"Ya elah sensian amat sih lu?! Lagi datang bulan apa ya, bawaanya mau makan orang aja," sungut si B dengan santuynya, padahal si A sudah terlihat bertanduk karena ocehan-ocehanya yang sangat unfaedah alias tidak berguna itu."Lo bisa diem nggak?" Tanya si A dengan senyumnya yang terlihay jelas dia paksakan itu, "Kalo lo gak bisa diem, gue bikin lo diem selamanya aja oke?" Sambungnya dengan wajah kesal."Bikin gue diem selamanya? Caranya gimana?" Tanya si B dengan bodohnya."Gue bikinin lo kopi, terus gue campurin deh pake sianida. Hiiiih kesel banget gue sumpah sama lo! Besok-besok gue gak akan mau kalo sekelompok sama lo lagi, Big No!!" Kesal si A dengan emosi yang sudah sampai di ubun-ubun kepalanya."Ya ampun kok lo gak kreatif banget sih, itu kan kayak kasus pembunuhan tuh yang pernah viral. Cari cara lain kenapa, yang lebih kreatif gitu jangan plagiat karya orang. Di plagiat itu sakit tapi tidak berdarah, paham?" Jawab si B dengan gurauan garing dan crispynya."TER SE RAH!!" eja
"Gue kudu buruan pergi." Saat sedang melompati tembok yang tingginya setengah dari tinggi badanya, Ten pun tidak sengaja menginjak ranting kayu kering dan membuat suara.Krak!! Tak!!"Lo denger suara nggak?" Tanya si F pada si E."Suara apaan sih? Gue gak denger apa-apa, lo halu kali?" Tanyanya balik, dia tidak mendengar suara apa yang di dengar oleh F."Mana ada gue halu, gue beneran denger ayo coba cepetan cek takitnya ada penyusup." Si F pun segera berlari ke arah datangnya suara yang di dengar olehnya."Astaga ini anak denger suara apaan sih panik banget." Gumam si E pada dirinya sendiri saat melihat si F sudah berlari lebih dulu dan bahkan meninggalkanya di belakang."Siapa itu!?" Seru si F sambil terus mendekat ke arah suara.Meong.. meong.."Kucing?! Ternyata tadi itu kucing ini yang bikin suara gaduh?" Gumam si F saat mendapati ada seekor kucing hutan yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri."Apaan? Kucing hutan? Astaga jadi kucing itu yang udah bikin lo lari tunggang lang
Akhirnya sisa hari itu pun mereka lewati dengan beristirahat untuk memulihkan tenaga mereka yang sudah terpakai habis beberapa hari ini, mulai dari keberangkatan mereka untuk menuju ke pulau kembar.Di tambah lagi mereka sangat jarang bisa tertidur nyaman dan pulas saat malam hari, karena bagaimana pun mereka harus tetap waspada walaupun itu saat tidur.Jadi jika ada sesuatu yang berbahaya mereka pasti siap dengan hal itu.Mereka tidur berjejer dengan tas tidur masing-masing, jika di perhatikan mereka benar-benar sudah persis seperti ikan asin yang sedang di jemur.Berbaris tidak beraturan ke sana ke mari dengan tas tidur masing-masing, sedangkan tas tidur milik Bryan dan Belle berdekatan, dan Belle berada di bagian ujung gua itu bersamanya.Hal ini Bryan lakukan karena dia tidak ingin Belle tidur dekat dengan pria lain, meskipun itu Kevin, atau para elite sekali pun dia tak akan rela hal itu terjadi. Posesif, ya itulah sosok Bryan yang sebenarnya dia selalu berusaha menjaga apa yang
Bayangkan saja, imun tubuh melemah dan di tambah dengan dengan virus berdaya reaksi 2 kali lipat dari pada virus biasa, tentu saja akan sangat ampuh bin mujarap bukan? Itulah yang ada di fikiran Belle, kenapa dia mengajal para ilmuwan untuk bersekongkol dan membelot dari kekuasaan gabriel.Dan untuk beberapa ilmuwan yang gagal di ajak untuk kerja sama, Belle berencana mengatasinya sendiri nanti. Dan untuk penjaga yang ada di bawah pengawasan para ilmuwan yang tidak mau bersekutu dengan Belle juga akan di urus dengan cara yang berbeda nantinya, jika masih bisa lolos dari virus berdosis 2 kali lipat miliknya itu, tapi itu pun kemungkinanya sangat kecil, untuk memiliki imun yang sekuat itu.Tapi bukan Belle namanya jika tidak mempunyai banyak rencana cadangan, dia selalu saja bisa memikirkan rencana cadangan yang tepat jika saja rencana utamanya gagal, itulah yang membuatnya selalu sukses membawa kelompok pencurinya menjadi kelompok pencuri paling di cari dan paling misterius.Sebagai so
Pletak!!"Aah!!"Bruk!!"Hey kau kenapa?!" Mengguncang-guncangkan tubuh temanya, raut wajahnya berubah panik saat temanya itu tak kunjung sadarkan diri, hingga...Pletak!!"Argh!!"Bruk!!"Strike!! Tumbang 2 sisa 2 lagi, lebih baik aku urus dulu yang 2 ini dan bawa mereka ke tempat itu." Dengan langkah cepat dia pun menghampiri ke dua penjaga yang sudah tepar di tanah dengan tubuh yang kaku, seperti vampire cina yang di tempeli jimat mantra di jidatnya."Aduh, tapi gimana cara bawanya? Badanya aja kaku gini! Hm... Itu dia, kau menyelamatkan hidupku..." Dia pun berlari menghampiri alat pengangkut dorong yang biasa di gunakan tukang bangunan, karena kebetulan benda itu ada di sana berada di samping setumpuk semen dan pasir."He.. he.. maaf ya, kalian harus ku bawa dengan ini, sementara ini aku anggap kalian ini sebagai 2 karung semen, pftt!!" Monolognya saat mengangkut ke dua tubuh pria itu ke dalam alat pengangkut, sambil menahan tawanya karena melihat ekspresi dan pose ke dua penjaga
"Bagaimana ini? Kemana para penjaga itu? Kita dalam bahaya!!" Seru seorang ilmuwan yanga ada dalam kerumunan para ilmuwan lainya itu, seolah bagaikan kobaran api yang di siram dengan bensin dan menjadikan api itu semakin membesar, begitu juga dengan kegaduhan ini yang semakin gaudh dan kacau akibat para provokator yang memang sengaja menambah kalit keadaan."Benar kita dalam bahaya, apa kita harus lari? Mengungsi? Setidaknya kita bisa menyelamatkan nyawa!" Seru yang lainya dengan tujuan menambah gaduh juga."Apa ada penyusup? Bagaimana mungkin penjaga tangguh sebanyak itu bisa hilang tiba-tiba begiru saja, dan bahkan tanpa ada jejak sama sekali!! Kita harus mengajukan protes! Kita harus menyelamatkan nyawa kita!" Provokasi kembaki terdengar saling bersahutan, persis seperti demo harga minyak kemarin itu.Kelapa sebanyak itu namun tak ada minyak yang bisa di salurkan untuk masyarakat? Mustahil!! Seperti halnya keadaan sekarang, penjaga sebanyak dan setangguh itu hilang begitu saja seol
Saat ini Gabriel dan Joseph sedang dalam perjalanan menuju ke lab, yang ada di pulau sebelah.Mereka berencana mengungsikan para ilmuwan, ke markas lama mereka yang ada di kota yang sama dengan kota di mana rumah dan markas tim Belle berada."Apa kau yakin Gabriel? Bagaimana jika mereka malah melarikan diri saat sedang dalam perjalanan di bawa ke markas lama atau pun saat mereka sudah ada di sana? Bukankah kau akan kerepotan jika mereka kabur?" Tanya Joseph dengab penuh pertimbangan."Tenang saja, di tubuh para ilmuwan itu sudah aku suntikkan virus temuan wanitaku. Virus itu butuh penawar setiap sebulan sekali atau bisa sembuh jika mendapatkan antidotnya, tapi ku rasa hanya wanitaku yang tahu antidot dari virus itu."Jelas Gabriel pada Joseph kenapa dia tidak terlihat khawatir jika para ilmuwan itu berencana melarikan diri, karena mereka pasti akan mati jika tidak meminum penawar itu sebulan sekali."Oh jadi begitu? Pantas saja kau tidak ragu untuk mengungsikan mereka, ternyata kau su
Terdengar sorakan bahagia dari para ilmuwan di lantai bawah saat ini, di benak mereka sekarang hanya ada kebebasan yang sebentar lagi akan mereka dapatkan.Setelah sekian lama terkurung di pulau kembar, tentu saja mereka ingin kembali ke rumah mereka masing-masing.Bahkan kebanyakan dari mereka sudah berencana untuk meninggalkan dunia penelitian, dan hidup dengan sederhana tapi nyaman dan tidak ada ancaman apapun dari siapapun.Karena kehidupan dari seorang ilmuwan yang mereka rasakan selama ini hanyalah terkekang, ke tidak bebasan.Merekatidak memiliki hak untuk menolak, dan masih banyak lagi hal tidak menyenangkan yang mereka dapatkan dan harus mereka lakukan meski pada dasarnya mereka tak menyukai hal itu.Jadi mereka lebih memilih meninggalkan dunia penelitian meskipun harus meninggalkan dunia yang dulunya pernah menjadi pekerjaan impian mereka.Impian yang pernah menjadi tujuan hidup mereka yang justru membuat mereka berakhir di kubangan lumpur seperti ini dan tak sanggup untuk k