“Kamu-,” ucapannya terpotong.“Kamu? Kamu apa yah?” Tanya Kinan.“Kamu bukan anak kandung Ayah dan Bunda,” ucap Pak Rudi.“Jadi a-aku bukan anak kandung Ayah dan Bunda? Kenapa Ayah nggak kasih tau aku?” Ujar Kinan pada Pak Rudi.“Sabar sayang.”Arsen menenangkan istrinya“Itu semua karena, Bunda nggak mau kalau sampai kamu bersedih jika mengetahui dirimu bukan anak kandung kami,” kata Pak Rudi dengan suara lirih.Kaget! Kinan sangat terkejut mengetahui jika dirinya bukan anak kandung Ayah Rudi dan Bunda Melati. Dia merasa di bohongi oleh kedua orang tua angkatnya. Kinan memohon pada Ayah Rudi untuk menceritakan tentang dirinya semasa kecil dulu.“Tolong Ayah ceritakan bagaimana aku bisa kalian adopsi! Aku mohon yah,” pinta Kinan yang memohon pada Ayahnya.“Baiklah Ayah akan menceritakan semuanya padamu,” ujar Ayah pada Kinan.15 tahun yang lalu …“Mas, ayo kita periksa kesehatan. Aku ingin segera memiliki momongan,” ucap Melati pada Rudi.“Baiklah kalau begitu kamu bersiap ya. Kita lan
“Maafkan aku, Ayah. Selama ini sudah mengecewakan ayah. Terima kasih ayah dan bunda sudah merawat aku dari kecil sampai aku dewasa,” ucap Kinan pada Pak Rudi.“Seharusnya ayah yang meminta maaf kepadamu karena, selama ini ayah nggak peduli padamu. Padahal kamu begitu menyayangi ayah,” Pak Rudi meminta maaf pada anaknya.Kinan dan ayah langsung berpelukan. Kinan menangis setelah dia tau jika dirinya bukanlah anak kandung Pak Rudi. Namun, dia tetap bersyukur jika dulu Bunda tidak mengadopsi dirinya entah saat ini dia berada dimana.“Ini baby Fredy sudah ditemukan nak?” Tanya Ayah.“Iya yah. Baby Fredy sudah ditemukan dan alhamdulillah kami bisa berkumpul kembali,” ujar Kinan pada ayahnya.“Iya nak. Alhamdulillah jika kalian sudah bisa kembali bersatu dan semoga kalian selalu akur dalam keadaan apapun,” Pak Rudi menasehati anak dan menantunya.“Iya ayah terima kasih sudah menjadi ayah yang terbaik untukku,” ucap Kinan.“Iya sayang.”Setelah itu mereka berdua berpamitan pulang. Karena, ba
Pagi ini Arsen libur ke kantor dia sengaja diam di rumah. Karena, dia ingin hari weekend dia habiskan bersama keluarga kecilnya. Dia meminta Suster untuk menyiapkan Baby twins. Karena, hari ini dia akan mengajak istri dan anaknya berlibur ke Villa yang berada di puncak.“Sayang ayo ganti pakaiannya kita akan menghabiskan hari weekend di Villa Puncak,” ucapnya pada Kinan.“Iya sayang. Sebentar aku ganti pakaian dulu ya,” sahut Kinan pada suaminya.Kinan menuju ke dalam kamar dan dia segera mengganti pakaian. Selesai mengganti pakaian dia langsung keluar dari kamar. Sementara Arsen sudah menunggunya. Baby twins dan Suster Ela pun sudah siap. “Apakah semuanya sudah siap Sus?” Tanya Kinan.“Sudah bu,” jawab Suster.“Baiklah jika semuanya sudah siap, sekarang saatnya kita berangkat,” ujar Arsen.Mereka segera pergi menuju keluar rumah. Namun, di depan rumah sudah ada bu Susi berdiri menunggu Kinan.“Ibu! Sedang apa ibu berdiri disini?” Tanya Kinan.“Memangnya Ibu nggak boleh datang kesini
“Oh jadi bu Susi mau menjadikan Putra saya sebagai mesin ATM iya? Ayo jawab jangan diam aja.” “Jeng Bella!” Ucap Bu Susi dengan kagetnya. “Iya ini saya besan bu Susi!” Ucap Bella yang menatap bu Susi dengan jengkel. “Jeng Bella! Ya ampun ternyata kamu berbesanan sama jeng Susi?” Tanya teman bu Susi. “Iya Jeng, tadinya saya nggak tau kalau Kinan memiliki ibu sambung yang nggak tau malu! Dulu aja anak sambungnya selalu di hina dan di siksa eh sekarang giliran anak sambungnya menikah sama anak saya eh malah maunya minta uang terus! Situ nggak punya malu ya!” Ejek Bella pada bu Susi. “Ibu kalau ngomong dijaga ya! Saya bisa menuntut ibu dengan pencemaran nama baik saya!” Ancam bu Susi. “Wow serem juga ya bu Susi mau melaporkan saya pada pihak yang berwajib! Ih serem. Tapi saya nggak takut tuh walaupun, ibu ancam saya,” ucap Bella pada Bu Susi. Bu Susi kesal dan tidak lama dia pergi meninggalkan toko tas tersebut. Sedangkan, Bella puas sudah membuat bu Susi jadi malu. Bella han
Pagi pun menyapa sang Surya menyinari villa Arsen. Mereka berdua tidur dengan nyenyaknya setelah bercinta semalaman. Hingga sinar matahari masuk ke dalam kamar mereka. Kinan terbangun saat wajahnya terkena sinar matahari yang masuk lewat jendela kamar.“Hoam, ternyata sudah pagi. Ya ampun sudah jam 7 pagi!” Teriak Kinan yang kaget dirinya bangun kesiangan.“Ada apa sih yang kok teriak begitu?” Tanya Arsen yang menatap istrinya.“Kita kesiangan bang! Lihatlah sudah jam 7 pagi. Katanya pagi ini kita mau jogging? Malah ini bangunnya siang,” ucap Kinan pada suaminya.“Masih pagi sayang, baru jam 7 pagi kan. Lebih baik besok saja baru jogging. Pagi ini kita jogging di kamar saja,” ucap Kinan yang meledek istrinya.“Ih abang! Aku nggak mau jogging di kamar sama abang!” Kinan kesal suaminya meledek dirinya.“Ha ha ha kamu ini sangat lucu sekali yang,” ucapnya pada Kinan.Arsen memeluk Kinan dengan erat. Sedangkan Kinan yang di peluk pun memberontak nggak mau dipeluk oleh suaminya. Tidak lama
“Apakah benar apa yang dikatakan oleh Pak Idris! Tolong jawab Pak Tomi, saya mau penjelasan dari anda!” Ucapnya pada Pak Tomi. “S-saya,” ucapannya terputus.“Saya apa! Coba jelaskan pada saya!” Ucap Arsen dengan nada tinggi.“I-itu Pak, saya memotong gaji mereka biar di kemudian hari mereka bisa disiplin lagi,” ucapnya pada Arsen.“Disiplin? Apakah selama ini para petani teh nggak disiplin Pak Tomi?” Tanya Arsen pada Mandornya.“Ada beberapa dari mereka yang nggak disiplin Pak,” jawabnya pada Arsen.“Memangnya mereka telat berapa menit?” Tanya Arsen.“Telat 5 menit Pak,” ujarnya.“Telat 5 menit dan kamu potong gaji mereka 100 ribu! Dimana perasaan kamu Pak Tomi! Saya dengar juga kamu menggaji mereka kurang dari gaji UMR. Lalu uang yang dikeluarkan oleh perusahaan setiap bulan untuk gaji para petani kira-kira larinya kemana dana itu Pak Tomi?” Tanya Arsen dengan tegas.“Jika dalam besok hari Pak Tomi tidak bisa mengembalikan upah para petani, maka dengan terpaksa saya akan mengeluark
"Apa Caniago! Kau anak Ryan Caniago!” Tanya Bu Rina. Arsen keceplosan ngomong kalau nama belakangnya ada nama keluarga. Dia bingung harus menjawab apa saat bu Rina bertanya padanya.“Iya ma, dia Arsen Caniago anak dari Pak Ryan Caniago,” ucap Andre.“Dimana Papamu sekarang berada?” Tanya Bu Rina pada Arsen.“Papa ada di Jakarta bu,” ucap Arsen.“Iya ma, Papa ada di Jakarta. Ada apa mama tanya Papa Ryan?” Tanya Kinan pada Mamanya.“Mama ingin bertemu dengan Pak Ryan dan Bu Bella,” ucapnya pada Kinan.“Sayang, abangmu bilang kalau kalian sudah memiliki anak kembar? Apakah benar kalian sudah memiliki anak?” Tanya Bu Rina.“Iya ma, aku sama bang Arsen sudah memiliki anak kembar,” Kinan menjelaskan pada Mamanya.“Wah selamat sayang! Berarti Mama sudah memiliki cucu dan kamu sudah menjadi uncle si kembar Andre,” ucap Rina pada anaknya Andre.“He he he iya ma, aku sekarang sudah menjadi uncle untuk si kembar,” ujar Andre.Mereka berempat berbincang. Kinan senang melihat Mamanya sudah sehat
“Pak Tomi!” Panggil Arsen. Pak Tomi yang dipanggil pun menoleh ke arah Arsen yang berdiri di belakangnya. “Selamat pagi Pak Arsen,” ucapnya pada Arsen. “Iya selamat pagi Pak. Silahkan duduk,” Arsen mempersilahkan tamunya untuk duduk. “Terima kasih Pak,” jawabnya yang langsung duduk di sofa. “Ada perlu apa Bapak datang kesini?” Tanya Arsen. “Saya mau mengembalikan uang para petani Pak,” Pak Tomi memberikan amplop hitam kepada Arsen. “Sebaiknya Bapak kembalikan langsung pada para petani, bukan pada saya,” ujar Arsen yang menolak amplop tersebut. “Apakah masih ada yang mau Bapak sampaikan pada saya?” Tanya Arsen pada Pak Tomi. “Tidak ada Pak, kalau begitu saya permisi pamit pulang,”Pak Tomi berpamitan pada Arsen. Dia pergi meninggalkan Villa. Sedangkan,Arsen masuk kembali ke dalam Villa dan langsung menuju pada Kinan yang saat ini berada di dalam kamar. “Sudah lama menunggu ya yang?” Tanya Arsen pada Kinan. “Nggak apa-apa bang. Lagi pula kan tamu wajib kita temui j