, jika mereka tidak membuat sebuah kesepakatan, sudah pasti Hiroshi Hamada tidak datang ke
Sang kera, Oscar Clasvoki mengejar SUV yang sedang dijadikan tempat bersantai Clara. Mobil itu sedikit melaju pelan hingga Oscar meraihnya dan masuk kedalam mobil tersebut. “ Penyiksaan apa yang kau lakukan padanya. Hingga dia menjerit ketakutan seperti itu!” sahut Clara. Dia tanpa memperdulikan keadaan Oscar, langsung bertanya tentang kabarku. Dia mendengar dari balik microphone yang terhubung ke microphone Oscar sebelumnya tentang jeritanku. Hal itu justru meyakinkannya, bahwa Oscar benar-benar telah merenggut hidupku. “ Tidak terlalu susah. Tulangnya sangat rapuh bagiku.” Balas Oscar acuh tak acuh. Mobil mereka melaju diatas jalan dan meninggalkan daerah sekitar. Tidak berselang lama, keberadaan Paman Jhonny dan lainnya, mulai diketahui para anggota Who. Clara juga tidak ambil pusing, dengan mobil-mobil SUV yang mereka miliki, itu sangat mudah untuk menghamtam mobil yang dikendarai orang-orang Ethnic untuk menyelamatkanku. Sekitar
“ Makanlah terdahulu, kau kelihatan kekurangan energi.” Sahut pria yang menatapku. Kepalaku terasa pusing, badanku mulai terasa sakit dan membengkak. Aku perlahan menyentuh kepalaku dan merasakan sesuatu yang aneh. Aku mencoba merabanya kembali. Ternyata mereka telah memerban bagian kepalaku dan membersihkan bercak-bercak darah yang masih membekas akibat kecelakaan sebelumnya. Ya, tak perlu ragu bagiku untuk menyantap hidangan dari mereka. Jikapun mereka memiliki rencana jahat terhadapku. Pastinya mereka telah melakukannya saat aku pingsan. “ Terima kasih kembali untuk hidangannya. Aku akan kembali sekarang.” Ucapku yang telah menikmati beberapa hidangan. Aku bangkit dan mulai melangkahkan kakiku menuju pintu rumah mereka. Mereka bahkan hanya diam dan tak mencegahku. Kakiku menjadi sangat lemas, tenagaku belum optimal, tubuhku jatuh kembali kelantai. Pria itu kemudian membantuku berdiri dan memerintahkanku untuk duduk kembali. “ Aku Bashra. Te
Sesosok yang tak asing sedang berdiri dengan mengenakan kemeja rapi dan potongan rambut pendek berwarna gelap sedikit kemerahan, dia memakai kacamata pelajar dan siap untuk memulai hari ini. Enam hari lalu pembantaian Dorrothy terjadi, namun media sama sekali tidak menaikkan berita tersebut kelayar dunia. Dalam enam hari itu pula, sangat banyak yang telah berkembang dan berubah secara dominan. Seperti Ethnic Grasumian yang mulai merubah sudut pandang mereka terhadap Immanuel dan mulai menitik beratkan seluruh permasalahan ini kepada Jackson Terrence sebagai dalangnya. Bagaimana seorang Laire yang keras kepala itu bisa menurunkan keegoisannya? Itu karena Jonathan menghubungi Hansell Clasvoki tentang diriku sebelumnya, dan setelah benar-benar yakin, maka Hansell memaketkan sebuah surat penting tentang apa yang dia ketahui selama ini kepada Jonathan dan Jonathan memberitahukan berita besar itu kepada Laire dan Laire menyampaikannya
Aku duduk dibangku kantin yang bersebelahan dengan taman kampus. Lawan mejaku adalah Liliana dan disampingnya Estelle duduk. Disebelahku ada Kyo, Rinski dan Hans. Aku tidak tahu kemana Rey pergi saat itu. Lima bangku dari aku duduk, aku melihat gadis baru itu, maksudku Aeri. Dia duduk sendiri dan menikmati roti panggang yang dia beli di kantin. Daguku berpangkukan telapak tanganku, aku hanya memperhatikan Rinski yang mengajak Estelle dan Liliana berbincang. Sesekali Liliana mencoba melirikku, dia sungguh memiliki insting yang baik dan masih ingin memastikan sesuatu dari penyamaranku. “ Eh, Maaf.” ucap Aeri. Tanpa sengaja dia menyenggol seorang pelayan yang menghantar makanan. “ Oh Tuhan, apa mereka benar-benar tidak bisa menjaga tubuh mereka dari menabrak orang-orang.” Besitku dalam hati. Erina berjalan kesebuah meja, dia duduk disebuah meja yang membelakangi kami. Di meja itu juga terlihat punggung seorang wanita, sepertinya Erina kena
Pria tadi bernama Ivan untuk marganya aku belum mengetahui. Sedangkan gadis yang sebelumnya bersama Ivan bernama Melody. Diruangan itu pula ada tiga orang lainnya dan belum memperkenalkan diri mereka. Sambutan mereka tidak sehangat Oscar dan teman-temannya. Aku tidak tahu harus memulai darimana, mereka semua terlihat tenang dan sibuk dengan ponsel mereka pribadi. Sepertinya mereka sedang menunggu beberapa orang lagi agar mereka memulai perkumpulan mereka. Sudah hampir sepuluh hari lebih aku tidak memegang pobsel dan komputer, itu membuatku sedikit iri kepada mereka sekarang. Pandanganku masih menatap keluar jendela, aku mulai membuka sedikit jendela tersebut agar udara dapat masuk. Cuaca hari ini cukup bagus dan bersahabat, tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. “ Woaaahhh, melelahkan.” Ucap Ivan sembari meregangkan tubuhnya diatas bangku. “ Oh iya, apa kau tidak berniat menceritakan perjalananmu hingga kau bisa berada disini saat ini?” s